2023-03-29 13:27:21
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hipoventilasi dapat menyebabkan pernapasan menjadi terlalu lambat dan dangkal
Pernahkah Anda mengalami pernapasan yang lambat atau terjadi secara perlahan-lahan? Jika pernah merasakannya, Anda perlu mewaspadai hipoventilasi. Pengertian hipoventilasi adalah gangguan pernapasan yang ditandai dengan laju napas berlangsung terlalu lambat dan dangkal sehingga oksigen tidak terhirup dengan cukup dan karbon dioksida menumpuk di dalam tubuh.
Advertisement
Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan karbon dioksida dan kekurangan oksigen pada darah karena pertukaran udara yang tidak efektif pada paru-paru. Penumpukan kadar karbon dioksida dalam darah disebut sebagai hiperkapnia.
Kondisi ini dapat menyebabkan kadar asam darah meningkat sehingga menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan berisiko memicu gagal napas. Maka dari itu, hipoventilasi harus segera ditangani untuk mencegah berbagai komplikasinya yang bisa mengancam jiwa.
Gangguan pernapasan hipoventilasi atau depresi pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang bisa menyebabkan laju pernapasan per menit menjadi terlalu lambat atau terlalu dangkal (napas pendek). Berikut adalah sejumlah kemungkinan penyebab hipoventilasi yang perlu Anda waspadai.
Berbagai penyakit neuromuskuler dapat menyebabkan otot-otot yang mengontrol pernapasan menjadi melemah.
Impuls pernapasan memang masih utuh, tapi kontrol otot pernapasan menjadi terganggu. Hasilnya, pola pernapasan Anda menjadi lemah dan dangkal.
Kelainan bentuk dinding dada berpotensi mengganggu kemampuan fisik yang terkait dengan laju pernapasan dan fungsi paru-paru sehingga bisa menyebabkan gangguan pernapasan seperti hipoventilasi.
Obesitas parah dapat menyebabkan napas pedek, tepatnya ketika tubuh bekerja lebih keras untuk bernapas tapi hasilnya kurang efektif. Hipoventilasi akibat obesitas disebut dengan obesity hypoventilatory syndrome (OHS).
Jika dibiarkan, gangguan pernapasan ini dapat menimbulkan komplikasi berupa apnea tidur, yaitu kondisi yang menyebabkan henti napas sementara saat penderitanya sedang tidur.
Penyakit saraf atau cedera kepala juga berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan hipoventilasi akibat hilangnya kemampuan otak dalam mengontrol fungsi pernapasan.
Hipoventilasi dapat disebabkan oleh apnea tidur obstruktif. Kondisi ini merupakan gangguan pernapasan saat tidur yang ditandai dengan henti napas selama beberapa saat.
Gangguan paru-paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau fibrosis kistik, juga dapat menyebabkan saluran udara tersumbat sehingga mengakibatkan terjadinya hipoventilasi.
Selain dikarenakan kondisi medis, hipoventilasi juga bisa muncul sebagai efek samping dari obat-obatan tertentu.
Beberapa jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, yakni obat antidepresan sistem saraf pusat yang dikonsumsi dalam dosis besar, alkohol, obat penenang, opioid, benzodiazepine, dan sebagainya.
Baca Juga
Gejala awal hipoventilasi umumnya ringan dan tidak ada yang spesifik, seperti kelelahan dan napas pendek. Namun, jika penyebab gangguan pernapasan ini tidak ditangani, berikut adalah sejumlah gejala yang bisa terjadi.
Napas cepat biasanya tidak terjadi pada hipoventilasi. Namun, saat terjadi hiperkapnia, beberapa orang mungkin mengalami pernapasan yang lebih cepat. Kondisi ini dikarenakan tubuh sedang berusaha mengeluarkan kandungan karbon dioksida yang berlebihan.
Jika tidak ditangani, hipoventilasi dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk gagal napas yang menyebabkan kematian.
Hipoventilasi akibat overdosis obat juga bisa mengakibatkan gangguan pernapasan yang bisa berakibat fatal. Selain itu, kondisi ini bisa menyebabkan hipertensi pulmonal, yang berpotensi memicu gagal jantung kanan.
Perawatan untuk hipoventilasi dapat bervariasi, tergantung pada penyebab gangguan pernapasan. Berikut adalah bentuk-bentuk perawatannya.
Perawatan untuk gangguan pernapasan juga dapat dibantu dengan pelatihan ulang teknik pernapasan. Cara ini bermanfaat untuk melatih kontrol laju pernapasan, melatih pernapasan diafragma, mengontrol atau mengurangi volume napas, serta melatih pernapasan relaksasi.
Jika Anda punya pertanyaan seputar gangguan pernapasan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) bisa melakukan transplantasi paru untuk mengatasi efek dari PPOK. Salah satunya adalah kisah Emil Olson yang berhasil mengatasi penyakitnya dengan transplatasi paru. Namun, transplantasi paru memiliki beberapa risiko, misalnya tubuh menolak paru yang didonorkan.
Fungsi paru-paru manusia tidak hanya berkaitan dengan pernapasan. Organ ini, juga memiliki fungsi lainnya yang tidak kalah bermanfaatnya untuk kesehatan tubuh.
Sistem pernapasan pada manusia disebut juga dengan proses respirasi. Proses pernapasan didukung oleh sejumlah organ yang saling bekerja sama untuk membawa oksigen masuk ke seluruh tubuh dan membuang karbon dioksida keluar
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved