Impulsif adalah kecenderungan melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya. Sering menghamburkan uang secara ekstrem termasuk perilaku impulsif.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
6 Apr 2023
Menghamburkan uang secara berlebihan bisa menjadi tanda perilaku impulsif
Table of Content
Apakah Anda termasuk orang yang sering bertindak tanpa memikirkan konsekuensi apa pun terlebih dahulu? Jika demikian, bisa jadi Anda memiliki perilaku impulsif.
Advertisement
Perilaku ini membuat Anda bertindak dengan cepat secara tiba-tiba. Tidak jarang, perilaku impulsif dapat berdampak buruk pada kehidupan seseorang.
Arti impulsif adalah kecenderungan untuk bertindak tanpa berpikir mengenai konsekuensi ataupun risiko yang akan dihadapi.
Apabila perilaku seseorang tiba-tiba berubah, di luar rencana, atau tidak didukung alasan yang kuat, kemungkinan mereka termasuk pribadi yang impulsif.
Menurut penelitian dari NCBI, perilaku impulsif biasanya dialami remaja akhir hingga berusia 30 tahun. Diperkirakan sekitar 80-95 persen individu dengan perilaku impulsif adalah perempuan.
Ciri orang impulsif adalah gegabah, gundah, tidak dapat diprediksi, labil, agresif, mudah terganggu, memiliki kontrol diri yang buruk, dan senang menginterupsi orang lain.
Contoh perilaku impulsif yang sering terjadi adalah membeli sesuatu tanpa direncanakan atau berlari ketika menyebrang jalan tanpa melihat kanan atau kiri terlebih dahulu.
Selain itu, berikut adalah tanda-tanda perilaku impulsif lainnya.
Terkadang, wajar jika perilaku impulsif terjadi sesekali. Akan tetapi, apabila terlalu sering atau sangat mempengaruhi kehidupan, kondisi tersebut tidak boleh diabaikan.
Setelah mengetahui arti impulsif dan contohnya, Anda juga harus memahami penyebabnya.
Pada anak-anak atau remaja, perilaku impulsif bisa terjadi karena otak mereka masih dalam perkembangan sehingga belum tentu merupakan pertanda masalah.
Memang belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya perilaku impulsif, tetapi hal ini dikaitkan dengan bagian otak hipotalamus dan hippocampus.
Hippocampus berperan aktif dalam daya ingat, pembelajaran, sekaligus emosi. Sementara itu, hipotalamus berperan dalam pengaturan mood (suasana hati) dan fungsi perilaku manusia.
Ketika para peneliti meningkatkan ataupun mengurangi lalu lintas antara hipotalamus lateral dan hippocampus ventral pada otak tikus, muncul efek yang sama, yaitu peningkatan perilaku impulsif. Di sisi lain, faktor genetik juga dianggap berperan.
Akan tetapi, perilaku impulsif juga dapat menjadi tanda dari berbagai kondisi berikut.
Disinyalir impulsif adalah tanda ADHD. Seseorang yang mengalami gangguan pemusatan perhatian sering kali menunjukkan perilaku impulsifnya dengan mengganggu orang lain yang sedang berbicara, meneriakkan jawaban atas pertanyaan, atau sulit menunggu giliran ketika berada dalam antrean.
Gangguan bipolar mempengaruhi suasana hati, tingkat energi, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Ketika perilaku impulsif muncul pada gangguan ini, pelakunya dapat belanja atau menghamburkan uang dengan sangat ekstrem, bahkan melakukan penyalahgunaan zat-zat tertentu.
Gangguan kepribadian antisosial dapat membuat seseorang tidak memperhatikan benar dan salah, serta memperlakukan orang lain dengan buruk tanpa memikirkan konsekuensinya. Perilaku impulsif yang terkait dengan kondisi ini adalah penyalahgunaan zat tertentu atau tindakan berbahaya lainnya.
Impulsif dan kompulsif sering kali dianggap sama sehingga membuat banyak orang keliru. Faktanya, keduanya merupakan sifat yang sangat berbeda.
Apa itu kompulsif? Pengertian kompulsif adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan dorongan yang tidak tertahankan.
Perilaku kompulsif umumnya didorong kebutuhan yang mendesak untuk mengurangi kecemasan dan stres.
Sederhananya, perilaku ini adalah respons terhadap pemikiran “jika saya tidak melakukan tindakan ini, sesuatu yang buruk akan terjadi”, sehingga bisa menyebabkan perilaku berulang.
Sementara itu, orang yang impulsif bertindak secara tiba-tiba berdasarkan instingnya. Perilaku ini biasanya didorong keinginan untuk mendapatkan hasil yang positif atau menyenangkan, seperti kebutuhan akan perasaan bahagia.
Dalam jangka panjang, perilaku ini bisa mengakibatkan konsekuensi negatif, misalnya tekanan emosional yang besar, penyesalan, menyakiti diri sendiri dengan sengaja, hingga tindakan kriminal.
Perbedaan kedua sifat ini juga bisa dilihat dari niatnya. Perilaku kompulsif adalah tindakan yang direncanakan, sedangkan perilaku impulsif adalah tindakan yang tidak direncanakan.
Baca Juga
Perilaku impulsif harus mendapatkan penanganan yang tepat. Jika sifat impulsif adalah bagian dari kondisi tertentu, maka perawatan yang dilakukan untuk mengatasinya bergantung pada penyebabnya.
Salah satu pendekatan yang umum dilakukan adalah analisis perilaku terapan (ABA). Dalam metode ini, Anda akan belajar menangani atau mengendalikan situasi yang cenderung memicu perilaku impulsif.
Anda juga mungkin memerlukan latihan pengendalian diri, relaksasi progresif untuk mengatasi masalah emosi yang berubah-ubah, dan terapi kognitif perilaku (CBT).
Selain itu, psikiater dapat merekomendasikan obat-obatan tertentu untuk mengatasi kondisi Anda.
Antidepresan, seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), dapat membantu meringankan gangguan kontrol impuls.
Akan tetapi, jika perilaku tersebut merupakan bagian dari ADHD, maka obat yang direkomendasikan mungkin termasuk amfetamin dan dextroamfetamin atau methylphenidate. Terkadang, obat-obatan nonstimulan juga bisa membantu mengendalikan impuls.
Di samping itu, Anda juga harus berlatih mengalihkan situasi yang bisa memicu impulsif. Misalnya, bawalah buku catatan untuk dicorat-coret agar perhatian Anda teralihkan. Hal ini dapat membantu menahan Anda untuk tidak bertindak gegabah.
Sebab, jeda yang dihasilkan bisa membuat Anda memikirkan apakah tindakan tersebut baik untuk dilakukan, serta memikirkan konsekuensi apa yang akan dihadapi nantinya.
Perlu Anda ingat bahwa perilaku impulsif bisa membahayakan diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Bukan hanya merusak hubungan dan keselamatan Anda, perilaku ini juga bisa menyebabkan kerugian finansial dan hukum jika tidak segera dikendalikan.
Oleh sebab itu, impulsif artinya kondisi yang tidak boleh diabaikan. Jangan ragu untuk berkonsultasi pada psikolog atau psikiater apabila Anda merasa memiliki kecenderungan atas perilaku ini.
Sementara itu, jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar impulsif, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Caranya, unduh sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Bekerja dari rumah selama pandemi dapat menimbulkan rasa stres tersendiri. Cara mengatasinya bisa dengan cara membuat rutinitas hingga membuat ruang kerja tersendiri.
3 Jun 2021
Lari dari kenyataan merupakan tanda bahwa seseorang memiliki disonansi kognitif. Gangguan mental ini cenderung mengubah fakta di dalam otak menjadi negatif.
30 Okt 2019
Salah satu cara menghilangkan nervous adalah dengan melakukan persiapan sebaik mungkin dan teknik pernapasan untuk relaksasi. Saat merasa tegang, yang dirasakan adalah campuran antara cemas, takut, dan antusias di saat bersamaan.
2 Nov 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved