Hiperventilasi adalah kondisi medis yang ditandai dengan bernapas terlalu cepat. Jangan diremehkan, sebab kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala yang merugikan kesehatan!
2023-03-19 20:05:16
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hiperventilasi bisa membuat penderitanya bernapas dengan cepat
Table of Content
Hiperventilasi adalah kondisi medis yang terjadi saat Anda bernapas terlalu cepat dan dalam. Saat kondisi ini terjadi, penderitanya akan lebih banyak menghebuskan daripada menghirup napas.
Advertisement
Anda perlu berhati-hati, karena kondisi ini dapat mengganggu kestabilan kadar karbondioksida di dalam tubuh.
Saat tubuh kekurangan karbondioksida, pembuluh darah menyempit, sehingga darah yang mengalir ke otak akan berkurang. Hasilnya, penderita hiperventilasi dapat merasa pusing, kesemutan di jari, hingga penurunan kesadaran.
Penyebab hiperventilasi yang paling umum adalah karena rasa cemas, gugup, atau stres. Serangan panik menjadi salah satu kondisi yang umum menyebabkan seseorang mengalami hiperventilasi.
Mengutip Johns Hopkins Medicine, normalnya seseorang akan menghirup oksigen dan mengembuskan karbon dioksida ketika bernapas. Saat seseorang mengalami hiperventilasi, atau bernapas berlebihan, karbon dioksida dalam tubuh jadi rendah dan menyebabkan Anda kesulitan hingga sesak napas.
Biasanya, bernapas berlebihan yang terjadi ketika seseorang mengalami serangan panik atau kondisi psikologis lainnya hanya bersifat sementara.
Namun, jika cukup sering terjadi tanpa sebab, bisa jadi Anda mengalami sindrom hiperventilasi. Berikut adalah faktor penyebab hiperventilasi lainnya yang perlu diwaspadai:
Perlu diketahui, hiperventilasi adalah kondisi medis yang cenderung dirasakan oleh mereka yang berusia 15-55 tahun.
Selain itu, wanita dianggap lebih rentan mengalami hiperventilasi daripada pria, terutama saat sedang hamil.
Baca Juga
Selain pernapasan menjadi cepat, ada banyak gejala hiperventilasi yang harus diwaspadai, di antaranya:
Jika beberapa gejala di atas sering muncul, segeralah datang ke dokter. Bisa jadi, itu adalah tanda hiperventilasi, atau mungkin penyakit lain yang belum terdeteksi.
Baca Juga
Tujuan pengobatan hiperventilasi adalah untuk meningkatkan kadar karbondioksida dalam tubuh.
Saat mengalami serangan hiperventilasi, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Selain itu, mintalah seseorang untuk membantu Anda melewati serangan hiperventilasi.
Jika serangan hiperventilasi terjadi di rumah, cobalah lakukan teknik pernapasan. Salah satunya adalah teknik pernapasan bibir mengerucut. Dengan mulut tertutup, tutup lubang hidung kanan dan tarik napas melalui lubang hidung kiri. Kemudian bergantian dan ulangi pola ini sampai pernapasan kembali normal.
Hiperventilasi dapat disebabkan oleh gangguan mental, misalnya stres. Maka dari itu, cobalah untuk melakukan hal-hal yang bisa membantu meredakan stres. Misalnya, melakukan meditasi, yoga, atau minta bantuan psikiater.
Akupunktur dianggap sebagai cara mengatasi hiperventilasi yang efektif. Menurut sebuah studi, pengobatan kuno dari Tiongkok ini dapat mencegah gangguan cemas sehingga mengurangi serangan hiperventilasi.
Mungkin Anda sering melihat di film, ketika seseorang mengalami serangan panik atau hiperventilasi, ia akan menggunakan kantung kertas untuk membantu jalan pernapasan.
Cara ini memang benar dapat membantu mengatasi hiperventilasi. Saat bernapas, kantung akan terisi dengan karbondioksida yang nantinya akan masuk ke dalam tubuh.
Setelah beberapa tarikan napas, ini bisa membantu keseimbangann pH darah dan mungkin sekaligus meredakan gejala.
Namun, sebaiknya hindari melakukan cara ini, jika Anda mempunyai masalah jantung atau paru-paru serta kondisi hipoksia, karena bisa memperburuk keadaan. Salah satunya adalah serangan jantung.
Tergantung dari tingkat keparahannya, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan untuk mengatasi serangan hiperventilasi. Obat-obatan tersebut meliputi alprazolam, doxepin, hingga paroxetine.
Hiperventilasi yang disebabkan oleh kondisi medis harus ditangani sesuai dengan penyebabnya. Misalnya, karena infeksi paru, sehingga dokter bisa memberikan obat-obatan untuk mengatasi infeksinya.
Baca Juga
Sebenarnya, hiperventilasi adalah kondisi medis yang harus ditangani segera oleh dokter, apalagi jika disebabkan oleh penyakit. Sebab, serangan hiperventilasi dapat berlangsung selama 20-30 menit.
Jika berbagai gejala di bawah ini terjadi bersamaan dengan hiperventilasi, segera periksakan diri Anda ke dokter:
Selain itu, hiperventilasi yang diiringi dengan sakit kepala, perut kembung, keringat, gangguan penglihatan, dan sulit berkonsentrasi juga harus ditangani segera oleh dokter.
Ada banyak cara mencegah hiperventilasi yang dapat dicoba, di antaranya:
Berolahraga secara teratur (lari, jalan kaki, dan bersepeda) juga dipercaya dapat mencegah hiperventilasi.
Jika Anda sedang mengalami hiperventilasi akibat stres, gangguan cemas, atau gangguan mental lainnya, tetaplah tenang. Setelah itu, datanglah ke dokter untuk memastikan apa penyebab hiperventilasi yang Anda alami.
Hiperventilasi adalah kondisi medis yang tidak boleh diremehkan. Segeralah bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis mengenai kondisi hiperventilasi yang Anda alami.
Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Barbiturat adalah jenis obat penenang untuk mengurangi aktivitas di otak. Penggunaan barbiturat bisa diberikan sebelum operasi, mengatasi kejang, atau mengobati gejala gangguan kecemasan. Terkadang, barbiturat juga digunakan untuk mengatasi masalah tidur.
Sering haus dan sering buang air kecil adalah gejala diabetes yang paling sering dikeluhkan. Namun, ciri-ciri gula darah tinggi sebenarnya sangat banyak, bahkan sampai ke kulit dan penglihatan.
Rudapaksa/trauma abdomen paling sering mengakibatkan cedera pada abdomen. Penggolongan trauma ini berbeda-beda, bergantung pada seberapa keras dan mekanisme rudapaksa terjadi. Bentuk luka pun bukan indikasi satu-satunya seberapa parah cedera.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved