logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

Gula Jagung Kerap Dianggap Lebih Bahaya untuk Kesehatan, Benarkah?

open-summary

Gula jagung adalah produk substitusi atau pengganti gula biasa yang biasa digunakan di minuman bersoda atau minuman dengan perasa buah lainnya. Secara kimia, gula yang tinggi fruktosa ini berbeda dengan gula biasa. Ada kontroversi bahwa gula jagung lebih berbahaya bagi tubuh, terutama bagi penderita diabetes.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

19 Mei 2020

Gula jagung dianggap lebih berbahaya dibandingkan dengan gula biasa

Sesuai namanya, gula jagung terbuat dari jagung

Table of Content

  • Apakah gula jagung sehat?
  • Proses produksi gula jagung
  • Apakah gula jagung baik untuk penderita diabetes melitus?
  • Mana yang lebih baik dipilih antara gula jagung dengan gula biasa?

Gula jagung adalah produk substitusi atau pengganti gula biasa yang biasa digunakan di minuman bersoda atau minuman dengan perasa buah lainnya. Secara kimia, gula jagung yang tinggi fruktosa ini berbeda dengan gula biasa. Ada kontroversi bahwa gula jagung lebih berbahaya bagi tubuh, namun belum banyak bukti yang mendukung.

Advertisement

Satu yang pasti, mengonsumsi segala jenis pemanis entah itu gula jagung atau gula pasir biasa dapat menambah asupan kalori. Jika terus menerus terjadi dalam jangka panjang, tentu kesehatan menjadi konsekuensinya, seperti risiko penyakit jantung dan diabetes.

Baca Juga

  • 5 Cara Menghilangkan Dendam dan Lebih Santai Jalani Hidup
  • Suntik Kurus, Prosedur Kecantikan untuk Turunkan Berat Badan
  • Ragam Produk Dairy dan Manfaat Mengonsumsinya

Apakah gula jagung sehat?

Idealnya, konsumsi gula tidak lebih dari 10% dari seluruh asupan kalori dalam sehari. Ini bukan hanya gula dalam bentuk gula pasir atau gula jagung saja, tapi juga makanan dan minuman apapun yang manis.

Jika ingin menjaga kesehatan tubuh, kurangi asupan pemanis tambahan dalam bentuk apapun. Terlebih, jenis pemanis seperti gula jagung yang dulunya disebut high fructose corn syrup digunakan di hampir seluruh makanan yang diproses.

Gula jagung diperoleh dari proses pembuatan sirup jagung (corn syrup). Di Amerika Serikat, sudah tidak asing lagi menggunakan gula jagung sebagai tambahan pemanis di makanan olahan dan minuman soda.

Dulu, gula dari jagung menjadi populer pada akhir tahun 1970an saat harga gula biasa melejit tinggi. Sementara di saat yang sama, harga jagung cukup rendah karena ada subsidir dari pemerintah.

Gula jagung kerap dituding sebagai pemicu obesitas dan masalah penyakit lainnya. Sehingga gula jagung untuk diet tidak disarankan. Banyak yang menganggap gula jagung lebih buruk ketimbang gula biasa. Meski demikian, para pakar sepakat bahwa belum ada bukti kuat mendukung klaim ini.

Justru, mengonsumsi gula atau pemanis tambahan dalam jenis apapun tetap buruk bagi kesehatan.

Baca juga: Beda Bentuk Beda Fungsi, Kenali Jenis Gula dan Kegunaannya

Proses produksi gula jagung

Gula jagung terbuat dari jagung yang biasanya termasuk makanan rekayasa genetika. Pada tahap awalnya, jagung digiling untuk mendapatkan tepung jagung yang bisa diolah menjadi sirup jagung.

Kandungan utama sirup jagung adalah glukosa. Untuk membuatnya semakin mirip dengan rasa gula pasir biasa (sukrosa), dilakukan konversi glukosa menjadi fruktosa dengan enzim tertentu.

Secara struktur kimia, kandungan fruktosa dan glukosa dalam sirup jagung tidak menyatu seperti sukrosa dalam gula pasir. Meski demikian, perbedaan ini tidak berpengaruh terhadap dampaknya terhadap kesehatan.

Ketika masuk dalam tubuh, sistem pencernaan akan mengolah gula menjadi fruktosa dan glukosa. Artinya, gula jagung dan gula biasa akan berakhir dengan bentuk yang sama.

Apakah gula jagung baik untuk penderita diabetes melitus?

Alasan utama mengapa pemanis tambahan tidak sehat adalah karena tingginya kandungan fruktosa di dalamnya. Sementara di tubuh, hanya liver yang bisa mengolah fruktosa dalam jumlah signifikan. Ketika kinerja liver kewalahan, maka fruktosa akan dikonversi menjadi lemak.

Lemak inilah yang kemudian bisa mengendap di liver dan menyebabkan perlemakan hati. Tak hanya itu, konsumsi fruktosa berlebih juga bisa mengakibatkan resistansi insulin, sindrom metabolik, obesitas, dan diabetes tipe 2.

Penelitian menunjukkan bahwa gula jagung tidak baik untuk penderita diabetes karena kandungan fruktosa di dalamnya. Percobaan penelitian memberikan fruktosa dan larutan sukrosa pada tikus.

Hasilnya menunjukkan, tikus yang mendapatkan larutan fruktosa akan lebih cepat mengalami obesitas. Sementara tikus yang mendapatkan larutan sukrosa lebih baik dalam mengatasi berat badan.

Kebiasaan mengonsumsi fruktosa juga bisa memicu terjadinya resistensi insulin. Akibatnya, risiko terjadinya diabetes atau kencing manis akan meningkat.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa mengonsumsi fruktosa dalam jumlah tinggi selama 7 hari bisa memicu terjadinya dislipidemia. Ini adalah kondisi di mana terjadinya deposisi lemak di hati yang bisa menurunkan sensitivitas insulin pada tubuh.

Baca juga: Pengganti Gula untuk Diabetes, dari Pemanis Buatan hingga Bahan Alami

Mana yang lebih baik dipilih antara gula jagung dengan gula biasa?

Jika masih bingung apakah harus memilih gula jagung atau gula pasir biasa, penelitian membuktikan bahwa tidak ada perbedaan ketika mengonsumsi keduanya. Baik itu dalam hal respons insulin, rasa kenyang, level leptin, dan dampaknya pada berat badan.

Dampaknya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebih akan sama-sama berbahaya. Jadi, tidak ada yang bisa disebut lebih sehat ketika membandingkan antara gula jagung dan gula biasa.

Belum ada bukti kuat yang menganggap gula jagung lebih buruk jika dikonsumsi, begitu pula sebaliknya.

Sekarang, tergantung pada setiap individu bagaimana membatasi konsumsi jenis pemanis tambahan apapun agar tidak membahayakan kesehatan.

Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter seputar jenis gula apa yang baik untuk kesehatan, Anda dapat chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

makanan sehatmakanan tidak sehathidup sehat

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved