logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Hiperosmia, Gangguan Penciuman yang Membuat Hidung Sensitif terhadap Bau

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

7 Apr 2021

Penderita hiperosmia dapat merasa tidak nyaman saat mencium bau tertentu.

Hiperosmia adalah kondisi medis yang membuat indra penciuman menjadi sangat sensitif terhadap bau.

Table of Content

  • Apa saja gejala hiperosmia?
  • Penyebab hiperosmia
  • Pengobatan hiperosmia yang bisa dicoba
  • Apa perbedaan hiperosmia dan hiposmia?
  • Cara mengembalikan indra penciuman akibat hiposmia
  • Catatan dari SehatQ

Hiperosmia adalah gangguan penciuman yang dapat membuat indra penciuman sangat sensitif terhadap bau. Kondisi ini terkadang dapat disebabkan oleh penyakit. Namun, ada kalanya hiperosmia dapat muncul tanpa sebab yang jelas.

Advertisement

Jangan salah, hiperosmia berbeda dengan hiposmia. Hiposmia adalah berkurangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Kondisi medis ini ramai diperbincangkan karena menjadi salah satu gejala virus corona atau Covid-19.

Mari kita telusuri gejala, penyebab dan pengobatan hiperosmia, beserta perbedaannya dengan hiposmia berikut ini.

Apa saja gejala hiperosmia?

Saat seseorang mengidap hiperosmia, indra penciuman mereka menjadi sangat sensitif terhadap bau. Hasilnya, para penderita hiperosmia dapat merasa tidak nyaman dan bisa memicu berbagai penyakit lainnya.

Tidak hanya itu, peningkatan sensitivitas hidung terhadap bau ini bahkan bisa menyebabkan penderitanya mengalami depresi dan gangguan kecemasan.

Pemicu hiperosmia pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang merasa tidak nyaman saat mencium bau kimia, seperti pewangi, parfum, hingga produk pembersih ruangan. Bahkan, aroma shampo dan sabun saja dapat membuat mereka gelisah.

Penyebab hiperosmia

Terdapat sejumlah kondisi yang bisa menjadi penyebab hiperosmia, di antaranya:

1. Kehamilan

Salah satu penyebab umum hiperosmia adalah kehamilan. Nyatanya, indra penciuman wanita hamil dapat menjadi sangat sensitif di awal kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala, mual, dan muntah-muntah pada trimester pertama.

Hiperosmia juga sering dikaitkan dengan hiperemesis gravidarum, yakni jenis morning sickness parah yang dapat membuat ibu hamil dirawat di rumah sakit.

2. Migrain

Migrain juga dapat menyebabkan hiperosmia. Indra penciuman biasanya dapat menjadi lebih sensitif terhadap bau saat migrain menyerang. Hal yang sebaliknya juga bisa terjadi, yakni hiperosmia menjadi pemicu migrain.

3. Penyakit Lyme

Penyakit Lyme adalah kondisi medis yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdoferi. Menurut sebuah studi, 50 persen penderita penyakit Lyme juga berpotensi mengidap hiperosmia.

Selain berbagai kondisi medis di atas, ada beberapa penyakit lain yang berpotensi menyebabkan hiperosmia, yaitu:

  • Alergi
  • Meningitis aseptik
  • Diabetes
  • Sindrom Cushing
  • Kekurangan vitamin B-12
  • Kekurangan nutrisi
  • Beberapa obat resep tertentu.

Riset juga mengungkapkan bahwa hiperosmia juga kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik.

Pengobatan hiperosmia yang bisa dicoba

Salah satu pertolongan pertama hiperosmia yang mudah dilakukan adalah mengunyah permen karet dengan rasa peppermint. Cara ini dipercaya dapat membantu penderita hiperosmia untuk menghilangkan ketidaknyamanan akibat beberapa bau tertentu.

Namun, untuk pengobatan jangka panjang, penderita hiperosmia disarankan untuk menangani berbagai kondisi medis yang menjadi penyebab hiperosmia. Selain itu, penderita hiperosmia disarankan untuk belajar menghindari bau yang memicu gejala-gejalanya.

Beberapa obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan hiperosmia. Jika memang demikian, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat lain yang tidak menimbulkan efek samping yang sama. 

Apa perbedaan hiperosmia dan hiposmia?

Meski namanya hampir mirip, hiperosmia dan hiposmia adalah gangguan penciuman yang berbeda. Kalau penderita hiperosmia menjadi lebih sensitif terhadap bau, penderita hiposmia malah sebaliknya. Penderita hiposmia akan mengalami gangguan penciuman yang membuat mereka kesulitan untuk mencium bau. Beberapa kemungkinan penyebab hiposmia meliputi:

  • Alergi
  • Cedera kepala
  • Infeksi, seperti flu atau Covid-19
  • Pertumbuhan polip di dalam hidung atau sinus
  • Septum hidung yang bengkok
  • Masalah sinus kronis
  • Kebiasaan merokok
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Masalah gigi
  • Obat-obatan tertentu (ampicillin, tertracycline, amitriptyline, hingga loratadine).

Hiposmia juga bisa disebabkan oleh terapi radiasi di bagian kepala dan leher pada penderita kanker, hingga penggunaan obat terlarang seperti kokain. Menurut Anosmia Foundation, sekitar 22 persen kasus hiposmia tidak memiliki penyebab yang jelas.

Cara mengembalikan indra penciuman akibat hiposmia

Jika Anda mengidap hiposmia, terdapat berbagai cara mengembalikan indra penciuman yang dapat dicoba. Dokter bisa merekomendasikan operasi, terutama untuk mengatasi polip di dalam hidung atau sinus hingga septum hidung yang bengkok, jika memang berbagai masalah ini menjadi penyebab hiposmia.

Cara mengembalikan penciuman yang mungkin direkomendasikan dokter selanjutnya adalah obat-obatan, seperti steroid dan antihistamin, terutama jika hiposmia disebabkan oleh alergi atau infeksi saluran pernapasan.

Satu hal yang harus diingat, ketika kemampuan untuk mencium bau berkurang secara tiba-tiba, segera konsultasikan masalah ini dengan dokter supaya masalah ini atau penyebabnya bisa segera diatasi.

Baca Juga

  • 5 Cara Pulihkan Tenaga dan Hilangkan Lemas Setelah Tipes
  • Penyebab Batuk Tak Kunjung Sembuh dan Cara Mengatasinya
  • Mengenal Perbedaan Maag dan GERD

Catatan dari SehatQ

Meskipun terdengar sepela, hiperosmia dan hiposmia adalah gangguan penciuman yang tidak boleh diremehkan. Bisa jadi keduanya disebabkan oleh kondisi medis yang belum terdeteksi. Segeralah datang ke dokter jika indra penciuman Anda hilang tanpa sebab yang jelas.

Jika Anda memiliki keluhan medis lain, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.

Advertisement

penyakitpatah hidungpolip hidung

Ditulis oleh Fadli Adzani

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved