Hiperkalemia adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar kalium dalam darah. Meski zat mineral ini sangat dibutuhkan tubuh, "penumpukan" kalium di dalam darah ternyata berbahaya. Mari mengenal penyebab dan gejala hiperkalemia.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
6 Jul 2020
Hiperkalemia adalah kondisi medis yang bisa mengancam nyawa jika tak ditangani.
Table of Content
Hiperkalemia adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya jumlah kalium dalam darah. Yang harus diwaspadai, hiperkalemia bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa, seperti henti jantung atau kematian.
Advertisement
Faktanya, ketika tak ditangani secara serius, hiperkalemia adalah kondisi medis yang memiliki tingkat kematian tinggi. Maka dari itu, kenalilah penyebab dan gejala hiperkalemia, agar Anda terhindar darinya.
Penyebab hiperkalemia bisa datang dari penyakit maupun penggunaan obat-obatan. Mengetahui penyebab hiperkalemia bisa membantu Anda untuk mendapatkan penanganan terbaik saat datang ke dokter.
Salah satu penyebab hiperkalemia yang paling umum ialah gagal ginjal. Saat gagal ginjal terjadi, maka ginjal akan kehilangan fungsinya dalam menyaring kadar kalium yang berlebih. Bahayanya, penumpukan kalium bisa terjadi.
Beberapa jenis pengobatan ternyata bisa menyebabkan hiperkalemia, sebut saja obat kemoterapi, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors, hingga angiotensin receptor blockers.
Selain obat-obatan, mengonsumsi suplemen kalium secara berlebihan juga bisa menyebabkan hiperkalemia. Maka dari itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi pada dokter sebelum mengonsumsinya.
Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang bisa menyebabkan pecahnya otot, sehingga kalium yang ada di dalam sel otot akan dilepaskan ke dalam darah.
Kecelakaan bisa menyebabkan trauma pada tubuh. Sebut saja luka bakar atau kecelakaan kendaraan, yang bisa merusak sel-sel tubuh sehingga kalium akan terlepas dan mengalir di dalam darah.
Selain itu, beberapa penyakit seperti diabetes tipe 1, dehidrasi, penyakit Addison (kelenjar adrenal tak memproduksi hormon yang cukup), dan perdarahan internal juga bisa menyebabkan hiperkalemia.
Hiperkalemia adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar kalium dalam darah. Kadar normal kalium di dalam darah adalah 3,5-5 mmol/L.
Hiperkalemia pun terbagi menjadi tiga jenis; jika jumlah kalium di dalam darah mencapai 5,1-6 mmol/L, maka Anda dianggap memiliki hiperkalemia ringan.
Jika mencapai 6,1-7 mmol/L, maka kadar kalium di dalam darah dianggap sebagai hiperkalemia sedang. Terakhir, jika kadar kalium melebihi 7 mmol/L, itu artinya Anda mengidap hiperkalemia parah.
Untuk mengetahui penyebab dan jenis hiperkalemia yang diderita, berkonsultasilah ke dokter. Terlepas dari apa pun jenisnya, penanganan medis tetap diperlukan untuk mencegah datangnya komplikasi.
Apapun yang baik jika berlebihan, akan menimbulkan berbagai gejala merugikan. Tak terkecuali kalium, zat mineral yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga detak jantung tetap stabil.
Jika Anda mengidap hiperkalemia, maka berbagai gejala di bawah ini bisa muncul:
Dalam kasus yang ekstrem dan langka terjadi, hiperkalemia juga bisa menyebabkan gagal jantung dan kelumpuhan. Jika tidak ditangani, hiperkalemia bahkan dapat mengakibatkan jantung berhenti berdetak.
Umumnya, pengobatan hiperkalemia akan fokus untuk menurunkan kadar kalium yang berlebih di dalam darah dan menstabilkan organ jantung.
Tergantung dari penyebabnya, berikut ini adalah pengobatan hiperkalemia yang bisa direkomendasikan dokter.
Jika hiperkalemia yang Anda idap disebabkan oleh gagal ginjal, maka dokter bisa merekomendasikan hemodialisis atau cuci darah. Saat ginjal tak bisa menjalankan fungsinya dengan baik, dokter akan meminta bantuan mesin untuk membuang limbah (seperti kelebihan kalium) dari dalam darah.
Berbagai macam obat-obatan juga bisa dikonsumsi untuk mengatasi hiperkalemia. Pertama, ada obat kalsium glukonat yang bisa meredakan efek kelebihan kalium pada jantung.
Kemudian, ada obat diuretik. Pemberian obat diuretik dilakukan untuk membantu Anda membuang kelebihan kalium lewat urine. Terakhir ada resin, yang bisa mengikat kalium dan mengeluarkannya dari dalam tubuh saat buang air besar.
Anda disarankan untuk tidak mencoba obat-obatan di atas tanpa resep dokter. Sebab, Anda tidak tahu dosis tepat yang dibutuhkan untuk mengatasi hiperkalemia.
Selain tindakan medis, cara mengobati hiperkalemia bisa dilakukan lewat perawatan rumahan. Jika mengalami hiperkalemia ringan, ada beberapa metode pengobatan yang bisa dicoba di rumah:
Salah satu cara paling mudah untuk mengobati hiperkalemia ringan ialah mengurangi asupan kalium yang ada pada makanan. Makanan yang mengandung kalium tinggi meliputi pisang, susu, kentang, daging sapi, hingga kacang-kacangan.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk tidak mengonsumsi suplemen kalium selama menjalani pengobatan.
Perlu diketahui, dehidrasi bisa menyebabkan hiperkalemia. Maka dari itu, minumlah lebih banyak air secara teratur dan rutin.
Beberapa bahan herbal alami ternyata bisa meningkatkan kadar kalium di dalam darah, seperti alfalfa, jelatang, hingga dandelion. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam memilih obat herbal.
Meski terdapat berbagai cara untuk menangani hiperkalemia ringan di rumah, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan obat-obatan yang sesuai.
Baca Juga
Hiperkalemia adalah kondisi medis yang tak boleh diremehkan. Bahkan, hiperkalemia adalah penyakit yang mengharuskan penderitanya dirawat di rumah sakit, sampai kadar kaliumnya kembali normal.
Jika Anda sudah merasakan berbagai gejala hiperkalemia, jangan membuang-buang waktu lagi. Datanglah ke rumah sakit dan mintalah bantuan dari dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Beredar kabar bahwa air bawang putih mampu sembuhkan corona. Benarkah hal tersebut? Memang, bawang putih merupakan rempah yang banyak khasiat, tapi cobalah cek kebenarannya!
20 Mar 2020
Logam berat adalah elemen yang secara alami ada di bumi dan diolah untuk kebutuhan industri, pertanian, hingga obat-obatan. Risiko keracunan logam berat terjadi ketika jaringan tubuh menyerap terlalu banyak jenis metal tertentu. Keracunan paling rentan terjadi karena bahaya kadmium, arsenik, merkuri, dan timbal.
28 Apr 2021
Porphyria adalah kelainan darah langka ketika penderitanya tidak bisa memproduksi heme sendiri. Heme adalah bagian dari protein sel darah merah yang mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Untuk bisa membentuk heme, tubuh perlu enzim-enzim tertentu.
14 Jul 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved