Ada fenomena yang menunjukkan hubungan antara otak dan pencernaan. Sistem komunikasi ini disebut dengan gut brain axis. Berdasarkan studi, memang otak dapat berdampak pada kesehatan pencernaan. Begitu pula sebaliknya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
14 Sep 2021
Hubungan antara otak dan pencernaan
Table of Content
Bukan satu dua kali saja manusia mengalami fenomena yang menunjukkan hubungan antara otak dan pencernaan. Sistem komunikasi ini disebut dengan gut brain axis. Berdasarkan studi, memang otak dapat berdampak pada kesehatan pencernaan. Begitu pula sebaliknya.
Advertisement
Artinya, kedua organ di atas sama-sama terhubung baik secara fisik maupun biokimia melalui beberapa cara berbeda.
Konsep gut brain axis adalah istilah untuk jaringan komunikasi yang menghubungkan pencernaan dan otak. Beberapa cara terkoneksinya kedua organ di atas adalah:
Pada otak dan sistem saraf pusat, terdapat neuron yang memberi perintah bagaimana tubuh bertindak. Setidaknya, ada 100 miliar neuron pada otak manusia.
Menariknya, pencernaan juga memiliki 500 juta neuron. Mereka terkoneksi dengan neuron di otak lewat sistem saraf. Salah satu yang menghubungkan keduanya adalah saraf vagus.
Lihat saja bagaimana seseorang bisa merasa sakit perut atau mules ketika tegang. Dalam uji laboratorium terhadap tikus tahun 2011, pemberian probiotik pada tikus dapat mengurangi hormon stres dalam darah. Namun ketika saraf vagus dipotong, tidak ada efek dari pemberian probiotik.
Artinya, ini memberi penjelasan bahwa saraf vagus adalah penghubung penting antara organ pencernaan dan otak. Utamanya, dalam pengelolaan stres.
Selain itu, otak dan pencernaan juga terkoneksi lewat zat kimia neurotransmitter. Semua diproduksi di otak dan fungsinya untuk mengendalikan perasaan dan emosi manusia. Sebagai contoh adalah neurotransmitter berupa serotonin yang memberikan rasa bahagia dan mengendalikan jam biologis tubuh.
Menariknya, banyak juga neurotransmitter yang diproduksi oleh sel-sel pencernaan. Peran ini ada pada triliunan mikroba yang hidup di sistem cerna. Contohnya produksi neurotransmitter berupa gamma-aminobutyric acid (GABA) yang mengendalikan rasa cemas dan takut.
Triliunan mikroba yang ada di sistem cerna juga membuat zat kimia lain yang berkaitan dengan kinerja otak. Contohnya produksi asam lemak rantai pendek seperti butirat, propionat, dan asetat. Produksi ini dilakukan mikroba dengan cara mencerna serat.
Lebih lanjut, asam lemak rantai pendek ini berpengaruh terhadap fungsi otak lewat beberapa cara. Contohnya adalah mengurangi nafsu makan. Ada pula studi asal Inggris yang menemukan bahwa mengonsumsi propionat dapat menekan nafsu makan serta aktivitas di otak yang berkaitan dengan reward setelah makan.
Bahkan, stres dan gangguan sosial juga mengurangi produksi asam empedu oleh bakteri sistem cerna.
Gut brain axis juga terkoneksi dengan sistem imun. Sebab, mikroba dalam sistem cerna mengendalikan apa yang masuk ke tubuh dan mana yang dikeluarkan. Salah satunya adalah lipopolisakarida yang bisa menyebabkan peradangan apabila diproduksi terlalu banyak.
Peradangan ini bisa terjadi ketika ada kebocoran pada sistem cerna. Konsekuensinya, bakteri dan lipopolisakarida bisa masuk ke darah. Ketika kadarnya terlalu tinggi, dapat menyebabkan gangguan pada otak seperti depresi, demensia, dan skizofrenia.
Mengingat pentingnya keterkaitan antara pencernaan dan otak, Anda perlu tahu makanan apa saja yang bermanfaat untuk gut brain axis. Beberapa yang paling utama adalah:
Lemak yang ditemukan pada ikan ini juga ada di dalam otak manusia. Konsumsi makanan tinggal omega-3 dapat meningkatkan bakteri baik di pencernaan sekaligus mengurangi risiko gangguan otak.
Jenis makanan yang telah melalui proses fermentasi seperti yogurt, sauerkraut, dan keju bisa menambah bakteri baik asam laktat. Mereka juga berpengaruh terhadap aktivitas otak.
Konsumsi makanan tinggi serat seperti whole grain, kacang, buah, dan sayur mengandung serat prebiotik yang baik untuk bakteri baik sistem cerna. Terkait otak, prebiotik dapat mengurangi produksi hormon stres.
Contohnya adalah cocoa, teh hijau, minyak zaitun, dan juga kopi. Semua mengandung polifenol yang meningkatkan jumlah bakteri baik dalam sistem cerna serta mempertajam kemampuan kognitif.
Jenis asam amino yang dikonversi menjadi serotonin. Jenis makanan kaya tryptophan seperti kalkun, telur, dan keju.
Baca Juga
Tepat apabila disimpulkan bahwa gut brain axis mengacu pada koneksi fisik dan kimia antara otak dan pencernaan. Kedua organ ini ternyata saling berpengaruh satu sama lain.
Ada jutaan saraf dan neuron yang terkoneksi di antara keduanya. Artinya, mengubah jenis bakteri dalam pencernaan menjadi didominasi bakteri baik sangat mungkin membuat otak jadi sehat pula.
Untuk meningkatkannya, bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan kaya serat, probiotik, hingga yang tinggi kandungan polifenolnya.
Jika ingin berdiskusi lebih lanjut seputar pola makan yang baik untuk gut brain axis, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Para vegan pasti sudah tidak asing lagi dengan susu almond. Manfaat susu almond sendiri terbilang banyak seperti sumber kalsium, menjaga kesehatan jantung, hingga baik untuk diet.
27 Apr 2023
Makanan laut (seafood) sangat kaya protein dan omega-3 yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Apa saja jenis makanan laut yang sehat dan aman?
11 Jun 2021
Bukannya membantu mencapai body goals, menurunkan berat badan terlalu cepat akibat diet yang salah justru membawa dampak buruk bagi kesehatan Anda. Simak penjelasan lengkapnya pada artikel ini.
12 Nov 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved