Hipertonia adalah kondisi ketika tonus otot di tubuh terlalu banyak sehingga bagian tubuh menjadi kaku dan sulit digerakkan. Hipertonia dapat membatasi pergerakan sendi sehingga orang dengan kondisi ini mungkin memiliki cara berjalan yang kaku dan mudah jatuh karena tubuh sulit bereaksi dan menjaga keseimbangan.
26 Jul 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hipertonia adalah kelainan tonus otot yang membuat tubuh terlalu kaku dan susah bergerak
Table of Content
Pernah melihat seseorang terlihat kaku dan sulit bergerak? Ini mungkin bisa disebabkan oleh hipertonia, gangguan tonus otot yang membuat otot terlalu tegang. Hipertonia adalah kondisi yang berlawanan dengan hipotonia, kondisi ketika tonus otot sangat kurang, sehingga tubuh sangat lemas dan sulit bergerak.
Advertisement
Hipertonia adalah keadaan tonus otot terlalu berlebihan, sehingga bagian tubuh seperti lengan atau kaki menjadi kaku dan sulit digerakkan. Tonus otot adalah jumlah ketegangan otot yang diperlukan agar tubuh bisa mendukung pergerakan dengan baik.
Hipertonia terjadi saat daerah otak atau sumsum tulang belakang yang mengontrol sinyal-sinyal yang mengatur tonus otot dan memerintahkan otot untuk berkontrasi, mengalami kerusakan.
Hipertonia dapat membatasi pergerakan sendi sehingga orang dengan kondisi ini mungkin memiliki cara berjalan yang kaku dan mudah jatuh karena tubuh sulit bereaksi dan menjaga keseimbangan.
Hipertonia yang parah dapat menyebabkan sendi menjadi “beku” atau dikenal dengan istilah medis kontraktur sendi.
Istilah spastisitas juga sering digunakan bergantian dengan hipertonia. Spastisitas adalah jenis hipertonia yang ditandai dengan semakin meningkatnya kontraksi otot saat bergerak. Pada tipe ini, pasien hipertonia dapat memiliki respon refleks yang berlebihan.
Jenis lain dari hipertonia adalah rigiditas atau kekakuan, dimana otot-otot memiliki jumlah kekakuan yang sama terlepas dari tingkat gerakan yang dilakukan.
Hipertonia pada bayi dapat disebabkan oleh adanya kesalahan komunikasi dalam sistem saraf pusat yang mengatur interaksi antara saraf dan otot. Kerusakan atau gangguan pada jalur otak bayi menyebabkan otot tidak mendengarkan perintah sinyal saraf, sehingga jika tonus otot terlalu tinggi, otak tidak dapat memberi perintah kepada saraf untuk membiarkan otot-otot tersebut rileks.
Penyebab kerusakan jalur yang mengarah pada diagnosis hipertonia meliputi:
Jika bayi didiagnosis hipertonia, dokter mungkin akan memeriksa kemungkinan kondisi lain yang dapat memiliki hipertonia sebagai gejala, seperti cerebral palsy, multiple sclerosis serta penyakit Parkinson.
Baca Juga: Manfaat Gerakan Refleks Tonick Neck pada Bayi
Untuk mengatasi hipertonia pada bayi dokter mungkin memberikan terapi obat-obatan dan menyarankan terapi fisik. Penanganan dapat bervariasi tergantung kondisi dan tingkat keparahannya.
Berikut beberapa pilihan pengobatan untuk hipertonia:
Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat pelemas otot seperti baclofen, diazepam, dan dantrolene yang bekerja mengurangi spastisitas. Obat-obatan tersebut umumnya diminum, tetapi obat baclofen mungkin juga disuntikan langsung ke cairan serebrospinal melalui pompa yang ditanamkan.
Untuk mengatasi kekakuan yang terkait dengan penyakit parkinson, dokter mungkin meresepkan obat-obatan yang dapat memengaruhi sistem dopamin seperti levodopa atau entacapone.
Hipertonia juga bisa diobati dengan pemberian suntikan toksin botulinum (botox) pada otot. Efek suntikan botox bersifat lokal dan tidak berdampak pada seluruh tubuh.
Menggerakkan tubuh sebanyak dan sesering mungkin dalam batasan tertentu juga dapat membantu. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai latihan atau terapi fisik apa yang sesuai untuk bayi Anda.
Jika kondisi hipertonia terkait atau disebabkan oleh penyakit tertentu, maka dokter juga akan memberikan perawatan yang sesuai untuk mengatasi penyakit yang mendasarinya.
Hipotonia adalah kebalikan dari hipertonia, dimana tonus otot terlalu sedikit atau kurang. Ini adalah kondisi yang mengacu pada penurunan tonus otot sehinga sendi terlalu fleksibel atau lemah.
Anak dengan hipotonia dapat sulit untuk diangkat atau diberdirikan dan terlihat “lembek”. Mereka sering mengalami kesulitan dalam melakukan hal mendasar seperti mengangkat kepala dan anggota badan. Mereka juga dapat terlihat kesulitan melakukan aktivitas motorik halus dan kasar yang membutuhkan gerakan tekoordinasi dan terkontrol, seperti misalnya duduk tanpa sandaran.
Jadi jika bayi dengan hipertonia dapat terlihat kaku dan memiliki keseimbangan yang buruk, maka bayi dengan hipotonia tampak terlalu lembek dan tidak bertenaga bahkan kesulitan untuk menyangga atau menahan tubuhnya sendiri.
Baca Juga
Jika Anda merasa khawatir atau memerlukan informasi lebih banyak terkait gangguan hipertonia, konsultasikan hal tersebut dengan dokter anak. Khususnya jika bayi memiliki gejala seperti yang telah disebutkan di atas.
Anda bisa melakukan konsultasi online lewat Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara melatih anak berbicara tidak hanya butuh kesabaran, tapi juga kreativitas dan dukungan orang tua.
Nilai kreatinin rendah dapat menunjukkan beberapa gangguan kesehatan, seperti massa otot yang rendah, gangguan fungsi hati, dan kehilangan cairan akibat kehamilan maupun obat-obatan.
Toilet training adalah tahap di mana anak belajar untuk buang air besar dan kecil di toilet tanpa menggunakan popok. Bagaimana cara melatih si kecil untuk melakukannya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved