Hiperpigmentasi adalah kondisi munculnya bercak gelap pada kulit akibat produksi melanin yang berlebihan. Jenis hiperpigmentasi kulit, termasuk melasma dan peradangan kulit. Cara menghilangkan hiperpigmentasi bisa menggunakan salep, prosedur kecantikan tertentu, hingga bahan alami.
2023-03-25 14:55:16
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hiperpigmentasi dapat menyebabkan warna kulit menjadi lebih gelap dibandingkan area kulit lainnya
Table of Content
Hiperpigmentasi merupakan masalah kulit yang umum dialami oleh beberapa orang. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bercak gelap pada kulit. Meski umumnya tidak berbahaya, hiperpigmentasi kulit dapat mengganggu penampilan. Namun Anda tak perlu khawatir, karena ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkannya.
Advertisement
Hiperpigmentasi adalah kondisi munculnya bercak gelap pada kulit. Masalah kulit ini dapat disebabkan oleh produksi melanin, yakni pigmen pemberi warna kulit, yang berlebihan. Melanin diproduksi oleh sel kulit bernama melanosit.
Alhasil, bercak kulit menggelap muncul lebih banyak dibandingkan kulit normal di sekitarnya. Ada beberapa faktor atau kondisi yang dapat meningkatkan produksi melanin dalam tubuh sehingga muncul kondisi hiperpigmentasi kulit. Misalnya:
Hiperpigmentasi umumnya bisa timbul pada area kulit tertentu, atau muncul pada seluruh area kulit.
Berdasarkan pemicunya, hiperpigmentasi kulit terbagi menjadi berbagai macam jenis, yaitu:
Salah satu jenis hiperpigmentasi kulit adalah melasma. Melasma merupakan kondisi yang ditandai dengan munculnya bercak gelap yang luas pada kulit.
Umumnya, ciri-ciri hiperpigmentasi akibat melasma muncul pada area wajah, terutama dahi, tetapi juga dapat muncul pada area kulit lain, termasuk perut.
Melasma adalah jenis hiperpigmentasi kulit yang disebabkan oleh perubahan hormon. Kondisi kulit ini dapat terjadi pada wanita hamil.
Mengingat pada masa kehamilan, perubahan hormon sedang terjadi sehingga dapat memengaruhi produksi melanin.
Selain kehamilan, orang yang tengah rutin mengonsumsi pil KB juga dapat mengalami melasma.
Lentigo adalah bintik-bintik berwarna cokelat atau hitam pada kulit. Biasanya, bintik lentigo terdapat pada area kulit yang sering terpapar sinar matahari untuk jangka panjang (selama bertahun-tahun). Misalnya, wajah, tangan, dan bahu.
Ketika Anda beraktivitas di luar ruangan saat sinar matahari terasa begitu terik, tubuh secara otomatis akan memproduksi lebih banyak melanin untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari jangka panjang.
Ciri-ciri hiperpigmentasi ini bisa muncul secara lambat atau tiba-tiba pada kulit, seiring bertambahnya usia.
Ukuran hiperpigmentasi kulit akibat lentigo bisa beragam dan berbeda-beda, mulai dari 0,2 – 2 sentimeter.
Jenis hiperpigmentasi kulit berikutnya adalah post-inflammatory hyperpigmentation atau hiperpigmentasi pascainflamasi.
Hiperpigmentasi ini dapat terjadi akibat adanya peradangan atau cedera pada kulit. Oleh karena itu, ada beberapa area kulit yang warnanya lebih gelap dibandingkan bagian kulit lain setelah terjadinya peradangan tersebut.
Hiperpigmentasi pascainflamasi yang dimaksud, termasuk yang disebabkan oleh jerawat, eksim, lupus, atau cedera pada kulit lainnya. Umumnya, peradangan kulit ini dialami oleh orang-orang yang memiliki kulit gelap.
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menjadi penyebab hiperpigmentasi kulit.
Obat-obatan ini, termasuk obat antimalaria, obat antidepresan golongan trisiklik, hingga obat kemoterapi. Selain itu, bahan kimia dalam sejumlah obat oles juga dapat memicu hiperpigmentasi.
Pada kasus penggunaan obat-obatan tersebut, warna kulit yang berbeda biasanya berubah menjadi warna keabu-abuan.
Pada dasarnya, hiperpigmentasi kulit bukan merupakan kondisi yang berbahaya.
Akan tetapi, kemunculannya tentu dapat menurunkan rasa percaya diri dan mengganggu penampilan.
Nah, berikut adalah berbagai cara menghilangkan hiperpigmentasi yang bisa dilakukan.
Penggunaan salep atau obat topikal memang dapat menjadi pemicu hiperpigmentasi kulit. Namun, langkah ini juga bisa jadi salah satu cara menghilangkan hiperpigmentasi.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit terlebih dulu agar mendapatkan rekomendasi salep hiperpigmentasi yang tepat.
Adapun beberapa kandungan obat topikal atau salep yang umum diresepkan dokter untuk mengatasi hiperpigmentasi adalah sebagai berikut.
Cara menghilangkan hiperpigmentasi yang ampuh adalah melalui prosedur perawatan kulit.
Beberapa prosedur perawatan kulit dapat mencerahkan area kulit yang mengalami hiperpigmentasi. Misalnya:
Untuk mengetahui prosedur yang tepat dan risiko efek samping yang mungkin terjadi, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit dulu.
Selain melakukan pengobatan medis, Anda juga dapat mengandalkan bahan alami sebagai cara menghilangkan hiperpigmentasi.
Terlebih, menurut studi yang dibuat dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, ada beberapa bahan alami yang terbukti dapat mengurangi tampilan hiperpigmentasi kulit.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa sejumlah bahan alami di bawah ini mungkin masih membutuhkan penelitian lebih lanjut guna membuktikan efektivitasnya.
Maka dari itu, Anda perlu menggunakannya secara hati-hati. Bila perlu, lakukan tes pada kulit terlebih dulu untuk mencegah risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Berikut adalah bahan alami untuk mengatasi hiperpigmentasi yang bisa Anda pertimbangkan.
Lidah buaya dipercaya dapat digunakan sebagai cara menghilangkan hitam di leher ataupun area kulit lain selama masa kehamilan.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Cosmetic and Laser Therapy, penggunaan lidah buaya disebut dapat membantu mengurangi melasma pada ibu hamil.
Lidah buaya mengandung senyawa aloesin yang bekerja dengan menghambat produksi melanin pada kulit. Dengan begitu, kulit akan tampak lebih cerah.
Anda dapat mengoleskan lidah buaya langsung dari tanamannya atau menggunakan produk gel Aloe vera yang ada di pasaran.
Meski begitu, perlu diketahui bahwa masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat lidah buaya dalam menghilangkan hiperpigmentasi pada kulit.
Cara alami mengatasi hiperpigmentasi pada kulit disebut bisa menggunakan teh hijau. Teh hijau merupakan sumber antioksidan dan anti peradangan.
Dari hasil studi yang ada, ekstrak teh hijau dapat mengatasi melasma dan mengurangi sunburn. Anda hanya cukup menyeduh teh hijau selama 3-5 menit. Kemudian, didiamkan hingga tidak terlalu panas.
Jika sudah lebih hangat, oleskan teh hijau pada area kulit yang mengalami hiperpigmentasi.
Sebuah studi dalam jurnal Fitoterapia menyebutkan bahwa ekstrak licorice dapat mencerahkan kulit yang mengalami hiperpigmentasi.
Ekstrak licorice atau dikenal dengan glabridin disebut memiliki zat antiradang, antioksidan, dan efek mencerahkan kulit.
Anda dapat merasakan manfaat ini melalui penggunaan krim tanpa resep dokter yang mengandung glabridin.
Baca Juga
Hiperpigmentasi adalah kondisi munculnya bercak gelap pada kulit. Walaupun tidak berbahaya, kondisi ini dapat mengganggu penampilan. Oleh karena itu, Anda dapat melakukan berbagai cara menghilangkan hiperpigmentasi pada kulit di atas.
Anda juga perlu melakukan tindakan pencegahan hiperpigmentasi, seperti selalu mengoleskan sunscreen atau tabir surya dengan minimal SPF 30 sebelum beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, kenakan pakaian lengan panjang atau topi saat beraktivitas di luar ruangan untuk memaksimalkan perlindungan dari paparan sinar matahari.
Bila perlu, hindari melakukan aktivitas pada saat matahari sedang terik-teriknya, yakni pukul 10.00 pagi hingga 04.00 sore.
Jika masih punya pertanyaan seputar hiperpigmentasi pada kulit, tanyakan langsung dengan dokter lewat aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Caranya, unduh aplikasi sekarang melalui App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mengatasi berbagai keluhan pada mata, seperti bengkak, kering, kemerahan, mata panda, hingga kerutan merupakan manfaat timun untuk mata yang sayang untuk Anda lewatkan.
Manfaat facial wash untuk mencuci wajah adalah menutrisi dan melembapkan kulit wajah sehingga tampak lebih sehat dan segar.
Penyebab selulit tidak selalu karena peningkatan berat badan. Kondisi ini juga dapat terjadi akibat hormon, faktor usia, faktor keturunan, dan juga gaya hidup Anda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved