Manfaat daun kratom dipercaya bisa meningkatkan stamina tubuh dan menurunkan gangguan kecemasan. Efek sampingnya bisa menimbulkan gangguan hati dan kejang.
1 Mei 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Efek sampingnya bisa lebih bahaya, loh.
Table of Content
Daun kratom adalah tanaman yang masih satu famili dengan pohon kopi. Tanaman ini banyak dijumpai di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Manfaat daun kratom sering kali digunakan sebagai obat melawan lelah dan meningkatkan produktivitas. Namun saat ini, pemakaian kratom sudah dilarang.
Advertisement
Biarpun begitu, daun yang satu ini dilarang dikonsumsi sebagai bahan baku obat dan makanan. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), daun ini sudah dikelompokkan sebagai golongan I narkotika. Penggunaanya sebagai bahan baku suplemen dan obat herbal pun sudah dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sementara itu penggunaan kratom sebagai bahan baku obat paten, perlu melalui serangkaian uji klinis terlebih dahulu. Sebenarnya, apa yang membuat daun kratom dianggap bermanfaat secara tradisional tapi dilarang penggunaannya? Berikut ini penjelasannya.
Dalam dosis yang rendah, kratom dipercaya bisa bekerja layaknya stimulant untuk tubuh. Berikut manfaat yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi kratom:
Daun kratom dipercaya bisa meningkatkan stamina dan mencegah rasa lelah saat beraktivitas. Hal ini yang membuat tubuh bisa melakukan lebih banyak kegiatan.
Bukan hanya itu, ekstrak kratom juga membuat tubuh lebih waspada akan keadaan sekitar. Orang yang mengonsumsinya pun akan merasa lebih percaya diri untuk melakukan interaksi sosial.
Kandungan dalam kratom memiliki sifat antiperadangan. Bahan aktif yang terkandung dalam kratom adalah alkaloid mitragynine dan 7-hydroxymitragynine. Bahan ini diyakini bisa memberikan efek analgesik atau meredakan nyeri, meredakan peradangan di tubuh, atau membuat otot menjadi lebih rileks.
Hal ini yang membantu meredakan rasa nyeri saat mengonsumsinya. Tidak heran kratom sering dimanfaatkan untuk mengatasi masalah nyeri punggung, nyeri sendi, dan gangguan tubuh lainnya.
Kratom memiliki kandungan antidepresan yang membuat tubuh dan pikiran lebih rileks. Penggunaan dalam dosis yang pas bisa membantu menurunkan gangguan kecemasan hingga mencegah depresi. Sejumlah kalangan memanfaatkan ekstrak daun ini untuk membantu tubuh lebih tenang saat sakit batuk, demam, hingga diabetes.
Sementara itu pada dosis yang lebih tinggi, kratom disebut bisa menimbulkan efek euforia. Daun yang satu ini juga bisa menimbulkan efek sedatif atau bekerja layaknya obat bius dan membuat emosi dan sensasi yang dirasakan otak menjadi berantakan.
Meski memberikan beberapa manfaat untuk kesehatan, efek samping yang bisa dihasilkan dari penggunaan kratom dianggap lebih besar dari manfaatnya. Tanaman ini bisa memberikan efek yang signifikan untuk tubuh.
Jumlah alkaloid yang ada pada kratom dianggap sama dengan yang terdapat pada narkotika jenis opium dan magic mushroom. Efek yang diberikan kratom pun bisa dirasakan tubuh dalam waktu cepat, yaitu 10 menit setelah dikonsumsi dan bisa bertahan kurang lebih 1,5 jam apabila dikonsumsi dalam jumlah kecil. Bahaya kratom juga bisa membuat koordinasi motorik tubuh terganggu, seperti pada orang mabuk.
Jika tanaman ini dikonsumsi dalam jumlah besar, efek euforia yang ditimbulkannya bisa bertahan hingga 5 jam. BNN mengungkapkan, di Indonesia juga pernah terdapat kasus kematian akibat konsumsi kratom yang bersamaan dengan obat-obatan lain.
Baca juga: Kenali Perbedaan Narkotika dan Psikotropika
Selama ini, penggunaan kratom banyak dijustifikasi dengan alasan menimbulkan efek yang sama dengan minum kopi. Padahal, hal tersebut tidak benar adanya.
Lagipula, efek samping yang ditimbulkan oleh konsumsi kratom jauh lebih berbahaya dibandingkan kopi. Kematian akibat penggunaan kratom pun tidak hanya pernah dilaporkan di Indonesia tapi juga di Amerika Serikat. Berikut ini, beberapa efek samping yang bisa timbul dari penggunaan kratom:
Kratom juga bisa menimbulkan efek samping pada sistem saraf dan pikiran seseorang, seperti:
Bahkan pada penelitian yang dilakukan menggunakan hewan uji, kratom menunjukkan efek yang lebih kuat dibandingkan morfin. Hingga saat ini, belum diketahui batas dosis yang dianggap aman atau sudah dianggap berlebihan saat mengonsumsi kratom.
Baca juga: Ciri-ciri Stres dan Hubungannya dengan Kecanduan Obat Terlarang
Selain efek samping di atas, bahaya penggunaan kratom lain juga bisa muncul, seperti:
Orang yang menggunakan kratom lebih dari enam bulan juga akan menunjukkan tanda-tanda kecanduan, seperti sakau apabila penggunaan tanaman ini dihentikan. Gejala sakau yang timbul, tidak jauh berbeda dari pecandu opium dan butuh perawatan medis segera.
Efek samping kratom juga bisa muncul pada bayi yang menyusu dari ibu yang mengonsumsi tumbuhan ini. Apabila dikonsumsi saat hamil, maka bayi yang lahir bisa merasakan gejala putus obat atau sakau hingga memerlukan perawatan khusus.
Menurut sebuah laporan di Amerika Serikat, sekitar 130 orang yang mengonsumsi kratom hingga bulan April tahun 2018 lalu, mengalami keracunan akibat infeksi bakteri Salmonella yang mungkin banyak terdapat di daun kratom.Keracunan akibat salmonella bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani dengan baik.
Penggunaan kratom di Indonesia sendiri baru akan benar-benar dilarang pada tahun 2022 atau lima tahun setelah penetapannya sebagai golongan narkotika golongan I dilakukan. Lima tahun tersebut diberikan sebagai masa penyesuaian. Sebab hingga saat ini, masih banyak petani kratom di Indonesia. Sehingga, perlu dilakukan pemusnahan perkebunan kratom secara perlahan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Menambahkan pengawet dapat memperpanjang umur simpan makanan. Namun, bijaklah saat memilih bahan pengawet untuk makanan Anda.
Makanan dan minuman yang mengandung gula, kafein, serta MSG bisa menjadi penyebab jantung berdebar. Biasanya, terjadi karena proses mengunyah atau kepekaan dari jenis makanan yang dikonsumsi.
Makanan penyebab asam urat biasanya mengandung purin tinggi sehingga perlu dihindari oleh penderita asam urat. Lantas, apa saja jenis makanan pemicu asam urat yang sebaiknya dihindari?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved