Empat hormon menstruasi adalah estrogen, progesteron, follicle stimulating hormon (FSH), dan luteinizing hormone (LH). Keempat hormon tersebut memiliki peran dalam fase siklus menstruasi, mulai dari fase ovulasi sampai fase folikular.
2023-03-22 07:45:10
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hormon menstruasi berperan mengatur lancar atau tidaknya siklus
Table of Content
Proses haid yang terjadi di tubuh diatur oleh hormon. Hormon yang bertanggung jawab untuk siklus menstruasi adalah hormon estrogen, hormon progesteron, luteinizing hormone (LH), dan follicle stimulating hormone (FSH).
Advertisement
Jika kadar hormon-hormon di atas tidak seimbang, maka akan ada gangguan pada siklus menstruasi. Perempuan dengan kelainan kadar hormon, biasanya mengalami haid yang tidak teratur.
Siklus haid atau menstruasi berlangsung dalam empat fase, yaitu fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal.
Di masing-masing fase tersebut, hormon menstruasi yang terdiri dari estrogen, progesteron, LH, dan FSH, menjalankan fungsinya sehingga wanita bisa melalui siklus haid yang normal. Berikut penjelasannya.
Estrogen adalah hormon seks wanita, berperan untuk menumbuhkan dan mematangkan dinding rahim yang menebal saat fase luteal dalam siklus menstruasi
Fase luteal adalah bagian dalam siklus haid yang terjadi sebelum fase menstruasi. Pada fase luteal, kadar hormon estrogen dan progesteron akan meningkat dan memicu terjadinya penebalan dinding rahim sebagai persiapan kehamilan.
Apabila kemudian kehamilan tidak terjadi karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma, maka lapisan dinding rahim yang menebal tadi akan meluruh. Jaringan yang luruh itu akan keluar dari vagina dalam bentuk darah.
Darah inilah yang kita kenal sebagai darah menstruasi. Keluarnya darah pertama kali menandakan awal siklus haid.
Pada fase menstruasi, kadar estrogen dan progesteron di tubuh akan kembali menurun karena tubuh tidak lagi membutuhkannya untuk menebalkan dinding rahim.
Sebagian besar estrogen di tubuh diproduksi di indung telur dan sebagian kecilnya dihasilkan di kelenjar adrenal serta jaringan lemak.
Progesteron juga termasuk sebagai hormon seks wanita. Hormon ini berfungsi untuk menyeimbangkan efek hormon estrogen di tubuh dan dikenal juga sebagai hormon penenang.
Sama seperti estrogen, progesteron adalah hormon menstruasi yang berperan besar saat fase luteal.
Tugas utama hormon ini saat fase luteal adalah mengontrol pertumbuhan dinding rahim agar tidak berlebihan sekaligus menjaga strukturnya apabila kehamilan benar-benar terjadi.
Sementara itu, apabila kehamilan tidak terjadi, kadarnya akan menurun saat tubuh memasuki fase menstruasi.
Follicel stimulating hormone (FSH) adalah hormon dari kelenjar pituitari pada otak, dan bertugas untuk menstimulasi folikel di indung telur untuk mematangkan sel telur yang diproduksi.
Masa pematangan sel telur sebelum akhirnya dilepaskan ke rahim disebut sebagai fase folikuler. Dalam siklus menstruasi, dimulainya produksi FSH menandakan awal terjadinya fase ini.
Fase folikuler biasanya dimulai pada hari pertama darah haid keluar, sehingga waktunya beririsan dengan fase menstruasi, dan berakhir saat fase ovulasi dimulai.
Fase ini umumnya berlangsung selama 16 hari, meski bsia berbeda pada setiap wanita, tergantung dari siklus menstruasinya.
Sama seperti FSH, LH juga diproduksi di kelenjar pituitari. Dengan adanya LH, sel telur yang sudah dimatangkan oleh FSH akan dilepaskan ke rahim sehingga bisa dibuahi.
Proses pelepasan sel telur yang sudah matang ke rahim inilah yang disebut sebagai fase ovulasi.
Fase ovulasi adalah masa paling subur dalam siklus menstruasi. Jika Anda berhubungan selama fase ovulasi tanpa menggunakan alat kontrasepsi, maka kemungkinan terjadinya kehamilan cukup tinggi.
Jika lama siklus menstruasi Anda adalah 28 hari, maka masa ovulasi biasanya jatuh di hari ke-14 dan akan berlangsung selama kurang lebih 24 jam. Setelah itu, jika tidak ada pembuahan yang terjadi, maka sel telur akan mati atau luruh.
Setelah fase ovulasi selesai, maka fase luteal dimulai dan produksi hormon estrogen dan progesteron akan meningkat, sehingga membuat siklus menstruasi kembali ke awal.
Baca Juga: Fungsi Lengkap Hormon FSH dan LH untuk Tubuh Manusia
Apabila siklus menstruasi Anda tidak teratur, maka ada kemungkinan kadar hormon menstruasi di tubuh menjadi tidak seimbang.
Selain siklus tidak teratur, gejala ketidakseimbangan hormon lainnya adalah jerawat sering muncul, mudah lelah, hingga kerap mengalami perubahan suasana hati (mood swings).
Untuk mengatasi gangguan hormon, tentu Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Namun dalam keseharian, ada beberapa cara menyeimbangkan hormon dalam tubuh yang dapat dilakukan, seperti:
Melakukan langkah-langkah di atas tidak hanya mampu menjaga keseimbangan hormon, tapi juga mengurangi risiko terkena berbagai penyakit berbahaya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar hormon menstruasi maupun kesehatan reproduksi wanita lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara memasang dan mengeluarkan tampon butuh latihan agar Anda terbiasa. Tak boleh sembarangan, hal ini harus dilakukan dengan seksama agar tidak menyebabkan iritasi organ intim.
Hormon testosteron adalah bagian penting dari sistem reproduksi pria maupun wanita. Mulai dari meningkatkan gairah seksual hingga kesehatan tulang. Bagaimana kalau kadarnya tidak seimbang?
Efek samping menstrual cup yang bisa terjadi antara lain iritasi, toxic shock syndrome, hingga infeksi. Untuk mengurangi risiko efek samping, pastikan Anda membersihkannya dengan benar dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menyentuh menstrual cup.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved