Hamil di usia 50 tahun sangat mungkin terjadi, meskipun membutuhkan persiapan dan perawatan lebih, serta berisiko terhadap kesehatan ibu dan janin.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
21 Agt 2023
Salah satu manfaat hamil di usia 50 tahun adalah anak kemungkinan memiliki IQ lebih tinggi
Table of Content
Pada umumnya, di usia 50 tahun kesuburan wanita semakin berkurang, bahkan beberapa wanita telah mendekati masa menopause.
Advertisement
Kamu mungkin bertanya-tanya, usia 50 tahun apakah bisa hamil? Adakah keuntungan atau risiko jika hamil di usia 50 tahun ke atas? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.
Meski jarang terjadi, wanita masih memiliki kemungkinan untuk hamil di usia 50 tahun ke atas.
Meski begitu, para ahli menganjurkan usia ideal untuk hamil adalah antara usia 20-an sampai awal usia 30-an. Kesempatan untuk hamil akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Kamu masih mungkin hamil secara alami di akhir usia 40-an atau 50-an, yakni saat masa perimenopause.
Kehamilan di usia senja atau di atas 45 tahun, tentu membutuhkan perhatian lebih. Kamu mungkin membutuhkan berbagai persiapan dan akan menjalani lebih banyak tes untuk menghindari risiko kesehatan bagi ibu dan janin.
Seiring bertambahnya usia, kamu dan pasangan mungkin lebih memiliki persiapan matang untuk menjadi orang tua. Usia lebih tua juga dinilai lebih memiliki emosi yang stabil dan mampu merawat anak lebih baik.
Berdasarkan alasan inilah, hamil di usia 50 tahun ke atas juga memiliki berbagai keuntungan, yaitu:
Kesiapan sebagai orang tua memungkinkan kamu untuk memberikan bekal yang baik bagi Anak sehingga meningkatkan kecerdasannya.
Penelitian juga menyatakan bahwa anak dari ayah yang lebih tua cenderung memiliki IQ tinggi dan lebih fokus terhadap minatnya.
Ditambah lagi, anak dari ayah yang lebih tua juga memiliki sedikit kekhawatiran tentang cara menyesuaikan diri dengan teman atau rekannya. Ini dapat mendukung keberhasilan akademis di masa depan.
Anak yang lahir dari ibu lebih tua juga menunjukkan peningkatan kesehatan dan perkembangan yang lebih baik dibandingkan anak yang lahir dari ibu lebih muda.
Bahkan, sebuah studi menunjukkan, usia kehamilan yang lebih tua dikaitkan dengan adanya peningkatan imunisasi, lebih sedikit cedera yang terjadi tanpa disengaja, dan lebih sedikit rawat inap saat anak berusia usia 5 tahun.
Tak hanya perkembangan fisik dan mental, anak dari ibu lebih tua juga cenderung memiliki keterampilan bahasa yang lebih berkembang, serta lebih sedikit masalah sosial dan emosional.
Ibu yang lebih tua cenderung lebih sabar dan mampu mengendalikan diri, termasuk dalam menghadapi kecemasan saat hamil atau menghadapi kenakalan anak.
Ketika ibu berusia lebih tua, mereka cenderung tidak berteriak saat marah atau tidak menghukum anak dengan keras. Ini memberi keuntungan terhadap psikis, perkembangan mental, dan tingkah laku anak.
Seseorang akan lebih pintar seiring bertambahnya usia. Ini berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
Apalagi, sebuah studi juga menunjukkan bahwa ibu yang hamil di atas usia 35 tahun memiliki kemampuan memori verbal dan berpikir yang lebih baik.
Ketika sudah berusia 40 atau bahkan 50 tahun, kondisi finansial seseorang mungkin akan lebih baik dan stabil. Hal ini tentu saja akan mempermudah pengasuhan anak, misalnya dalam hal menyediakan pendidikan yang lebih baik.
Meski mungkin terjadi, hamil di usia 50 tahun ke atas memiliki banyak tantangan dan risiko yang mengancam ibu dan janin.
Beberapa kemungkinan risiko hamil di usia 50 tahun ke atas yang perlu Anda diskusikan dengan dokter antara lain:
Keguguran atau abortus spontan adalah peristiwa yang mengakibatkan kehilangan janin sebelum usia 20 minggu. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab keguguran, salah satunya hamil di usia tua.
Semakin tua usia saat hamil, semakin tinggi pula risiko keguguran.
Sementara, lahir mati (still birth) adalah kematian bayi yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 24 minggu.
Selain keguguran dan lahir mati, kehamilan di usia tua juga berisiko bayi lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).
Hamil di usia 50 tahun ke atas juga meningkatkan risiko persalinan caesar. Dikutip dari American Journal of Perinatology, sekitar 81% wanita dengan usia 50 tahun ke atas melahirkan dengan persalinan caesar. Ini berkaitan dengan risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Hamil di usia tua juga meningkatkan risiko preeklampsia. Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan. Ini merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa.
Selama kehamilan, beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan kadar gula darah. Kondisi ini disebut dengan diabetes kehamilan atau diabetes gestasional.
Hamil di usia tua menjadi salah satu faktor risiko komplikasi kehamilan ini. Kondisi ini tentu dapat membahayakan kehamilan dan persalinan.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim. Artinya, sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada rahim, melainkan pada bagian luar rahim, seperti tuba fallopi, rongga perut, atau leher rahim.
Banyak hal yang menyebabkan kehamilan ektopik. Hamil di usia 50 tahun bisa menjadi salah satu faktor risikonya.
Hamil di usia 50 tahun juga berisiko bagi janin. Beberapa ahli menyatakan bahwa ibu yang hamil di usia tua kemungkinan memiliki masalah pada plasenta yang berdampak buruk bagi janin.
Selain itu, masalah pada kromosom juga bisa terjadi ketika ibu hamil di usia tua. Kelainan kromosom ini bisa menyebabkan anak terkena down syndrome.
BACA JUGA: Mengenal Risiko Hamil di Usia 40 Tahun dan Tips Menjalaninya
Jadi, usia 50 tahun apakah bisa hamil? Jawabannya bisa. Meski kehamilan di usia yang lebih tua membutuhkan persiapan dan perawatan yang lebih dibandingkan dengan wanita yang hamil di usia 20–30 tahun.
Hal lain yang perlu kamu diskusikan dengan pasangan dan dokter terkait hamil di usia tua adalah adanya kemungkinan risiko kesehatan yang mengancam ibu dan janin. Sebut saja risiko keguguran, preeklampsia, diabetes, persalinan caesar, kehamilan ektopik, hingga gangguan pada janin.
Jadi, kalau kamu hamil pada usia 50, pastikan kamu selalu cek ke dokter kandungan sesuai jadwal. Hal ini membantu meminimalisir risiko komplikasi kehamilan.
Advertisement
Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Keguguran bisa membawa kesedihan bagi keluarga. Lantas, benarkah mitos keguguran seperti ibu hamil dilarang makan nanas muda atau sperma yang encer?
10 Apr 2023
Bintik merah gatal pada kulit saat hamil dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti biang keringat, biduran, prurigo kehamilan, atau kolestasis intrahepatik.
24 Agt 2023
Memang benar bahwa ada sederet pantangan makanan ibu hamil yang sebaiknya tidak dikonsumsi. Bakteri dan parasit berbahaya bisa masuk lewat apa yang dimakan ibu. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil harus melupakan dulu menikmati makanan favorit mereka seperti sushi, sashimi, hingga steak setengah matang.
25 Jun 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved