logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

Mengenal Hipertensi pada Anak dari Penyebab, Cara Mengatasi, hingga Pencegahannya

open-summary

Tekanan darah normal anak sangat bergantung pada banyak faktor. Itu sebabnya, perlu konsultasi dokter untuk menentukan diagnosis hipertensi pada anak. Namun, remaja punya kategori yang sama dengan orang dewasa. Anak remaja disebut memiliki hipertensi jika tekanan darahnya berada di atas 130/80 mmHg.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

3 Jan 2023

hipertensi pada anak

Diagnosis hipertensi pada anak memerlukan pemeriksaan dokter

Table of Content

  • Tekanan darah normal anak
  • Penyebab hipertensi pada anak
  • Cara mengatasi  hipertensi pada anak
  • Cara mencegah hipertensi pada anak

Bukan hanya pada orang dewasa, ternyata hipertensi juga bisa terjadi pada anak-anak. Masalah ini terjadi ketika darah mendorong terlalu keras terhadap pembuluh darah yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan organ lainnya. 

Advertisement

Sama halnya pada orang dewasa, hipertensi pada anak juga bisa mengakibatkan efek kesehatan jangka panjang yang serius, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke. Tekanan darah tinggi ini bisa dipicu oleh beberapa faktor. Apa saja?

Tekanan darah normal anak

Mendiagnosis hipertensi pada anak berbeda dengan orang dewasa. Tekanan darah pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari usia, jenis kelamin, hingga ukuran atau massa otot.

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya berkonsultasi pada dokter untuk memastikan apakan anak Anda mengalami hipertensi atau tidak. Dikutip dari Mayo Clinic, anak tergolong memiliki tekanan darah tinggi jika tekanan darahnya berada pada atau di atas persentil ke-95 untuk kelompok usia, jenis kelamin, dan tinggi badan yang sama. Sementara itu, remaja dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah 130/80 mmHg.

Awalnya, hipertensi pada anak mungkin tak menunjukkan gejala apapun. Akan tetapi, gejala yang mengindikasikan darurat tekanan darah tinggi di antaranya:

  • Sakit kepala
  • Nyeri dada
  • Jantung berdebar kencang
  • Muntah
  • Sesak napas
  • Kejang

Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera cari bantuan medis agar mendapat penanganan yang tepat.

BACA JUGA: Posisi Tidur saat Darah Tinggi yang Dianjurkan untuk Penderita Hipertensi

Penyebab hipertensi pada anak

Darah tinggi pada anak terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Kebanyakan, penyebab hipertensi pada anak adalah hipertensi sekunder, yaitu yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal atau masalah pada jantung.

Sementara itu, hipertensi primer lebih sering terjadi karena faktor genetik atau kebiasaan buruk.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak berisiko lebih tinggi memiliki tekanan darah tinggi. Berikut adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan hipertensi pada anak:

1. Kelebihan berat badan (obesitas) 

Obesitas adalah salah satu faktor utama yang menjadi penyebab hipertensi

Ini karena obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya yang berpengaruh pada sistem peredaran darah, seperti jantung hingga diabetes. Akibatnya, tekanan darah tinggi bisa jadi tak terhindarkan.

Penyakit hipertensi yang disebabkan oleh obesitas biasanya dialami oleh anak-anak usia 7 tahun ke atas. 

2. Memiliki penyakit sejak lahir 

Penyakit bawaan sejak lahir juga bisa jadi penyebab risiko hipertensi pada anak meningkat. Anak-anak dengan penyakit jantung bawaan, kelainan hormonal, penyakit ginjal, sleep apnea, atau gangguan tidur, hingga kelainan genetik berisiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan yang tidak.

3. Memiliki keluarga dengan riwayat darah tinggi

Orangtua dengan riwayat hipertensi dapat menurunkan gen kepada anaknya, yang meningkatkan risiko orang tersebut terkena hipertensi suatu hari nanti. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) risiko ini semakin meningkat apabila anggota keluarga memiliki hipertensi sebelum usia 60 tahun.

Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah jika anggota keluarga seperti orangtua memiliki darah tinggi, bukan berarti anak juga pasti akan memiliki penyakit yang sama. Ini hanya memperbesar kemungkinan risiko dari menurunnya penyakit tersebut. 

Apalagi jika anak dan keluarga mempunyai kebiasaan yang sama, seperti pola makan, olahraga, hingga merokok yang dapat memengaruhi risikonya. 

4. Terlalu banyak mengonsumsi garam

Anak-anak biasanya menyukai makanan cepat saji dengan rasa yang gurih dan tinggi garam. Belum lagi snack kemasan yang juga tinggi natrium

Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebab hipertensi pada anak. Asupan garam berlebih dapat membuat pembuluh darah kaku dan menyempit. 

Akibatnya, aliran darah dan oksigen ke organ menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang dapat meningkatkan tekanan darah.

5. Kurang bergerak aktif

Kurang bergerak dan melakukan aktivitas fisik dapat menjadi risiko anak terkena hipertensi. Kurangnya aktivitas dapat memicu kelebihan berat badan yang juga berisiko meningkatkan tekanan darah. 

Oleh sebab itu, anak-anak sebaiknya dilatih sejak dini untuk aktif setiap hari. Hindari banyak menghabiskan waktu hanya dengan duduk diam, seperti bermain HP atau menonton TV. 

Risiko lainnya seorang anak dapat terkena hipertensi adalah karena lahir prematur, mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti steroid, memiliki kolesterol tinggi, hingga perokok pasif.

BACA JUGA: 5 Komplikasi Hipertensi dan Cara Mencegahnya

Cara mengatasi  hipertensi pada anak

Para peneliti masih berusaha menentukan cara yang paling efektif untuk mengobati hipertensi pada anak. Umumnya, mengobati tekanan darah tinggi pada anak tak jauh berbeda dengan orang dewasa. 

Dokter akan menentukan rencana perawatan yang paling cocok untuk anak Anda. Berikut beberapa langkah pengobatan yang mungkin dilakukan:

1. Diet DASH

Ini merupakan rencana diet untuk mengatasi hipertensi. Dalam diet DASH, anak akan mengonsumsi lebih sedikit lemak dan mengonsumsi lebih banyak sayur, buah maupun gandum. Tak hanya itu, membatasi asupan garam juga dapat membantu menurunkan tekanan darah anak. 

2. Jaga berat badan anak tetap stabil

Sudah disebutkan jika kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko anak terkena hipertensi. Motivasi anak untuk makan makanan yang menyehatkan jantung seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak dan sumber protein tanpa lemak, seperti ikan dan kacang-kacangan, serta membatasi lemak dan gula. 

Mengonsumsi makanan sehat yang rendah lemak dan kalori bisa mencegah anak terkena obesitas dan mengatasi hipertensi.

3. Mengonsumsi obat

Jika hipertensi anak terbilang parah atau tak juga menunjukkan perbaikan setelah melakukan perubahan gaya hidup, dokter mungkin akan meresepkan obat hipertensi. Namun, dibutuhkan beberapa waktu untuk menemukan kombinasi obat yang bekerja paling baik untuk mengendalikan hipertensi dengan sedikit efek samping pada anak. 

Obat-obatan yang umum digunakan untuk mengobati hipertensi, di antaranya:

  • Diuretik untuk mengurangi jumlah cairan dalam darah dengan membantu tubuh membuang natrium berlebih
  • ACE inhibitor, alpha-blocker, dan calcium channel blocker untuk membantu menjaga pembuluh darah tidak mengetat
  • Beta-blocker untuk mencegah tubuh membuat hormon adrenalin yang dapat membuat pembuluh darah mengencang dan jantung berdetak lebih cepat.

Jangan pernah mengabaikan hipertensi pada anak karena bisa berakibat fatal. Ajaklah anak untuk selalu melakukan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter.

Cara mencegah hipertensi pada anak

Menerapkan gaya hidup sehat dapat menjadi salah satu cara agar terhindar dari hipertensi. Bahkan, menerapkan gaya hidup yang sehat bisa membuat obat darah tinggi bekerja lebih baik.

Berikut adalah tips hidup sehat untuk mencegah hipertensi pada anak:

1. Kurangi asupan garam pada makanan 

Kurangi garam dalam makanan anak Anda. Membatasi jumlah garam (natrium) dalam makanan akan membantu menurunkan tekanan darah. Anak usia 2 hingga 3 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 1.200 miligram (mg) natrium per hari dan anak di atas usia 3 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 1.500 mg per hari.

2. Batasi makanan olahan

Makanan olahan cepat saji seringkali tinggi kandungan garam dan rendah nutrisi. Membatasi makan di restoran cepat saji yang menunya penuh garam, lemak, dan kalori dapat membantu menjaga pola makan sehat anak untuk mencegah hipertensi. 

3. Menghindari paparan rokok

Paparan asap rokok tembakau dapat meningkatkan tekanan darah, bahkan bisa merusak jantung dan pembuluh darah anak. Jadi, jauhkan anak dari paparan asap rokok dan ciptakan lingkungan yang sehat maupun nyaman untuk anak.

4. Bantu anak tetap aktif

Untuk mencegah hipertensi dan penyakit lainnya, semua anak harus melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat selama 60 menit sehari. Untuk mendorong anak Anda lebih aktif, batasi waktu di depan televisi, komputer, atau perangkat lain.

Anda juga bisa memotivasi anak untuk olahraga dengan mengajaknya beraktivitas bersama. Buatlah semua anggota keluarga memiliki jadwal olahraga tersendiri agar anak menjadi lebih semangat dan mau melakukan olahraga secara bersama-sama.

Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

penyakit anakkesehatan anakhipertensitekanan darah tinggi

Ditulis oleh Rianti Dea Rizky Pratiwi

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved