Gusi turun adalah kondisi tertariknya gusi dari gigi sehingga akarnya terlihat. Apabila tidak segera ditangani, kondisi turunnya gusi ini bisa menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari gusi semakin turun hingga gigi patah.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
16 Mar 2021
Gusi turun bisa terjadi karena menggosok gigi terlalu keras
Table of Content
Gusi turun adalah kondisi tertariknya gusi dari gigi sehingga akarnya terlihat. Ini berbahaya karena menyebabkan munculnya rongga kecil. Di sinilah plak yang menjadi tempat berkembangnya bakteri bisa muncul.
Advertisement
Apabila tidak segera ditangani, kondisi turunnya gusi ini bisa menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari gusi semakin turun hingga gigi patah.
Ciri utama kondisi yang disebut dengan resesi gingiva ini adalah terlihatnya jaringan berwarna pink di dekat akar gigi. Padahal idealnya, gusi yang melekat sempurna ke tulang rahang ini berperan penting dalam melindungi gigi.
Ketika jaringan gusi ini terganggu, terjadilah gingival recession. Ini menyebabkan akar gigi rentan terpapar bakteri dan plak.
Ada banyak hal yang menjadi penyebab resesi gingiva atau gusi turun, seperti:
Gusi turun bukan hanya rentan dialami orang yang tidak merawat kesehatan gigi dan mulutnya dengan baik. Orang yang rajin menggosok gigi pun bisa mengalaminya, terutama jika cara menggosok giginya selama ini kurang tepat.
Pemicu utama kondisi turunnya gusi ini adalah menggosok gigi terlalu keras. Tak hanya itu, memilih sikat gigi dengan bulu terlalu keras juga bisa memicu rusaknya jaringan gusi.
Resesi fisik pada gusi ini lebih sering terjadi di sisi mulut sebelah kiri. Alasannya karena sebagian besar orang menggosok gigi menggunakan tangan kanan, sehingga tekanan ke gusi bagian kiri mulut lebih besar.
Ada pula pemicu lain resesi gingiva akibat faktor keturunan. Artinya, posisi gigi dan ketebalan gusi yang berpengaruh dalam hal ini. Secara genetik pun, ada orang-orang yang memang lebih rentan mengalami penyakit seputar gusi.
Apabila hal ini menjadi salah satu faktor, pencegahan harus dilakukan lebih ketat. Contohnya dengan lebih sering memeriksakan gigi secara berkala ke dokter gigi.
Perawatan gigi yang salah juga bisa memicu terjadinya resesi gingiva. Ini lebih jarang terjadi, namun kemungkinan mengalami hal ini tetap ada. Terlebih, risiko bisa meningkat apabila perawatan gigi dilakukan dengan sembarang orang dan bukan dengan pihak profesional.
Orang yang memiliki tindik di lidah atau bibir juga lebih berisiko mengalami gusi turun. Menurut studi, 35% orang yang menindik lidahnya selama lebih dari 4 tahun berisiko mengalami masalah gusi.
Penyebabnya adalah ketika lidah bergerak, anting di lidah ini bisa bergesekan dengan gusi. Utamanya, ketika bentuk anting atau barbell ini lebih panjang.
Orang yang sudah berusia lanjut yaitu di atas 65 tahun lebih rentan mengalami gusi turun. Setidaknya, ini bisa terjadi di satu buah gigi. Menurut studi pada awal tahun 2003, lansia 88% lebih rentan mengalami resesi gingiva.
Baca Juga
Beberapa orang lebih rentan mengalami peradangan akibat gusi turun karena jaringan di sekitarnya sangat halus. Semakin tipis jaringan gusi, artinya plak juga bisa mengendap dan menyebabkan peradangan.
Apabila sudah terjadi penumpukan plak di gigi, bisa memicu masalah seperti peradangan gusi atau gingivitis. Ketika infeksi gusi ini semakin parah, bisa merusak gigi hingga tulang penyangganya. Kondisi ini disebut dengan periodontis.
Di saat yang sama, periodontis merupakan salah satu pemicu paling umum terjadinya resesi gusi. Alasannya karena kondisi ini mengakibatkan tulang penyangga dan jaringan di sekitar gigi hilang sebagai konsekuensi atas reaksi peradangan.
Gusi turun adalah kondisi yang tidak bisa dikembalikan seperti semula. Jaringan pada gusi tidak bisa melakukan regenerasi seperti halnya jaringan lain di tubuh seperti jaringan epitel di kulit.
Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika mendapati gejala resesi gingiva agar tidak semakin parah. Beberapa di antaranya adalah:
Segera buat janji konsultasi dengan dokter gigi untuk mengambil langkah sebelum gusi menjadi semakin turun. Pemeriksaan ini juga bisa membantu membersihkan gigi dari bakteri yang mungkin terperangkap di celah gusi bermasalah.
Awalnya, dokter akan melakukan prosedur membersihkan area gigi dan bawah gusi. Apabila ada plak, dokter juga akan menghilangkannya. Pada beberapa kasus, akan diberikan gel atau obat kumur antibakteri.
Apabila kasusnya lebih parah, dokter gigi juga bisa merekomendasikan operasi untuk mengangkat bakteri yang tertanam di balik gusi. Selain itu, operasi juga bisa bertujuan untuk menggantikan jaringan gusi yang sudah hilang.
Beberapa jenis perawatannya seperti flap surgery dengan melakukan insisi di jaringan gusi dan menghilangkan plak. Kemudian ada pula gum graft yaitu menambahkan gusi dari area lain dalam mulut ke bagian gusi turun. Cara lain adalah dengan menempatkan resin berwarna seperti gusi di akar gigi.
Baca Juga
Bukan hanya orang yang tidak merawat gigi dengan baik, kondisi gigi turun juga bisa dialami mereka yang rajin menggosok gigi sekalipun. Belum lagi faktor lain seperti usia, genetik, dan kebiasaan buruk seperti merokok.
Kondisi gusi turun memang tidak bisa kembali seperti semula dengan sendirinya, mengingat gusi bukan jaringan yang melakukan regenerasi. Namun, ada banyak pilihan untuk menunda sekaligus mencegah kondisi ini agar tidak semakin parah.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gejala gusi turun, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Fungsi mulut manusia rupanya tak sekadar untuk mengunyah. Mulut manusia juga berperan dalam memerangi kuman dan bakteri yang masuk ke tubuh.
10 Des 2019
Abrasi gigi umumnya disebabkan oleh cara menyikat gigi yang salah. Tak perlu khawatir, kondisi ini bisa diatasi dengan pembuatan crown atau penambalan gigi.
13 Jun 2019
Tidak semua nutrisi ada pada sayur dan buah. Beberapa di antaranya adalah vitamin B12, kreatin, karnosisn dan banyak lagi. Untuk itu, para vegan dan vegetarian harus mencari sumber vitamin ini untuk kebutuhan harian mereka.
22 Mar 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved