Kasus hepatitis akut yang menyerang anak pertama kali muncul di Britania Raya. Hingga saat ini, penyebabnya belum diketahui dan masih misterius. Beberapa pasien yang mengalami kondisi ini ada yang diketahui juga teridentifikasi adenovirus dan SARS-CoV-2.
4 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hepatitis akut yang menyerang anak diduga disebabkan oleh adenovirus
Table of Content
Pada 15 April 2022 lalu, WHO mengumumkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait kasus hepatitis akut yang menyerang anak di Inggris dan Irlandia Utara. Sejak itu, sekitar seminggu setelahnya, setidaknya telah tercatat 169 kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak dari 11 negara. Adenovirus menjadi hipotesis terkuat sebagai penyebab hepatitis akut ini.
Advertisement
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan RI telah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan seiring dengan penetapan KLB oleh WHO.
Tiga anak yang sebelumnya dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo dinyatakan meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Hepatitis adalah peradangan pada hati yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Selain infeksi virus, kebiasaan tidak sehat, seperti mengonsumsi alkohol juga bisa menyebabkan hepatitis.
Patogen (kuman penyebab penyakit) atau virus yang menjadi penyebab hepatitis adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun, pada kasus hepatitis akut pada anak, tidak ditemukan virus hepatitis A-E sebagai penyebabnya. Maka dari itu, kasus hepatitis ini disebut sebagai hepatitis akut misterius, alias belum diketahui penyebabnya.
Berdasarkan temuan WHO, dalam banyak kasus (sekitar 75% kasus di Inggris), virus dari kelompok adenovirus, yakni Adenovirus 41, ditemukan pada anak yang mengalami hepatitis akut. Atas dasar itu, WHO menduga adenovirus kemungkinan menjadi penyebab hepatitis akut yang tak diketahui penyebabnya. Meski demikian, penelitian untuk membuktikan hubungan keduanya terus dilakukan.
Adenovirus sendiri adalah kelompok virus yang menyebabkan berbagai penyakit umum, seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, diare, dan konjungtivitis (mata merah). Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, ketua Satgas Covid-19 IDI, melalui cuitannya di Twitter mengatakan, khusus untuk adenovirus 41 sendiri belum pernah dikaitkan dengan hepatitis dan tidak merusak liver, kecuali pasien memiliki imunitas buruk.
Selain adenovirus, laman Kemenkes RI juga menyebutkan telah terdeteksi adanya virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pada sebagian kecil anak yang mengalami hepatitis akut misterius. Dalam jumlah yang lebih kecil, ditemukan pula anak yang mengalami hepatitis akut memiliki kedua jenis virus tersebut, yakni adenovirus dan SARS-CoV-2.
Baca Juga
Kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini dialami oleh anak-anak berusia di bawah 16 tahun. Rentangnya berkisar dari bayi usia 1 bulan hingga remaja berusia 16 tahun. Namun, mayoritas terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun.
Meski penyebabnya masih terus diteliti, mewaspadai gejalanya dapat membantu Anda untuk memberikan penanganan sedini mungkin.
Berikut adalah beberapa gejala hepatitis akut misterius yang menyerang anak:
Gejala hepatitis akut pada anak yang muncul biasanya diawali dengan masalah pencernaan, seperti sakit perut dan muntaber, kemudian diikuti dengan sakit kuning. Demam sendiri dilaporkan jarang menjadi gejala, meski mungkin saja terjadi.
Anak dengan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini juga memiliki hasil tes enzim hati yang meningkat serta hasil tes virus hepatitis A, B, C, D, dan E yang negatif.
Juru bicara Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, mengimbau untuk segera membawa anak ke dokter atau rumah sakit bila mendapati gejala di atas, terutama jika disertai kejang dan penurunan kesadaran.
Saat ini belum ada tes khusus untuk mendiagnosis hepatitis akut misterius pada anak. Namun, anak yang dicurigai mengalami hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini harus memiliki hasil tes negatif pada semua virus yang jadi penyebab umum hepatitis, seperti hepatitis A, B, C, D, dan E.
Akan tetapi, mengingat pemeriksaan hepatitis D dan E belum tersedia luas di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan pemeriksaan hepatitis A, B, dan C cukup sebagai skrining awal. Selain itu, anak perlu menjalani tes fungsi hati dan HBsAg
Pada awal munculnya hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini, beberapa mengaitkan ada hubungannya dengan vaksin Covid-19. Ini karena salah satu vaksin Covid-19, yakni AstraZeneca menggunakan vektor adenovirus yang telah dimodifikasi sebagai bahan baku.
Meski begitu, dugaan ini tidak didukung data yang cukup. Vaksin Covid-19 AstraZeneca memang menggunakan adenovirus yang telah dilemahkan. Namun, adenovirus di dalamnya tidak dapat mereplikasi (memperbanyak diri) ataupun menyebabkan infeksi.
Selain itu, WHO menyebutkan, berdasarkan data yang diterima, kebanyakan anak yang mengalami hepatitis akut misterius ini belum mendapatkan vaksin Covid-19.
Virus SARS-CoV-2 memang terdeteksi pada beberapa kasus hepatitis akut. Para ahli, masih mencoba meneliti hubungan di antara keduanya.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan hepatitis akut pada anak. Dugaan terkuat sementara adalah adenovirus 41 yang mayoritas ditemukan pada pasien terinfeksi.
Kondisi ini menjadi kondisi yang terhitung sebagai gawat darurat atau kejadian luar biasa karena telah dilaporkan adanya kasus kematian pada beberapa penderitanya.
Mengingat penyebabnya yang belum jelas, ditambah cara penularan hepatitis akut yang juga belum diketahui, cara terbaik untuk mengenali kondisi ini adalah dengan memperhatikan gejala yang muncul. Pengobatan yang dilakukan umumnya bertujuan untuk meringankan gejala yang muncul.
Menjalani pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer berbasis alkohol, menutup mulut saat bersin atau batuk juga dapat membantu meminimalisir risiko tertular adenovirus.
Hand sanitizer berbasis alkohol seperti Purekids Antiseptic Hand Sanitizer bisa Anda gunakan untuk mencuci tangan untuk meminimalisir infeksi adenovirus. Pasalnya, Purekids Antiseptic Hand Sanitizer mengandung bahan-bahan yang direkomendasikan WHO untuk menetralisir virus seperti etanol dan hidrogen peroksida. Berdasarkan Laboratory biosafety guidance related to coronavirus disease 2019, kedua zat ini dapat merusak lapisan pelindung virus sehingga membuatnya lemah.
Purekids Antiseptic bebas dari kandungan metanol. Metanol merupakan jenis alkohol yang menyebabkan mual, muntah, atau sakit kepala, bila digunakan dalam jumlah yang banyak pada kulit.
Di samping itu Purekids Antiseptic Hand Sanitizer dilengkapi kandungan double moisturizer yaitu gliserin dan aloe vera sehingga kulit tangan tetap nyaman dan tetap kering. Oleh karena itu hand sanitizer ini aman digunakan untuk anak-anak, termasuk yang memiliki kulit sensitif.
Purekids Antiseptic hand sanitizer memiliki bentuk cair dan hadir dalam dua ukuran yakni 50 ml dan 900 ml. Selain itu tersedia juga dalam dua varian aroma yang bisa dipilih yakni strawberry dan lemon.
Jika Anda memiliki kekhawatiran akan munculnya hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya pada anak Anda, konsultasikanlah ke dokter. Anda juga bisa bertanya lebih lanjut lewat konsultasi dokter online di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play.
Sebagai langkah pencegahan, Anda juga dapat melakukan pemeriksaan atau vaksinasi hepatitis dengan harga spesial di SehatQ.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab perut kembung pada lansia ternyata bisa menjadi penyebab adanya gangguan hati. Penyebabnya adalah penumpukan cairan di perut, pembesaran organ hati bahkan kanker hati.
Cara menjaga kesehatan hati harus diperhatikan dengan baik agar tidak menyebabkan berbagai komplikasi. Mulailah dengan memerhatikan asupan makanan, menghindari zat beracun, hingga batasi konsumsi alkohol.
Hepatitis merupakan peradangan pada organ hati dan dapat menjadi kronis hingga menyebabkan komplikasi. Penyakit hepatitis ada bermacam-macam tipe, bukan hanya penyakit kuning saja. Ketahui perbedaan masing-masing jenis hepatitis dan tingkat keparahannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved