Cedera otak traumatik terjadi akibat hantaman keras atau tiba-tiba di kepala. Kondisi ini bisa menyebabkan terganggunya fungsi normal otak bahkan kecacatan hingga kematian.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
10 Jul 2020
Cedera otak traumatik bisa menyebabkan terganggunya fungsi normal otak
Table of Content
Cedera otak traumatik adalah gangguan pada fungsi normal otak yang terjadi akibat benjolan, pukulan, atau sentakan pada kepala. Hantaman keras atau tiba-tiba tersebut menyebabkan kerusakan pada otak.
Advertisement
Ketika otak bertabrakan dengan bagian dalam tengkorak, mungkin saja terjadi memar otak, robek serabut saraf, dan pendarahan. Selain itu, jika tengkorak retak maka tengkorak yang patah dapat menembus jaringan otak.
Cedera otak traumatis dapat terjadi begitu saja tanpa aba-aba terlebih dahulu. Terdapat berbagai hal yang dapat menjadi penyebab cedera otak traumatis, di antaranya:
Jatuh dari tangga, tempat tidur, kamar mandi, atau lainnya menjadi penyebab paling umum dari cedera otak traumatik secara keseluruhan. Ini dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak.
Kecelakaan seperti halnya tabrakan kendaraan, baik yang melibatkan mobil, motor, atau pejalan kaki, dapat menjadi penyebab cedera otak traumatik. Tabrakan tersebut bisa memberi hantaman hebat pada kepala Anda.
Luka tembak, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan, maupun kekerasan lainnya merupakan salah satu penyebab umum cedera otak traumatik. Shaken baby syndrome adalah cedera otak traumatik pada bayi akibat guncangan yang hebat sehingga sebagian pihak tidak menyarankan orangtua menempatkan bayi dalam ayunan.
Sejumlah cedera olahraga, baik sepak bola, tinju, baseball, hoki, skateboard, dan lainnya yang melibatkan fisik juga bisa menjadi penyebab cedera otak traumatis. Kondisi ini lebih banyak terjadi di masa muda.
Ledakan eksplosif, seperti pengeboman, dapat pula menjadi penyebab cedera otak traumatis. Banyak peneliti percaya bahwa gelombang tekanan yang melewati otak secara signifikan akan mengganggu fungsi otak.
Baca Juga
Tingkat keparahan gejala bergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh dan seberapa besar kerusakannya. Gejala cedera otak traumatik dapat muncul sekaligus dalam waktu 24 jam atau beberapa hari bahkan minggu setelah cedera.
Ketika mengalami cedera otak traumatik ringan, Anda mungkin merasa pusing, mual atau sakit kepala. Selain itu, gejala lain yang mungkin Anda rasakan di antaranya:
Sementara, cedera otak traumatik sedang atau berat dapat menunjukkan gejala yang lebih parah. Adapun gejala yang dapat terjadi, yaitu:
Gejala ringan umumnya hilang setelah beberapa hari atau minggu. Akan tetapi, pada kasus yang berat dapat memiliki efek yang bertahan lama. Hal ini juga dapat memengaruhi suasana hati Anda sehingga membuat Anda merasa marah, cemas, atau sensitif.
Tak hanya itu, ingatan jangka pendek, kemampuan untuk berpikir dan fokus, serta mengendalikan impuls pun bisa terpengaruh. Dalam sebagian kasus, cedera otak traumatis yang serius menyebabkan kerusakan permanen, koma, hingga kematian. Oleh sebab itu, segera cari bantuan medis jika Anda mengalami kondisi tersebut.
Dalam kasus cedera otak traumatik yang ringan, gejala biasanya hilang tanpa perawatan khusus. Akan tetapi jika terjadi berulang, maka bisa berakibat fatal sehingga Anda harus beristirahat total sesuai anjuran dokter.
Sementara, kasus yang lebih parah mungkin memerlukan rawat inap dengan perawatan intensif. Adapun obat-obatan yang digunakan untuk membantu mengendalikan gejala, antara lain:
Dalam beberapa kasus, pembedahan seperti menghilangkan hematoma (terkumpulnya darah abnormal di luar pembuluh darah), memperbaiki fraktur tengkorak, dan pembuatan lubang di tengkorak untuk meringankan tekanan juga mungkin diperlukan.
Seseorang yang mengalami cedera otak traumatik parah juga mungkin perlu direhabilitasi. Bergantung pada tingkat dan jenis cederanya, pasien mungkin perlu mempelajari kembali cara berjalan, berbicara, dan melakukan tugas sehari-hari. Ini dapat melibatkan terapi fisik, terapi okupasi, maupun terapi lainnya yang dibutuhkan.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Cara kerja otak manusia dimulai dari menerima rangsangan hingga menerjemahkannya dalam sebuah respons. Bagaimana detailnya?
19 Jun 2023
Komplikasi Parkinson tidak hanya berupa gangguan fisik, seperti masalah tekanan darah dan gangguan pencernaan. Penyakit ini, juga berisiko menyebabkan depresi.
27 Apr 2023
Pengaruh epilepsi pada tumbuh kembang anak bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Pada kebanyakan kasus, epilepsi dapat menyebabkan anak memiliki gangguan belajar seperti sulit mengingat dan ketidakmampuan berpikir kritis.
13 Jun 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved