Jika penasaran ibu demam bolehkah menyusui, jawabannya tentu boleh. Justru, ibu sedang menghasilkan antibodi.
4.5
(2)
12 Mei 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ibu demam masih boleh menyusui
Table of Content
Jatuh sakit rasa-rasanya adalah hal terakhir yang diharapkan terjadi pada ibu menyusui. Ada bayi yang tengah membutuhkan perhatian 24 jam. Jika penasaran ibu demam bolehkah menyusui, jawabannya tentu boleh. Justru, ibu sedang menghasilkan antibodi.
Advertisement
Namun tentu tidak semua penyakit mendapatkan lampu hijau untuk menyusui. Pada beberapa kasus, ada kalanya ibu tidak disarankan memberikan ASI secara langsung karena potensi penularan.
Salah satu penyebab paling umum demam adalah flu. Anda tetap bisa menyusui seperti biasa karena virus ini tidak akan menular lewat ASI. Bahkan menariknya, si kecil bisa saja mendapatkan perlindungan dari ASI karena ada antibodi di dalamnya.
Namun tentunya, sang ibu juga perlu melihat kondisi tubuhnya. Apabila tidak memungkinkan sama sekali untuk menyusui secara langsung, maka memberikan ASI perahan juga bukan masalah.
Selain itu, pemberian susu formula pun juga tak ada salahnya ketika ibu tak memungkinkan menyusui langsung.
Betapa tidak nyamannya ketika ibu sedang merasakan mual, muntah, bahkan diare. Tapi lagi-lagi kabar baik yaitu virus yang menyerang pencernaan tidak akan menular lewat ASI.
Sama seperti halnya demam akibat flu, bayi justru bisa mendapatkan antibodi yang bisa melindungi dirinya. Ini didukung dengan banyak temuan bahwa memberikan ASI kepada bayi menurunkan risiko mereka mengalami infeksi saluran cerna.
Meski demikian, aturannya tetap sama. Apabila kondisi tubuh terlalu lemah untuk menyusui, jangan paksakan. Setiap kali ada celah waktu untuk beristirahat, lakukan. Jangan lupa bekali tubuh dengan nutrisi lewat konsumsi makanan bergizi dan banyak cairan.
Baca Juga
Bagaimana dengan demam akibat virus pemicu pandemi global, COVID-19? Penelitian menemukan bahwa antibodi dalam ASI juga bisa memberikan kekebalan pasif kepada bayi. Semua bisa terwujud hanya dengan menyusui.
Menurut studi itu, antibodi dalam ASI bersifat cross-reactive. Artinya, mereka bisa melawan komponen virus SARS-CoV-2 berkat ASI dari ibu yang menderita COVID-19.
Memang penelitian seputar hal ini masih terbatas. Namun, ada begitu banyak studi yang tengah berlangsung. Apabila semuanya terbukti menemukan hasil serupa, artinya menyusui saja bisa memberikan perlindungan pada bayi.
Jika ada kekhawatiran si kecil tertular akibat memberikan ASI secara langsung? Menurut data-data yang terkumpul, kemungkinan terjadinya hal ini sangat kecil.
Namun, tetap penting untuk melakukan isolasi mandiri dan beraktivitas terpisah sementara dari si kecil. Ini krusial demi mengurangi risiko penularan virus kepada bayi, terutama yang baru lahir.
Bagi ibu menyusui yang masih memberikan ASI secara langsung, pastikan mencuci tangan lebih sering. Selalu gunakan masker dan menggantinya secara berkala. Lakukan disinfektasi seluruh barang yang kontak langsung dengan Anda, bayi, dan juga payudara.
Ada banyak rekomendasi obat yang aman dikonsumsi ibu menyusui agar tetap bisa memberikan ASI-nya secara langsung. Namun, ada juga beberapa jenis obat yang berpengaruh terhadap ASI. Dampaknya pada bayi pun berbeda-beda.
Untuk yakinnya, jangan ragu mulai berkonsultasi pada dokter tentang pilihan obat apa yang aman. Terlebih, kondisi setiap individu bisa saja berbeda. Apa yang aman dan masih bisa ditoleransi satu orang belum tentu berlaku sama pada orang lain.
Perlu diingat pula bahwa ketika sakit, suplai ASI bisa saja menurun. Anda menjadi lebih mudah dehidrasi dan perlu lebih banyak lagi asupan cairan. Belum lagi sakit yang menyebabkan tidak nafsu makan sangat mungkin berpengaruh pada produksi ASI.
Beberapa jenis obat seperti antihistamin juga bisa menyebabkan ASI lebih cepat kering. Untuk mengimbanginya, perbanyak porsi makan baik secara frekuensi maupun porsi.
Jika ibu tidak memungkinkan menyusui secara langsung, alokasikan waktu untuk memerah ASI. Ini dapat membantu menjaga produksi ASI agar tetap stabil. Ketika produksinya menurun pun, jangan jadikan pikiran yang bisa memicu stres. Lewat adaptasi atau power pumping, produksi ASI bisa kembali normal.
Setelah membahas seputar ibu demam bolehkah menyusui, perlu dicatat bahwa ada beberapa kondisi medis yang tidak disarankan menyusui. Utamanya, mereka yang telah terdiagnosis menderitaL
Kondisi di atas sangat mungkin menular ke bayi lewat ASI. Ini berbeda dengan penyakit seperti demam atau masalah pencernaan. Konsultasikan dengan dokter bagaimana solusi yang tepat.
Meski sudah ada lampu hijau untuk tetap menyusui si kecil apabila sedang sakit seperti demam, masalah pencernaan, hingga COVID-19, jangan jadikan itu sebagai beban. Memang ASI justru mengandung antibodi, namun jangan sampai menyita waktu ibu untuk istirahat.
Sebab, inti dari sakit adalah tubuh perlu waktu beristirahat. Jika menyusui secara langsung membuat hal ini mustahil terwujud, sebaiknya pertimbangkan alternatifnya.
Sebagai contoh, memerah ASI dan meminta bantuan orang terdekat untuk memberikan kepada bayi. Bahkan ketika keduanya tak memungkinkan pun, pemberian susu formula juga bukan hal terlarang.
Baca Juga
Selalu pastikan menggunakan masker dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan si kecil.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut seputar mekanisme pemberian ASI ketika ibu sedang sakit, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Leher bayi lecet biasanya terjadi berbarengan dengan ruam atau rasa gatal. Sebab, bayi akan menggaruknya setiap kali terasa gatal, belum bisa menahan gatal seperti halnya orang dewasa.
Merawat bayi kembar sebaiknya fokus kepada seluruh bayi. Sebagai contohm mencatat jadwal kegiatan bayi hingga menggunakan stroller ataupun gendongan ganda agar mendapatkan perhatian yang sama.
Hydrops fetalis adalah penyakit langka yang bisa mengancam nyawa bayi. Gejalanya dapat terlihat saat bayi dilahirkan, mulai dari kulit pucat, adanya memar, hingga pembengkakan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved