logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Hipoventilasi dapat Berakibat Fatal, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

8 Mei 2021

Hipoventilasi dapat menyebabkan gangguan tidur

Hipoventilasi dapat menyebabkan pernapasan menjadi terlalu lambat dan dangkal

Table of Content

  • Kemungkinan penyebab hipoventilasi
  • Gejala hipoventilasi
  • Cara mengobati hipoventilasi

Pernahkah Anda mengalami pernapasan yang lambat atau terjadi secara perlahan-lahan? Jika pernah merasakannya, Anda perlu mewaspadai hipoventilasi. Pengertian hipoventilasi adalah gangguan pernapasan yang ditandai dengan laju napas berlangsung terlalu lambat dan dangkal sehingga oksigen tidak terhirup dengan cukup dan karbon dioksida menumpuk di dalam tubuh.

Advertisement

Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan karbon dioksida dan kekurangan oksigen pada darah karena pertukaran udara yang tidak efektif pada paru-paru. Penumpukan kadar karbon dioksida dalam darah disebut sebagai hiperkapnia.

Kondisi ini dapat menyebabkan kadar asam darah meningkat sehingga menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan berisiko memicu gagal napas. Maka dari itu, hipoventilasi harus segera ditangani untuk mencegah berbagai komplikasinya yang bisa mengancam jiwa.

Kemungkinan penyebab hipoventilasi

Gangguan pernapasan hipoventilasi atau depresi pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang bisa menyebabkan laju pernapasan per menit menjadi terlalu lambat atau terlalu dangkal (napas pendek). Berikut adalah sejumlah kemungkinan penyebab hipoventilasi yang perlu Anda waspadai.

1. Penyakit neuromuskuler

Berbagai penyakit neuromuskuler dapat menyebabkan otot-otot yang mengontrol pernapasan menjadi melemah.

Impuls pernapasan memang masih utuh, tapi kontrol otot pernapasan menjadi terganggu. Hasilnya, pola pernapasan Anda menjadi lemah dan dangkal.

2. Kelainan bentuk dinding dada

Kelainan bentuk dinding dada berpotensi mengganggu kemampuan fisik yang terkait dengan laju pernapasan dan fungsi paru-paru sehingga bisa menyebabkan gangguan pernapasan seperti hipoventilasi.

3. Obesitas parah

Obesitas parah dapat menyebabkan napas pedek, tepatnya ketika tubuh bekerja lebih keras untuk bernapas tapi hasilnya kurang efektif. Hipoventilasi akibat obesitas disebut dengan obesity hypoventilatory syndrome (OHS).

Jika dibiarkan, gangguan pernapasan ini dapat menimbulkan komplikasi berupa apnea tidur, yaitu kondisi yang menyebabkan henti napas sementara saat penderitanya sedang tidur.

4. Penyakit saraf atau cedera kepala

Penyakit saraf atau cedera kepala juga berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan hipoventilasi akibat hilangnya kemampuan otak dalam mengontrol fungsi pernapasan.

5. Apnea tidur obstruktif

Hipoventilasi dapat disebabkan oleh apnea tidur obstruktif. Kondisi ini merupakan gangguan pernapasan saat tidur yang ditandai dengan henti napas selama beberapa saat.

6. Penyakit paru-paru kronis

Gangguan paru-paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau fibrosis kistik, juga dapat menyebabkan saluran udara tersumbat sehingga mengakibatkan terjadinya hipoventilasi.

Selain dikarenakan kondisi medis, hipoventilasi juga bisa muncul sebagai efek samping dari obat-obatan tertentu.

Beberapa jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, yakni obat antidepresan sistem saraf pusat yang dikonsumsi dalam dosis besar, alkohol, obat penenang, opioid, benzodiazepine, dan sebagainya.

Baca Juga

  • Penyebab Napas Pendek dan Cara Mengatasinya
  • Sesak Napas karena Asma? Kenali Jenis Obat Asma Semprot yang Sesuai Fungsinya
  • Orthopnea: Gangguan Sesak Napas Saat Berbaring, Bagaimana Solusinya?

Gejala hipoventilasi

Gejala awal hipoventilasi umumnya ringan dan tidak ada yang spesifik, seperti kelelahan dan napas pendek. Namun, jika penyebab gangguan pernapasan ini tidak ditangani, berikut adalah sejumlah gejala yang bisa terjadi.

  • Napas pendek atau sesak saat beraktivitas atau sedang beristirahat
  • Pernapasan lambat dan dangkal
  • Meningkatnya kecemasan
  • Mengalami depresi.
  • Gangguan tidur dan apnea tidur.
  • Kantuk terus-menerus sepanjang siang hari, bahkan sulit untuk tetap terjaga
  • Kesulitan untuk tetap fokus secara kognitif dan menanggapi orang lain
  • Gangguan penglihatan dan sakit kepala.
  • Bibir, jari tangan, atau kaki berwarna kebiruan
  • Kejang.

Napas cepat biasanya tidak terjadi pada hipoventilasi. Namun, saat terjadi hiperkapnia, beberapa orang mungkin mengalami pernapasan yang lebih cepat. Kondisi ini dikarenakan tubuh sedang berusaha mengeluarkan kandungan karbon dioksida yang berlebihan.

Jika tidak ditangani, hipoventilasi dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk gagal napas yang menyebabkan kematian.

Hipoventilasi akibat overdosis obat juga bisa mengakibatkan gangguan pernapasan yang bisa berakibat fatal. Selain itu, kondisi ini bisa menyebabkan hipertensi pulmonal, yang berpotensi memicu gagal jantung kanan.

Cara mengobati hipoventilasi

Obesitas menyebabkan hipoventilasi
Hipoventilasi yang disebabkan obesitas memerlukan perubahan gaya hidup

Perawatan untuk hipoventilasi dapat bervariasi, tergantung pada penyebab gangguan pernapasan. Berikut adalah bentuk-bentuk perawatannya.

  • Jika hipoventilasi disebabkan oleh obat, dokter dapat menghentikan penggunaan obat dan meresepkan obat lain yang tidak mengganggu fungsi pernapasan.
  • Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kondisi obesitas kemungkinan memerlukan diet dan perubahan gaya hidup untuk mengatasinya. Hal ini dapat membantu memulihkan kondisi pernapasan kembali normal.
  • Prosedur pembedahan kemungkinan diperlukan untuk mengatasi kelainan bentuk dinding dada.
  • Obat-obatan, termasuk obat hirup yang berfungsi membuka saluran udara, mungkin diberikan pada penderita hipoventilasi yang disebabkan oleh penyakit paru-paru kronis.
  • Terapi oksigen dapat bermanfaat untuk membantu pernapasan.
  • Penggunaan mesin Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) atau Bilevel Positive Airway Pressure (BiPAP) dapat digunakan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka saat tidur. Cara ini dapat digunakan jika apnea tidur menjadi penyebab hipoventilasi.

Perawatan untuk gangguan pernapasan juga dapat dibantu dengan pelatihan ulang teknik pernapasan. Cara ini bermanfaat untuk melatih kontrol laju pernapasan, melatih pernapasan diafragma, mengontrol atau mengurangi volume napas, serta melatih pernapasan relaksasi.

Jika Anda punya pertanyaan seputar gangguan pernapasan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.

Advertisement

penyakit pernapasangangguan pernapasansaluran pernapasan

Ditulis oleh Nenti Resna

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved