Hiperandrogen adalah keadaan dimana terjadinya sekresi berlebih dari hormon androgen, seperti pada hiperplasia adrenal kongenital.
12 Des 2022
Jerawat dapat timbul akibat kondisi hiperandrogen
Table of Content
Buat para perempuan, pernah mengalami jerawat yang parah di wajah padahal sudah rajin membersihkan wajah? tumbuh bulu dan kumis di sekitar wajah? Atau rambut rontok yang sangat parah, sampai mengarah ke kebotakan? Nah, kondisi – kondisi tersebut bisa disebabkan oleh gangguan hormonal, salah satunya hiperandrogen.
Advertisement
Menurut Medical Dictionary for Health Consumers. © 2007 by Saunders “Hiperandrogen adalah keadaan dimana terjadinya sekresi berlebih dari hormon androgen, seperti pada hiperplasia adrenal kongenital.” Hormon androgen atau testosteron diproduksi di dalam tubuh pria maupun wanita
Androgen merupakan hormon seks yang ada di dalam tubuh. Fungsi androgen adalah memulai fase pubertas dan berperan dalam menjalankan sistem reproduksi. Salah satu hormon androgen yang paling dikenal adalah testosteron. Meski androgen dimiliki oleh pria dan wanita, hormon androgen lebih banyak diproduksi oleh pria. Idealnya perempuan cukup memiliki 1% hormon androgen saja dalam tubuhnya.
Umumnya, tingkat hormon androgen di dalam tubuh wanita akan kembali normal setelah masa pubertas. Namun bila tingkat hormon androgen masih berlebih maka hal ini dapat menyebabkan kondisi hiperandrogen.
Ada beberapa kondisi medis yang bisa meningkatkan kadar hormon androgen pada perempuan. Misalnya kalau ada penyakit pada ovarium seperti PolyCystic Ovarian Syndrome (PCOS) atau pada kondisi yang lebih berat bisa juga karena kanker ovarium. Lalu mungkin pula karena adanya gangguan pada kelenjar adrenal di ginjal atau mungkin juga disebabkan oleh masalah pada kelenjar pituitari di otak¹
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh efek samping obat – obatan tertentu, misalnya setelah mengkonsumsi obat yang mengandung steroid anabolik, habis melakukan terapi hormon testosteron atau suntik insulin. Di luar itu, ada beberapa faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko munculnya hiperandrogen, seperti obesitas, adanya resistensi insulin, bisa juga dipengaruhi oleh faktor keturunan
Gejala – gejala fisik akibat hiperandrogen yang paling sering bikin perempuan stres muncul jerawat yang parah di wajah. Kalau udah jerawatan, apalagi yang parah, mungkin jadi tidak percaya diri sama penampilan. Gejala lain seperti tumbuhnya bulu atau rambut yang lebat di wajah dan berbagai bagian tubuh, misalnya seperti kumis atau jambang. Lalu bisa juga gejala yang muncul adalah ukuran payudara yang kian mengecil, suara jadi lebih berat, hasrat seksual atau libido menurun, jadwal menstruasi tidak lancar2,3
Selain gejala fisik, ada juga beberapa masalah serius yang bisa timbul seiring dengan berjalannya kondisi hiperandrogen yang dialami, seperti kelebihan berat badan, penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, hingga masalah psikologis, kayak moodswing (suasana hati yang mudah berubah – ubah), depresi, gangguan kecemasan, bahkan bisa juga menimbulkan masalah kesuburan atau infertilitas2,4
Penanganan hiperandrogen pada wanita bisa bervariasi, tergantung kondisi dan penyebabnya. Oleh karena itu, wanita yang mengalami hiperandrogen perlu menjalani pemeriksaan ke Dokter. guna memastikan diagnosis dan menentukan penyebab hiperandrogen. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, termasuk tes darah untuk menentukan kadar hormon androgen.
Jika memang terdeteksi bahwa penyebabnya adalah kondisi hiperandrogen, biasanya Dokter akan memberikan terapi berupa obat anti-androgen.
Obat anti-androgen adalah jenis obat yang dapat menurunkan kadar hormon androgen di dalam tubuh. Ada beberapa jenis obat antiandrogen, yaitu Spironolakton, Flutamid, dan Siproteron asetat (CPA) 5
Selain itu, Dokter biasanya akan merekomendasikan terapi hormonal kombinasi yang mengandung kombinasi Siproteron asetat (CPA) dan Etinil estradiol (EE) untuk mengatasi kondisi hiperandrogen atau kelebihan hormon androgen6
Tak hanya sekadar mengatasi, terapi ini juga dapat mencegah berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh kadar hormon androgen berlebih.
Sebagai senyawa anti-androgen, Siproteron asetat bekerja dengan cara mengontrol dan menurunkan kadar hormon androgen bebas. Sementara itu, Etinil estradiol merupakan pengganti hormon estrogen alami yang juga mampu menekan produksi hormon androgen berlebih dalam tubuh.
Selain itu, penggunaan terapi hormonal dengan kombinasi CPA dan EE juga bermanfaat untuk mencegah timbulnya jerawat dan mencegah tumbuhnya rambut yang lebat di beberapa area tubuh seperti wajah, lengan, dan tungkai, serta mengobati kebotakan di bagian tertentu kepala atau dikenal juga dengan alopesia6
Berbagai cara mengatasi hiperandrogen tersebut tentu perlu diimbangi dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, seperti olahraga secara teratur dan diet sehat untuk menurunkan berat badan atau menjaga berat badan ideal. Pasalnya, gaya hidup juga dapat mempengaruhi produksi kadar hormon androgen dalam tubuh.
Mengurangi konsumsi beberapa makanan seperti gula, daging merah, karbohidrat rafinasi (pasta, roti, dan sejenisnya), produk olahan dari susu serta telur dapat mengurangi munculnya jerawat.
Di sisi lain Anda dapat memperbanyak makanan yang kaya omega-3 dan serat seperti ikan serta sayur-sayuran.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala hiperandrogen, sebaiknya segera periksakan diri ke Dokter. Semakin cepat penanganan diberikan, semakin kecil pula kemungkinan terjadinya komplikasi yang berbahaya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Reiki adalah jenis terapi alternatif dari Jepang yang diyakini bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan psikis, seperti memperbaiki mood hingga meredakan nyeri dan kelelahan.
Jangan bosan dulu jika sejak kecil selalu diingatkan untuk mengonsumsi sayuran sehat. Bukannya berlebihan karena memang sayuran mengandung nutrisi seperti vitamin, mineral, dan juga serat yang diperlukan tubuh. Namun jika dibuat peringkat sayuran tersehat di dunia, bayam adalah juaranya.
Pengalaman kehilangan seseorang yang disayangi bisa saja menimbulkan trauma karena emosi begitu besar. Terlebih, ada banyak orang yang menolak menjalani proses berduka, hal yang membuat proses adaptasi semakin sulit.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved