Amarah meletup-letup dan tidak terkendali merupakan tanda Intermittent Explosive Disorder atau IED. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor genetik dan lingkungan seseorang.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
1 Agt 2021
IED bisa menyebabkan amarah yang meledak-ledak tanpa disaradi
Table of Content
Marah bisa jadi bagian dari kehidupan setiap orang karena itu cara untuk meluapkan emosi. Memendam emosi yang satu ini juga akan berdampak buruk untuk kesehatan mental. Sayangnya, meluapkan kemarahan secara berlebihan juga merupakan gejala dari Intermittent Explosive Disorder atau IED.
Advertisement
IED adalah episode agresif atau ledakan amarah dengan reaksi yang terlalu berlebihan dalam menanggapi situasi. Ledakan amarah pada seseorang ini bisa terus berulang jika tidak ditangani dengan baik. Meskipun begitu, gejalanya bisa saja menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Faktor yang mungkin bisa menyebabkan IED adalah gabungan dari genetik dan lingkungan tempat seseorang tumbuh. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa kadar serotonin yang rendah menjadi penyebab seseorang mengeluarkan amarah secara berlebihan. Banyak pendapat juga menyebutkan bahwa pria cenderung memiliki gangguan ini.
Berikut beberapa faktor penyebab lain yang bisa memunculkan Intermittent Explosive Disorder pada seseorang:
Mereka yang mengalami gangguan ini cenderung mengalami depresi, masalah kecemasan, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Selain itu, kemarahan yang meletup-letup ini bisa terjadi akibat keadaan yang dialami oleh seseorang. Berikut beberapa penyebab IED yang didapat dari faktor lainnya:
Gejala yang muncul sebenarnya bisa sangat bervariasi. Mungkin seperti marah dengan tambahan aksi lainnya. Berikut beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami IED:
Semua tindakan di atas dilakukan secara tiba-tiba. Hal ini pun diiringi dengan peningkatan energi dan ketegangan otot. Letupan amarah ini hanya berlangsung sementara dan tidak lebih dari setengah jam. Biasanya, orang yang memiliki IED akan merasa menyesal setelah semuanya terjadi.
IED masih bisa disembuhkan dengan berbagai cara. Anda sebaiknya memang menggunakan bantuan para profesional agar proses penyembuhan berjalan sesuai rencana. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan IED:
Menjalani terapi dalam waktu yang disarankan bisa membuat Anda lebih baik. Namun, Anda pun perlu disiplin menjalani terapi penyembuhan dan menuruti segala hal yang disarankan oleh dokter.
Berlatih mengatur napas saat emosi memuncak juga baik supaya kemarahan tersebut tidak terlalu meletup-letup. Anda pun bisa melakukan yoga secara teratur untuk membantu tubuh lebih rileks.
Lebih melihat ke pemikiran rasional dan sesuai logika bisa membuat Anda lebih baik dalam bereaksi pada sesuatu. Mungkin Anda butuh waktu untuk benar-benar bisa melakukannya.
Cara terbaik untuk melihat sebuah masalah adalah pencarian solusi. Pusatkan seluruh energi Anda yang meluap-luap itu untuk memperbaiki masalah dengan solusi yang paling masuk akal.
Mulailah lebih banyak membaca dan mendengarkan segala pesan yang disampaikan oleh orang lain. Cobalah mencerna maksudnya, lalu pikirkan respons terbaik untuk membalas pesan tersebut.
Menghindari situasi yang membuat kesal mungkin akan baik untuk kesehatan mental Anda. Hal tersebut hanya bisa dilakukan jika Anda benar-benar bisa tidak terlibat di dalamnya. Jika sudah terlibat, cobalah menyelesaikannya dengan kepala dingin.
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang terlalu banyak bisa membuat kesehatan Anda terganggu. Hal ini juga bisa membuat amarah meletup-letup semakin mudah muncul.
Baca Juga
Catatan dari SehatQ
Intermittent Explosive Disorder berisiko muncul pada pria di bawah 40 tahun dengan lingkungan keluarga yang keras. Selain itu, penggunaan zat berbahaya dan obat-obatan terlarang bisa memicu ledakan amarah. Anda bisa mulai melakukan relaksasi dan terapi dengan para spesialis untuk mengatasinya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar Intermittent Explosive Disorder, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Ade Irawan
Referensi
Artikel Terkait
Lari dari kenyataan merupakan tanda bahwa seseorang memiliki disonansi kognitif. Gangguan mental ini cenderung mengubah fakta di dalam otak menjadi negatif.
30 Okt 2019
Jujur kepada diri sendiri berarti menerima kondisi diri dengan penuh kesadaran dan keberanian. Contohnya, mengakui kelemahan diri dan kesalahan.
27 Jun 2022
Kompromi adalah menemukan kesamaan untuk mencapai kesepakatan bersama tentang sebuah tindakan yang sulit yang dapat mempengaruhi kedua belah pihak
19 Jun 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved