Ayah atau ibu lelah mengurus anak bisa saja mengindikasikan parental burnout. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai dampak buruk. Lantas, bagaimana mengatasinya?
2023-03-20 05:07:33
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ibu lelah mengurus anak harus diwaspadai jika berkepanjangan
Table of Content
Pernahkah Anda merasa sangat lelah, baik secara fisik atau mental, saat mengurus anak? Kondisi ayah atau ibu lelah mengurus anak ini dapat mengindikasikan parental burnout. Parental burnout adalah sebuah sindrom yang secara spesifik diakibatkan karena sering mengalami stres pengasuhan (parenting stress) yang kronis.
Advertisement
Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, termasuk di masa pandemi ini saat ayah atau ibu juga harus membantu anaknya belajar di rumah karena sekolah daring. Belum lagi ada berbagai pekerjaan rumah yang menanti. Akumulasi berbagai hal ini bisa membuat orangtua merasa kewalahan.
Sebuah penelitian tahun 2018 menyatakan seorang ibu lebih rentan mengalami burnout daripada ayah. Namun, tetap tidak boleh mengabaikan psikologis ayah karena kesehatan mental ayah dan ibu perlu dijaga
Selain karena banyaknya hal yang harus ditangani oleh ayah dan ibu, kelelahan mengurus anak sendiri juga bisa terjadi akibat ayah atau ibu tidak meminta atau mendapatkan bantuan dari pasangan maupun anggota keluarga lainnya.
Hal ini menyebabkan ayah atau ibu melakukan banyak hal secara bersamaan sehingga bisa menyebabkan kelelahan yang luar biasa. Misalnya, melakukan semua pekerjaan rumah sembari mengajarkan anak belajar. Beberapa tanda ayah atau ibu lelah mengurus anak (parental burnout) yang bisa diamati, yaitu:
Sebetulnya, kondisi ayah atau ibu lelah mengurus anak merupakan hal yang wajar jika hanya terjadi sementara saja. Ayah atau ibu pun biasanya cepat bangkit kembali. Namun, jika kondisi ini berlangsung lama hingga menunjukkan tanda-tanda di atas, tentunya tidak boleh diabaikan.
Ketika ayah atau ibu lelah mengurus anak dalam waktu yang berkepanjangan, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi dirinya sendiri maupun keluarga. Berikut beberapa dampak dari parental burnout yang mungkin terjadi:
Kelelahan mental juga bisa membuat ayah atau ibu mencari pelarian lain dengan melakukan perilaku adiktif, seperti bermain media sosial, belanja, merokok, dan berusaha untuk membuat perasaannya senang.
Bukan hanya menyerang mental, ayah atau ibu lelah mengurus anak juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti sakit kepala, lesu, nafsu makan menurun, hingga berat badan turun.
Parental burnout dapat meningkatkan konflik dengan pasangan. Sebab, ayah atau ibu menjadi lebih mudah marah dan sensitif sehingga hal yang sepele pun bisa menghasilkan konflik. Jika terus berlanjut, hubungan Anda dan pasangan dapat merenggang.
Karena tidak merasa lagi terhubung dengan anak, Anda mungkin mengabaikan dan berlaku keras padanya.
Tak jarang, hal ini menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak, baik secara fisik maupun verbal. Akibatnya, anak pun bisa menjadi ketakutan dan depresi.
Ayah atau ibu yang mengalami parental burnout mungkin juga memiliki keinginan untuk melarikan diri. Ia enggan berada di dekat anaknya. Dengan melarikan diri, Anda berharap permasalahan bisa usai. Pada kasus yang parah, capeknya jadi ibu rumah tangga bahkan bisa menimbulkan pikiran untuk bunuh diri.
Baca Juga
Ada beberapa cara mengatasi parental burnout untuk menghindari konsekuensi negatifnya, yaitu:
Ketika ayah atau ibu lelah mengurus anak, usahakan untuk beristirahat dengan cukup dari rutinitas harian. Jangan terus memaksakan diri hingga energi semakin terkuras. Sempatkanlah untuk tidur jika punya waktu senggang.
Sempatkanlah untuk tidur jika punya waktu senggang. Misalnya, tidur siang selama 20 menit dapat memulihkan energi dan mengurangi stres. Selain itu, tidur juga dapat meningkatkan fokus dan membantu Anda mengendalikan emosi dengan lebih baik.
Jika merasa lelah, jangan ragu untuk meminta bantuan pada pasangan atau anggota keluarga lainnya. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa kewalahan sendiri dalam mengurus anak. Anda juga bisa membagi tugas dengan pasangan agar semuanya terasa lebih ringan.
Tidak ada salahnya jika Anda menceritakan keluh kesah pada orang terdekat. Hal ini bisa membuat Anda merasa lebih baik saat didengarkan. Apalagi jika orang tersebut memberi dukungan pada Anda sehingga bisa meningkatkan semangat.
Di tengah rasa lelah atau jenuh mengurus anak, sempatkan untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan atau Anda sukai, seperti membaca buku, menonton film, atau menjahit. Jangan lupa pula merawat diri Anda sendiri dengan baik.
Capeknya menjadi ibu rumah tangga sering kali membuat banyak orang enggan untuk berolahraga. Padahal berolahraga dapat membantu meningkatkan energi, dan hormon ‘perasaan baik’ di dalam tubuh. Alhasil, stres pun menjadi berkurang.
Tidak perlu ke gym setiap hari, Anda dapat melakukan olahraga ringan, seperti berjalan-jalan di sekitar rumah selama 10 menit untuk menjernihkan pikiran dan membuat Anda kembali bersemangat untuk menghadapi tantangan.
Dengan melakukan beberapa hal di atas, diharapkan parental burnout bisa diatasi. Akan tetapi, jika tak kunjung memberi perubahan yang positif, berkonsultasilah pada psikolog untuk mendapat penanganan yang tepat.
Sementara, jika Anda ingin bertanya seputar masalah kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara membatasi anak bermain gadget berlebihan perlu diketahui orangtua untuk mengatasi kebiasaan buruk ini. Salah satu caranya efektifnya adalah dengan menetapkan waktu dan daerah rumah tertentu yang “bebas-gadget”.
Untuk mengatasi anak cengeng, terdapat beberapa macam strategi yang bisa dilancarkan orangtua, mulai dari tetap tenang dan tidak terbawa emosi, memberikan sentuhan hangat, mengalihkan perhatian si kecil, hingga mengatur waktu istirahat anak.
Sayur untuk anak yang mudah diolah meliputi wortel, bayam, brokoli, hingga ubi. Sayur-mayur tersebut memiliki rasa yang lezat dan bernutrisi. Ada pula sejumlah resep yang mudah dibuat dengan sayur-mayur ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved