logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kehamilan

HIV pada Ibu Hamil Bisa Tidak Menular ke Janin, Ini Pencegahannya

open-summary

Proses penularan HIV dari ibu hamil ke janin dapat terjadi di masa kehamilan, saat persalinan dan melahirkan, serta menyusui. Namun penularan bisa dicegah dengan memodifikasi proses persalinan dan ibu rutin minum obat ARV.


close-summary

29 Okt 2022

| Nenti Resna

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Proses penularan HIV dari ibu hamil ke janin bisa dicegah

Proses penularan HIV dari ibu hamil ke janin bisa dicegah

Table of Content

  • Proses penularan hiv dari ibu hamil ke janin
  • Langkah untuk mencegah penularan hiv pada ibu hamil ke janin
  • Catatan dari SehatQ

Bagi pengidap HIV yang sedang hamil, kekhawatiran mengenai risiko penularan penyakit tersebut ke janin tidak dapat terelakkan. Pasalnya, proses persalinan memang bisa jadi salah satu cara penularan HIV dari ibu ke bayi. Namun, hal ini bisa dicegah selama ibu hamil mengikuti langkah-langkah pengobatan dan pencegahan dari dokter dengan baik.

Advertisement

Proses penularan hiv dari ibu hamil ke janin

Proses penularan HIV dari ibu hamil ke bayi dapat terjadi di masa kehamilan, saat persalinan, serta dengan menyusui.

• Selama kehamilan

Di masa kehamilan, bayi akan memperoleh makanan dari ibu melalui darah yang mengalir pada tali plasenta. Pada saat itu, virus HIV dapat ikut melewati plasenta dan kemudian menginfeksi bayi.

• Saat persalinan

Sebagian besar penularan HIV dari ibu hamil ke bayi terjadi saat proses persalinan. Pasalnya, pada masa ini, bayi akan terpapar darah ibu yang mengandung virus HIV. Risiko penularan juga akan semakin tinggi saat kantung ketuban pecah ketika melahirkan karena cairan tersebut bisa menjadi media penularan dari ibu ke bayi.

Jika risiko penularan HIV rendah, umumnya persalinan normal pervaginam lebih direkomendasikan untuk keselamatan Ibu dan bayi. Namun, jika tingkat virus HIV di dalam darah (viral load) ibu terbilang tinggi, maka operasi caesar lebih direkomendasikan.

• Melalui menyusui

Penularan virus HIV pada bayi juga dapat terjadi melalui proses menyusui karena ASI yang diproduksi ibu bisa terkontaminasi oleh virus tersebut. Oleh karena itu, ibu hamil yang positif HIV dan jumlah virus dalam darahnya masih cukup tinggi, tidak boleh menyusui bayinya.

Baca Juga: Pencegahan Penularan HIV pada Anak

Langkah untuk mencegah penularan hiv pada ibu hamil ke janin

Ada banyak cara untuk menurunkan risiko penularan HIV pada ibu hamil ke bayi yang belum lahir. Bahkan kemungkinannya bisa turun drastis hingga hampir 0%.

Sejak pertengahan 1990-an, jumlah anak yang terinfeksi HIV karena tertular dari ibu selama kehamilan, persalinan, serta menyusui telah menurun sebanyak 90%.

Hal tersebut berkat semakin tingginya kesadaran untuk melakukan tes HIV serta penemuan obat-obatan HIV baru yang lebih modern.

Berikut ini langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko penularan HIV kepada bayi:

1. Berkonsultasi dengan dokter tentang rencana untuk hamil

Jika Anda positif HIV dan berencana untuk hamil, maka Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan khusus.

Dokter akan memberikan saran yang dapat membantu Anda agar dapat hamil tanpa menularkan HIV pada pasangan, mencegah menularkan virus ke bayi dan mempersiapkan Anda sesehat mungkin ketika menghadapi berbagai perubahan tubuh saat hamil kelak.

2. Dapatkan perawatan prenatal

Agar HIV pada ibu hamil tidak menular ke bayi, Anda juga harus rutin menjalani perawatan prenatal. Perawatan prenatal adalah perawatan yang Anda dapatkan dari dokter sebelum dan selama menjalani kehamilan.

Perawatan tersebut biasanya mencakup pemeriksaan kondisi kehamilan dan status keparahan HIV sesuai jadwal yang ditetapkan.

Dokter dapat menjadwalkan tes darah rutin serta memantau kondisi Anda dan janin hingga siap memasuki masa persalinan.

3. Mulai pengobatan HIV

Mengonsumsi obat-obatan HIV adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke janin. Obat HIV akan membantu menurunkan kadar virus dalam darah hingga ke tingkat yang tidak terdeteksi, sehingga tidak lagi menular.

Pengobatan harus dimulai sebelum Anda hamil. Jika pengobatan telah berjalan dan Anda baru mengetahui bahwa Anda sedang hamil, maka jangan berhenti minum obat tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.

Segera temui dokter saat mengetahui bahwa Anda hamil. Beberapa obat anritetroviral (ARV) dapat berbahaya bagi janin, sehingga dokter bisa memberikan obat pengganti yang lebih aman.

Dokter juga dapat melakukan penyesuaian dosis sehingga jumlah virus dalam darah ibu hamil bisa tetap berkurang namun tetap tidak berbahaya bagi janin. Obat-obatan tambahan pun mungkin diperlukan untuk mencegah bayi terinfeksi HIV.

4. Mengelola efek samping pengobatan

Saat menjalani kehamilan, efek samping dari obat-obatan untuk HIV dapat terasa cukup berat. Meskipun demikian, ibu hamil dengan HIV positif harus terus meminum obat sesuai petujuk dokter. Jika mengalami efek samping yang parah yang terasa mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dalam mengelolanya.

5. Jangan menyusui

Ibu dengan HIV positif dilarang menyusui karena dapat menularkan virus ke bayi melalui ASI, meskipun sudah meminum obat. Karena itu, bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV sebaiknya diberikan susu formula sebagai penggantinya.

6. Tes HIV bayi setelah lahir

Sebaiknya pilih dokter kandungan atau klinik yang telah berpengalaman dalam menangani pasien ibu hamil dengan HIV positif dan merawat bayi yang terpajan HIV. Pastikan bayi dites HIV segera setelah lahir. Umumnya bayi akan mendapatkan pemeriksaan lanjutan saat berusia 6 minggu, 3 bulan, 12 bulan dan 18 bulan.

7. Memberikan kombinasi obat HIV pada bayi baru lahir

Memberikan kombinasi obat HIV kepada bayi baru lahir dinilai bisa mencegah HIV lebih baik jika dibandingkan hanya menggunakan obat antiretroviral saja. Namun, cara ini belum tentu bisa diaplikasikan ke semua bayi karena toleransi dan kondisi kesehatan bisa berbeda.

Dokter akan mempertimbangkan jenis pengobatan yang terbaik bagi bayi berdasarkan kondisi kesehatannya.

Baca Juga

  • Daftar Pemeriksaan Kehamilan Trimester Pertama yang Penting
  • Warna Keputihan Saat Hamil, Kenali Mana yang Berbahaya
  • Manfaat Jalan-jalan bagi Ibu Hamil dan Cara Bepergian yang Aman

Catatan dari SehatQ

Penularan HIV pada ibu hamil ke bayi merupakan hal yang dapat dicegah selama Ibu terus mengonsumsi obat ARV dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur. Sama halnya dengan ibu hamil lainnya, Ibu dengan HIV positif juga harus menjalani gaya hidup sehat dengan mengatur pola makan, mengelola stres, aktif bergerak dan istirahat yang cukup.

Jika Anda masih punya pertanyaan seputar HIV pada ibu hamil, konsultasikan langsung dengan dokter lewat aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.

Advertisement

menjaga kehamilanhivaids

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved