Ibu menyusui makan daging kambing tidak terlalu dianjurkan karena tinggi kolesterol dan lemak jenuh. Namun, cara mengolah dan memasak yang tepat dapat mengurangi risikonya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
31 Des 2020
Ibu menyusui makan daging tidak dianjurkan karena tinggi kolesterol dan lemak jenuh
Table of Content
Ibu menyusui makan kambing sering dianggap "tabu". Ya, anggapan daging kambing sebagai makanan yang dilarang untuk ibu menyusui sudah sangat mengakar di benak orang Indonesia.
Advertisement
Bukan tanpa alasan, sebab olahan daging yang satu ini dikhawatirkan dapat meningkatkan kolesterol
Lantas, apakah benar-benar tidak boleh makan daging saat menyusui?
Sebenarnya, hingga saat ini, tidak ada penelitian yang melarang ibu menyusui makan daging kambing. Artinya, perempuan boleh saja makan daging saat menyusui.
Inilah nutrisi yang bisa Anda dapat dari satu iris tebal daging kambing seberat 42 gram:
Daging kambing adalah sumber protein hewani yang baik.
Protein yang didapat dari makanan untuk ibu menyusui ini bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka.
Terlebih, ibu biasanya mengalami puting lecet saat menyusui maupun luka setelah melahirkan.
Riset yang diterbitkan pada British Journal of Nursing menjelaskan, protein yang didapat dari daging kambing membantu mempercepat pemulihan jaringan yang rusak.
Tidak hanya itu, protein pun membantu tubuh menghasilkan kolagen. Oleh karena itu, keduanya membantu proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat.
Selain itu, salah satu komposisi utama pada ASI pun adalah protein. Dari riset terbitan Pediatric Clinics of North America, dalam kandungan protein pada ASI sekitar 0,9 hingga 1,2 gram/dL.
Baca Juga
Artinya, mengonsumsi kambing pun mampu menambah asupan protein yang akan diserap ke dalam ASI.
Protein tambahan di dalam ASI berguna untuk menambah berat badan dan massa otot bayi. Hal ini dibuktikan pada studi dari jurnal Journal of the International Society of Sports Nutrition.
Dalam penelitian ini, apabila massa otot naik, hal ini pun membuat massa tubuh bayi ikut meningkat.
Hal ini membuat berat badan bayi bertambah. Oleh karena itu, tumbuh kembang bayi pun menjadi optimal.
Efek makan daging kambing ibu menyusui yang berlebihan dapat merugikan kesehatan.
Sebab, daging kambing juga mengandung dari lemak jenuh dan kolesterol.
Ibu menyusui yang terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan kolesterol berisiko mengalami penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis).
Dalam jangka panjang, makan daging kambing secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke pada ibu menyusui.
Ibu menyusui makan daging kambing secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan atau bahkan obesitas. Sebab, daging kambing kaya akan lemak.
Baca Juga
Satu potong daging kambing mengandung 8 gram lemak. Dalam setiap gram lemak, terdapat 9 kkal energi.
Artinya, jumlah kalori dalam lemak dua kali lebih besar daripada di dalam karbohidrat dan protein. Asupan kalori yang lebih besar daripada pembakaran kalori akan menyebabkan berat badan meningkat.
Di sisi lain, berlebihan makan olahan daging kambing yang dibuat dengan banyak tambahan garam dalam jangka panjang dapat memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal tersebut telah dibuktikan melalui studi dari Asian-Australasian Journal of Animal Sciences.
Selain karena kandungan kolesterol dan lemak alaminya, cara pengolahan pun turut memengaruhi dampak yang akan dirasakan ibu menyusui setelah makan daging kambing.
Misalnya, pada olahan gulai atau tongseng daging kambing yang menggunakan santan untuk memperkaya rasa.
Santan mengandung asam laurat, yang terbukti meningkatkan kadar kolesterol jahat dan lemak dalam darah. Hal ini disampaikan oleh penelitian dari The American Journal of Clinical Nutrition.
Cara pengolahan lain yang cukup memberikan efek negatif adalah dengan membakarnya, seperti sate ataupun barbeku.
Studi terbitan jurnal Asian Pacific Journal of Cancer Prevention memaparkan, pembakaran daging seperti sate atau barbeku akan menciptakan senyawa bernama heterocyclic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs).
Kedua senyawa tersebut tergolong sebagai karsinogen, yang diketahui mampu memicu kanker.
Baca Juga
Jika jenis masakan dan cara pengolahan rupanya cukup memengaruhi kesehatan ibu menyusui, lantas bagaimana cara menyiasati makan daging kambing agar lebih sehat?
Anda bisa mengolahnya menjadi sup kambing. Sup tentu tidak diolah dengan cara dibakar dan tidak menggunakan santan.
Terlebih, sup menggunakan banyak jenis sayur yang kaya akan serat dan nutrisi lainnya yang menyehatkan tubuh.
Namun, Anda harus ingat, jangan menggunakan garam terlalu banyak agar menimbulkan risiko hipertensi.
Ibu menyusui makan daging kambing sebenarnya tidak dilarang. Bahkan, ada manfaat yang bisa didapat dari makan daging saat menyusui.
Namun, bukan tidak mungkin ada efek merugikan dari makan daging kambing jika ibu menyusui mengonsumsinya berlebihan.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut soal pola makan yang sehat selama menyusui, Anda bisa langsung konsultasi dengan dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
Nipple shield adalah pelindung puting yang terbuat dari silikon tipis dan dikenakan pada puting saat Anda menyusui. Penyambung puting ini memungkinkan ASI diisap lebih mudah, tapi juga bisa membuat bayi terlalu terbiasa dengannya sehingga kesulitan untuk menyusu secara langsung lagi.
29 Mar 2021
Warna ASI yang bagus bisa saja berwarna kuning, putih bening, kehijauan, atau sedikit kemerahan karena tergantung dari apa yang ibu makan. Perubahan warna ASI juga bisa dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibu selama menyusui.
20 Des 2020
Banyak orangtua khawatir saat ibu menyusui makan pedas bisa mempengaruhi rasa ASI dan kondisi kesehatan bayi. Namun faktanya, makanan pedas seperti sambal justru bisa mengenalkan ragam rasa pada bayi.
25 Jul 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved