Musuh utama orang yang memiliki gout adalah mengonsumsi makanan tinggi purin, seperti daging dan hewan air. Meski demikian, ada ikan yang boleh dimakan penderita asam urat seperti tuna, lele, dan ikan sebelah.
25 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penderita asam urat masih boleh mengonsumsi ikan
Table of Content
Musuh utama orang yang memiliki gout adalah mengonsumsi makanan tinggi purin, seperti daging dan hewan air. Meski demikian, ada ikan yang boleh dimakan penderita asam urat seperti tuna, lele, dan ikan sebelah.
Advertisement
Di sisi lain, waspadai juga ikan tinggi purin karena dapat menyebabkan asam urat meningkat. Ikan dikatakan mengandung purin cukup tinggi apabila ditemukan 150-825 mg purin pada tiap 100 gram komposisinya.
Ada alasan mengapa orang yang menderita asam urat sebaiknya memilih dan memilah makanan dengan cermat. Apabila kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, bisa terjadi akumulasi di persendian. Konsekuensinya, akan terjadi pembengkakan, peradangan, dan juga nyeri.
Lantas, apakah mengonsumsi ikan tetap aman? Ada ikan yang mengandung purin cukup tinggi. Namun di sisi lain, ikan juga penting karena mengandung asam lemak omega-3 yang bisa mencegah penyakit jantung dan menurunkan kolesterol.
Jenis ikan yang boleh dimakan penderita asam urat adalah yang kandungan purinnya 50-150 mg pada tiap 100 gram komposisinya. Contohnya adalah:
Meski jenis ikan di atas aman dikonsumsi, tetap harus dalam porsi wajar. Terlalu sering mengonsumsinya juga dikhawatirkan bisa berpengaruh terhadap kadar asam urat.
Selain itu, pantau pula bagaimana respons tubuh setelah mengonsumsi ikan. Jika masih ragu, coba mulai konsumsi dalam porsi sedikit.
Tak hanya ikan, beberapa hewan air bercangkang atau shellfish juga bisa dikonsumsi oleh penderita asam urat asal masih dalam porsi wajar, seperti:
Lebih jauh lagi, ikan yang sebaiknya dihindari penderita asam urat adalah yang kadar purinnya antara 150-825 mg pada tiap 100 gram komposisinya. Beberapa jenis ikan yang masuk dalam kategori ini adalah:
Mengonsumsi ikan-ikan di atas dalam bentuk kaleng juga tidak disarankan bagi penderita gout. Sebagai contoh, ikan sarden dalam kemasan kaleng mengandung 480 mg purin per 100 gram, sementara ikan haring kalengan juga mengandung 378 mg purin.
Artinya, kadar purin ikan-ikan yang sudah diolah dan dikemas dalam bentuk kalengan akan jauh lebih tinggi. Konsekuensi mengalami nyeri dan radang akibat akumulasi asam urat pun kian tinggi.
Baca Juga
Setelah tahu ikan mana yang aman dikonsumsi oleh penderita asam urat, seberapa banyak takarannya? Idealnya, ketika asam urat sedang tinggi-tingginya hingga menyebabkan peradangan dan rasa nyeri, hindari dulu mengonsumsi ikan dan hewan air bercangkang.
Namun apabila sedang berada di fase mencegah terkena gout, sah-sah saja mengonsumsinya sesekali. Perlu diingat juga bahwa cara menyimpan dan mengolah ikan juga turut berpengaruh terhadap kadar purin di dalamnya.
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait pengolahan ikan adalah:
Alternatif yang bisa dilakukan selain menggoreng ikan adalah memanggang atau merebus di bawah titik didih. Jika ingin menambahkan lemak, pilih minyak kanola atau minyak zaitun.
Baca Juga
Pastikan pula tidak menambahkan garam karena dapat menyebabkan kadar sodium berlebih. Untuk menambah rasa, bisa disiasati dengan memberikan bumbu dan rempah pada ikan.
Penasaran ingin mencoba mengolah ikan dengan cara lebih sehat? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bagi yang sedang menjalani diet, lebih baik memilih kalori roti tawar lebih rendah seperti roti yang terbuat dari gandum utuh.
Makanan sehat untuk anak penting dipenuhi demi tumbuh kembangnya. Dalam satu sajian makan, anak memerlukan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan juga mineral agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi.
Gula jagung adalah produk substitusi atau pengganti gula biasa yang biasa digunakan di minuman bersoda atau minuman dengan perasa buah lainnya. Secara kimia, gula yang tinggi fruktosa ini berbeda dengan gula biasa.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved