Sodium chloride atau NaCl lebih umum dikenal dengan sebutan garam sangat diperlukan tubuh. Namun kadarnya dalam tubuh tidak boleh berlebih atau kekurangan.
6 Mar 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Idealnya, kandungan sodium chloride dalam tubuh haruslah seimbang
Table of Content
Sodium chloride atau NaCl lebih umum dikenal dengan sebutan garam. Senyawa ini bersifat anorganik, artinya terbentuk dari sodium dan klorida yang membentuk kristal berwarna putih. Tubuh memerlukan asupan NaCl dalam porsi sewajarnya, tidak terlalu banyak atau sedikit.
Advertisement
Fungsi sodium klorida ini sangat penting bagi tubuh, mulai dari menyerap nutrisi. Tak hanya itu, senyawa ini juga berperan dalam mengendalikan tekanan darah.
Sebelum membahas tentang fungsi dan manfaat sodium chloride, bedakan dulu arti dari sodium dan garam. Sodium adalah jenis mineral dan nutrisi yang terjadi secara alami. Beberapa contoh makanan seperti sayuran segar, legume, dan buah-buahan memiliki sodium.
Sementara garam adalah jenis asupan sodium yang 75-90% diperoleh dari makanan. Umumnya, proporsi garam adalah kombinasi 40% sodium dan 60% klorida.
Peran sodium klorida untuk tubuh sangatlah penting, di antaranya untuk:
Baik sodium maupun klorida sama-sama memegang peranan penting pada usus halus manusia. Dengan adanya sodium, tubuh bisa lebih optimal menyerap klorida, gula, air, hingga asam amino pembentuk protein.
Selain itu, klorida dalam bentuk asam hidroklorida juga membantu proses pencernaan. Proses penyerapan nutrisi bisa menjadi lebih optimal.
Mineral seperti sodium dan potasium merupakan jenis elektrolit yang ada di dalam dan luar sel-sel tubuh. Keseimbangan antara kedua partikel itu berperan penting pada bagaimana sel-sel tubuh mengelola energi.
Tak hanya itu, sodium chloride juga membantu proses kontraksi otot, pengiriman sinyal saraf ke otak, hingga fungsi otak.
Untuk mengatur kadar sodium dalam tubuh, ginjal, otak, serta kelenjar adrenal bekerja bersama-sama. Adanya sinyal kimia memberi komando pada ginjal untuk mengelola cairan, baik menahan maupun membuangnya lewat urine.
Ketika kadar sodium dalam darah terlalu banyak, otak akan memberi sinyal pada ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak air pada sirkulasi darah. Dengan demikian, volume dan tekanan darah akan meningkat.
Sementara ketika terjadi kekurangan sodium, artinya kadar cairan yang terserap ke aliran darah pun lebih sedikit. Hasilnya, tekanan darah menjadi lebih rendah.
Beberapa manfaat sodium klorida adalah untuk:
Hampir seluruh jenis masakan menggunakan garam sebagai bagian dari resepnya. Bahkan, garam juga berperan dalam mengeluarkan warna alami makanan sehingga tampak lebih menggiurkan.
Bukan hanya sebagai bumbu, garam juga bisa menjadi pengawet alami agar makanan tidak mudah rusak. Itulah mengapa garam kerap digunakan untuk merendam daging sebelum dimasak (brine) agar lebih empuk.
Fungsi lain dari sodium chloride adalah untuk kebutuhan rumah tangga. Contohnya sebagai kandungan dari pembersih peralatan masak, mencegah munculnya jamur, juga menghilangkan noda.
Di dunia medis, apabila dokter meresepkan penanganan dengan garam, artinya digunakan sodium klorida. Ketika NaCl dicampur dengan air, akan terbentuk saline solution.
Penggunaan saline solution secara medis adalah untuk:
Penggunaan NaCl untuk kebutuhan medis hanya boleh dilakukan atas konsultasi dengan dokter. Berbeda jenis cairan, akan lain pula rasio sodium klorida dibandingkan dengan airnya.
Selain itu, jenis cairan yang digunakan untuk kebutuhan berbeda juga mungkin mengandung tambahan zat kimia dan senyawa lainnya.
Secara umum, sodium chloride tidak berbahaya bagi tubuh. Namun, tentu akan menjadi bermasalah apabila terlalu banyak maupun sedikit. Berikut penjelasannya:
Mengonsumsi terlalu banyak sodium dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi yang tentu saja meningkatkan risiko mengalami penyakit jantung dan ginjal.
Selain itu, tubuh akan merespons dengan menahan air sehingga terjadi retensi cairan. Gejala paling terlihat adalah membengkaknya beberapa bagian tubuh.
Tak hanya itu, kelebihan asupan sodium klorida juga bisa menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi.
Sementara defisiensi atau terlalu sedikit sodium bisa berarti kondisi hiponatremia. Penyebabnya beragam, mulai dari minum terlalu banyak air, mual dan muntah dalam waktu lama, mengonsumsi obat diuretik, penyakit ginjal, hingga masalah hormon.
Risiko ini juga bisa terjadi pada atlet yang menjalani olahraga berintensitas tinggi tanpa mengganti kebutuhan elektrolit dan cairan dengan tepat.
Idealnya, rekomendasi asupan sodium setiap harinya tidak lebih dari 2.300 miligram. Anda bisa mencegah konsumsi sodium berlebih dengan menghindari makanan yang diproses terlalu banyak. Selalu periksa label kemasan sebelum mengonsumsinya.
Ganti pula konsumsi makanan beku atau dengan bahan pengawet dengan makanan asin yang sehat.
Namun, tentu saja takaran berapa asupan sodium ideal ini bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Faktor yang turut menentukan mulai dari usia, jenis kelamin, hingga kondisi medis juga perlu diperhitungkan.
Baca Juga
Bagi yang ingin menjalani diet rendah sodium pun, tentu harus berkonsultasi terlebih dahulu pada ahlinya, baik dokter maupun pakar gizi. Selalu kenali tubuh sebelum mencoba mengubah asupan atau pola makan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang seberapa banyak asupan sodium yang tepat untuk Anda, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sebelum mengonsumsi Garcinia cambogia, Anda harus tahu dulu kandungan dan efek sampingnya. Sebab, efektivitasnya dalam menurunkan berat badan, belum terbukti sepenuhnya.
Apabila digunakan dengan cara yang tepat, menstrual cup tergolong aman dan nyaman. Namun, berhati-hatilah karena ada efek samping yang mungkin terjadi seperti infeksi atau iritasi.
Asphyxia neonatorum adalah kondisi saat bayi tidak mendapat cukup oksigen saat proses persalinan. Dampaknya pada tiap bayi berbeda, mulai dari tak ada konsekuensi sama sekali hingga yang berakibat fatal seperti kecacatan. Di dunia, asphyxia neonatorum adalah penyebab kerusakan otak dan kematian bayi terbesar.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved