logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Kepribadian Narsistik - Gejala, Penyebab, dan Dampak

open-summary

Narsistik adalah jenis kepribadian yang ditandai dengan merasa diri sendiri lebih penting dari orang lain, kurang peduli terhadap lingkungan sekitar, dan mudah cemburu terhadap suatu keberhasilan orang lain.


close-summary

20 Apr 2023

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Narsistik adalah gangguan mental

Sering memamerkan foto selfie dan selalu ingin dikagumi oleh orang lain merupakan indikasi gangguan narsistik

Table of Content

  • Gejala gangguan narsistik
  • Bagaimana menghadapi kritik?
  • Dampak gangguan narsistik
  • Penyebab gangguan narsistik
  • Siapa yang rentan terkena gangguan narsistik?

Ada saja orang yang merasa dirinya sangat penting atau haus pujian dari orang lain. Ini hanya beberapa ciri dari gangguan narsistik, salah satu jenis masalah kepribadian yang termasuk gangguan mental.

Advertisement

Narsistik adalah jenis kepribadian yang ditandai dengan merasa diri sendiri lebih penting dari orang lain, kurang peduli terhadap lingkungan sekitar, dan mudah cemburu terhadap suatu keberhasilan orang lain.

Sejatinya, di balik sikapnya yang terkesan narsis dan merasa sangat percaya diri, ada jiwa yang rapuh dan sangat sensitif terhadap bentuk kritik sekecil apapun.

Gejala gangguan narsistik

Beda orang, bisa beda pula gejala dan tingkat keparahan gangguan narsistik yang dideritanya. Beberapa hal yang mengindikasikan gejala gangguan narsistik di antaranya:

  • Merasa dirinya sangat penting secara berlebihan
  • Selalu ingin dikagumi dan diapresiasi oleh orang lain
  • Ingin dianggap superior meski tidak melakukan hal berprestasi apapun
  • Berlebihan menanggapi talenta dan prestasi yang diperoleh
  • Berfantasi tentang kesuksesan, kekuatan, kepintaran, atau pasangan yang ideal
  • Merasa superior dan hanya mau bergaul dengan orang yang dirasanya sepadan
  • Mendominasi percakapan dan merendahkan orang lain yang dianggap inferior
  • Memanfaatkan orang lain demi mendapatkan yang diinginkan (manipulatif)
  • Enggan atau tidak bisa memahami perasaan orang lain
  • Mudah merasa iri dengan orang lain atau sebaliknya merasa orang lain iri pada dirinya
  • Perilaku arogan
  • Memaksakan diri untuk memiliki benda yang paling bagus dibandingkan dengan orang sekitar

Beberapa gejala tersebut tidak bersifat pasti, hanya saja secara garis besar itulah yang dirasakan orang yang mengalami gangguan narsistik. 

Baca Juga

  • Hemophobia, Takut Darah Ekstrem Hingga Bikin Gemetar
  • Sikap Merendahkan Orang Lain Bisa Bawa Dampak Merugikan
  • IQ vs EQ, Mana yang Lebih Utama

Bagaimana menghadapi kritik?

Satu hal yang juga tak kalah dominan dirasakan orang dengan gangguan narsistik adalah betapa sulitnya mereka menghadapi kritik. Terlepas dari orang lain tidak bermaksud memberikan kritik atau tidak, orang yang menderita gangguan narsistik akan berlebihan menentangnya.

Beberapa ciri-cirinya adalah:

  • Menjadi tidak sabar atau marah ketika tidak mendapatkan perlakuan khusus
  • Memiliki masalah internal dalam mengendalikan emosi 
  • Sangat mudah tersinggung
  • Bereaksi dengan kemarahan dan merendahkan orang lain demi merasa superior
  • Sulit mengendalikan emosi dan perilaku
  • Bermasalah dalam mengendalikan stres dan beradaptasi terhadap perubahan
  • Merasa depresi dan moody karena ekspektasi berlebihan akan segala hal
  • Cenderung rapuh dan sensitif

Dengan deretan gejala dan tanda-tanda gangguan narsistik yang dipaparkan di atas, jelas bahwa hubungan sosial seseorang dengan masalah ini tidak akan mulus. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berlanjut ke kondisi yang lebih parah.

Sebut saja ketika mereka kerap merasa tidak puas dengan perlakuan orang sekitar, maka dia akan mencari kompensasi dengan melakukan hal lain. 

Hal yang dikhawatirkan adalah ketika gangguan narsistik berujung menjadi depresi dan bahkan kenekatan untuk mencoba hal berbahaya seperti obat-obatan terlarang atau bunuh diri. Jika hal ini terjadi, dampaknya bukan lagi urusan mental saja, tapi juga akan merusak kesehatan.

Dampak gangguan narsistik

Jelas bahwa gangguan narsistik akan mengganggu kehidupan sosial seseorang. Mulai dari hubungan dengan teman, rekan kerja, pasangan, dan banyak lagi aspek kehidupan lain yang akan terdampak.

Secara umum, orang yang menderita gangguan narsistik kerap merasa tidak bahagia dan mudah kecewa ketika tidak mendapatkan pujian atau apresiasi seperti yang diharapkan.

Itulah mengapa mereka kerap merasa hubungan yang dijalinnya dengan orang lain tidak memuaskan. Konsekuensinya, orang yang berada di sekitarnya tidak akan merasa nyaman berada dekat dengannya.

Penyebab gangguan narsistik

Tentu tidak ada orang yang dengan sengaja ingin menderita gangguan narsistik. Ada alasan yang menyebabkan hal ini terjadi, beberapa faktor seperti:

1. Lingkungan keluarga

Kondisi keluarga yang tidak harmonis atau pola pengasuhan yang salah sejak kecil bisa menyebabkan gangguan narsistik. Semisal, orangtua yang terlalu berlebihan dalam memuji atau mengkritik akan membentuk karakter yang salah.

2. Genetik

Gangguan narsistik juga bisa dipengaruhi dari faktor genetik. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara otak dengan perilaku serta kemampuan berpikir yang memainkan peran dalam berkembangnya gangguan kepribadian narsistik.

3. Neurobiologi atau persarafan

Neurobiologi atau persarafan bisa jadi salah satu penyebab gangguan narsistik. Gangguan narsistik berkaitan dengan bagaimana otak memberi perintah untuk bertindak dan berpikir.

Dari ketiga hal di atas sebagai faktor pemicu terjadinya gangguan narsistik, jelas bahwa penyebabnya cukup kompleks. Semuanya juga terkait dengan apa yang pernah dilihat atau dialami dalam jangka panjang oleh seseorang sebelum dia sendiri terkena masalah tersebut.

Siapa yang rentan terkena gangguan narsistik?

Gangguan mental dalam bentuk perilaku narsistik berlebihan ini lebih banyak menyerang pria ketimbang wanita. Biasanya, hal ini terjadi pada masa remaja atau awal menginjak usia dewasa.

Beberapa contoh publik figur yang mengalami hal ini adalah rapper Kanye West, ratu pop Madonna, Presiden AS Donald Trump, hingga Adolf Hitler. Setiap dari mereka memiliki ciri-ciri gangguan narsistik yang dapat berakibat negatif.

Apabila anak-anak yang masih kecil terlihat menunjukkan hal seperti ciri-ciri di atas, bukan berarti dia akan tumbuh besar sebagai orang dengan gangguan narsistik.

Anak kecil masih bisa menerima feedback dan masukan dari orang terdekat mereka dengan cara yang tepat. Namun ketika gangguan narsistik terjadi pada orang yang sudah dewasa bahkan paruh baya, harus ada terapi tersendiri dengan psikolog.

Hal ini menjadi peringatan dini bagi para orangtua untuk tidak menyepelekan pola pengasuhan mereka. Jangan sampai terlalu berlebihan, entah itu berlebihan memberikan pujian atau berlebihan dalam mengabaikan perasaan anak.

Baik perasaan selalu dipuji atau selalu diacuhkan sama-sama berpotensi menjadi bibit munculnya rasa narsis berlebihan.

Advertisement

gangguan mentalgangguan kepribadian

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved