Seperti halnya ketakutan akan badut dan rumah angker, hemophobia adalah rasa takut luar biasa akan darah. Jangankan mengikuti prosedur medis yang berkaitan dengan darah. Melihat atau membayangkannya saja sudah bisa membuat mual dan pusing seketika.
2023-03-24 07:47:54
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Takut saat melihat darah
Seperti halnya ketakutan akan badut dan rumah angker, hemophobia adalah rasa takut luar biasa akan darah. Jangankan mengikuti prosedur medis yang berkaitan dengan darah. Melihat atau membayangkannya saja sudah bisa membuat mual dan pusing seketika.
Advertisement
Hemophobia atau takut darah ini termasuk dalam fobia spesifik. Lebih jauh lagi, kategorinya termasuk dalam fobia blood-injection-injury atau BII phobia. Sangat mungkin, takut darah ekstrem ini berdampak pada kehidupan sehari-hari orang yang mengalaminya.
Ketika mengalami fobia, akan muncul reaksi baik fisik maupun emosional. Beberapa gejala fisik yang mungkin muncul ketika melihat darah di antaranya:
Selain itu, bisa juga muncul gejala secara emosional seperti:
Pada anak-anak yang memiliki hemophobia, akan muncul gejala lain seperti tantrum, lebih menempel pada orang di sekitarnya, menangis, bersembunyi, atau menolak meninggalkan orangtua atau pengasuhnya ketika ada situasi yang mungkin memperlihatkan darah.
Lebih jauh lagi, hemophobia termasuk unik karena ada respons vasovagal. Ini adalah jenis respons ketika detak jantung dan tekanan darah turun drastis sebagai respons saat melihat darah.
Konsekuensinya, sangat mungkin muncul rasa pusing hingga nyaris hilang kesadaran. Setidaknya, tim peneliti asal Aligarh Muslim University mencatat 80% orang dengan fobia BII akan mengalami respons vasovagal. Namun, sangat jarang respons serupa ditemukan pada jenis fobia spesifik lain.
Biasanya, fobia spesifik semacam takut darah ini pertama kali muncul ketika anak berusia 10-13 tahun. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fobia ini adalah:
Lebih jauh lagi, awal mula anak mulai mengalami hemophobia adalah saat 9 tahun pada anak laki-laki, dan 7,5 tahun pada anak perempuan. Pergeseran ini terjadi karena anak-anak yang lebih kecil biasanya punya sumber ketakutan berupa gelap, orang asing, atau suara bising.
Proses diagnosis kondisi hemophobia adalah hal yang gampang-gampang susah. Mengingat orangnya punya ketakutan tersendiri pada darah dan hal-hal medis, mungkin saja justru memilih untuk tidak memeriksakan diri ke dokter.
Namun kabar baiknya, biasanya pemeriksaan tidak melibatkan peralatan medis atau jarum. Prosesnya hanya berupa berbincang dengan dokter tentang gejala yang muncul dan sudah berapa lama berlangsung.
Biasanya, dokter akan menggunakan kriteria terkait kategori BII untuk menegakkan diagnosis resmi. Jangan lupa menyampaikan kepada dokter jika ada pertanyaan lain.
Pilihan penanganan untuk hemophobia di antaranya berupa:
Terapis akan memberikan paparan secara bertahap berupa sumber ketakutan. Mulai dari latihan visual melihat darah dan seterusnya. Biasanya, terapi ini memerlukan beberapa sesi hingga terlihat hasilnya.
Terapis juga akan mengidentifikasi bagaimana perasaan yang muncul ketika ada di dekat darah. Cara kerja terapi ini adalah menggantikan rasa cemas dengan pikiran yang lebih realistis terkait apa yang sebenarnya terjadi ketika menjalani prosedur atau melihat cedera dengan darah.
Jenisnya bermacam-macam mulai dari latihan napas hingga yoga demi meredakan fobia. Teknik ini bisa mengalihkan rasa stres serta meredakan gejala fisik yang muncul.
Metode terapi ini dilakukan dengan memberi tekanan pada otot di lengan, dada, atau kaki selama interval waktu tertentu. Proses berlangsung hingga wajah memerah saat melihat darah. Harapannya, kemampuan merespons pemicu fobia bisa semakin kuat apabila sudah terlatih.
Pada kondisi yang lebih parah, mungkin perlu ada konsumsi obat. Namun, bukan berarti ini adalah satu-satunya solusi untuk fobia yang cukup parah. Selalu diskusikan dengan dokter sebelum melakukannya.
Jangan ragu mendiskusikan kondisi ini terutama jika sampai mengganggu urusan Anda ke rumah sakit atau dokter. Memeriksakan diri lebih cepat akan memudahkan keseluruhan proses penanganan.
Tak hanya itu, apabila Anda memiliki anak dan masih berkutat dengan hemophobia, sebaiknya segera lakukan penanganan. Harapannya agar anak tidak mendapatkan persepsi bahwa darah merupakan hal yang menyeramkan atau jadi pemicu dari faktor lingkungan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar hemophobia dan bagaimana membedakannya dari rasa takut biasa akan darah, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kalap belanja saat Ramadan sering dihubungkan dengan gangguan kesehatan mental. Faktor yang paling memengaruhi adalah peningkatan daya beli yang drastis dalam waktu singkat.
Orang dengan kepribadian ekstrovert sering dianggap sebagai orang-orang yang senang bersosialisasi dan suka berbicara, serta menjadi pusat perhatian. Namun, ciri-ciri orang ekstrovert tidak hanya itu saja, karena orang yang memiliki kepribadian ekstrovert juga adalah orang yang lebih senang mendiskusikan permasalahan yang dialami.
Psikopat adalah orang yang menderita gangguan kepribadian antisosial. Psikopat dikaitkan dengan sosiopat, walaupun terdapat perbedaan kunci antara keduanya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved