logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

Mengenal Golongan Narkotika dan Bahayanya yang Harus Diwaspadai

open-summary

Terdapat tiga golongan narkotika di Indonesia. Adapun jenis narkoba yang sering disalahgunakan, yaitu morfin, heroin, ganja, kokain, dan LSD. Hal ini bisa menyebabkan ketergantungan hingga kondisi medis serius.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

20 Apr 2022

Penyalahgunaan setiap golongan narkotika pasti berdampak buruk bagi kesehatan

Penyalahgunaan berbagai golongan narkotika berisiko memicu sakaw

Table of Content

  • Golongan narkotika dan contohnya
  • Jenis narkotika yang sering disalahgunakan di Indonesia
  • Dampak penyalahgunaan narkotika dan ketergantungannya
  • Berhenti menggunakan narkotika
  • Catatan dari SehatQ

Golongan narkotika dan masing-masing bahayanya merupakan hal yang penting untuk Anda ketahui. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai hal ini, ada baiknya Anda memahami pengertian narkotika terlebih dahulu.

Advertisement

Sebenarnya, narkotika adalah obat maupun bahan yang bermanfaat bagi pengobatan atau pelayanan kesehatan, serta pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, jika disalahgunakan, narkotika dapat menimbulkan ketergantungan dan gangguan medis serius.

Golongan narkotika dan contohnya

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika mengategorikan narkotika ke dalam tiga golongan. Selain itu, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

Perubahan penggolongan narkotika ini dilakukan karena adanya zat psikoaktif baru, yang juga berpotensi untuk disalahgunakan dan berbahaya bagi kesehatan. 

Berdasarkan setiap payung hukum tersebut, berikut adalah penjelasan tentang ketiga golongan narkotika beserta contohnya.

no caption
Ganja termasuk narkotika golongan I

1. Narkotika golongan I

Narkotika golongan 1 peruntukkannya hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak dimanfaatkan dalam terapi. Golongan ini juga sangat berpotensi menimbulkan ketergantungan. 

Contoh narkotika golongan 1 adalah tanaman koka, daun koka, kokain mentah, opium mentah, ganja, heroina, tanaman ganja, dan metamfetamina.

2. Narkotika golongan II

Narkotika golongan 2 dimanfaatkan sebagai pilihan terakhir pengobatan dan dalam terapi maupun pengembangan ilmu pengetahuan. 

Sama seperti golongan sebelumnya, narkotika golongan 2 juga berpotensi tinggi mengakibatkan kecanduan. Contoh-contoh obat narkotika ini adalah morfin, morfin metobromida, dan ekgonina.

3. Narkotika golongan III

Narkotika golongan 3 banyak digunakan sebagai pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berbeda dari golongan-golongan sebelumnya, narkotika golongan ini potensinya lebih ringan dalam mengakibatkan ketergantungan. 

Contoh narkotika golongan 3 adalah propiram, kodein, polkodina, atau etilmorfina.

Jenis narkotika yang sering disalahgunakan di Indonesia

Berikut adalah jenis-jenis narkotika yang sering disalahgunakan di Indonesia:

1. Morfin

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat. Zat ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat sebagai penghilang rasa sakit.

Cara penggunaan narkotika golongan 2 ini adalah disuntikkan ke otot atau pembuluh darah. Efek samping penggunaan morfin, di antaranya:

  • Pupil mata menyempit
  • Denyut nadi melambat
  • Tekanan darah menurun
  • Suhu badan menurun
  • Lemah otot
  • Kesadaran menurun
  • Euforia
  • Berkeringat 
  • Kebingungan
  • Jantung berdebar-debar 
  • Perubahan suasana hati
  • Mulut kering
  • Produksi urine berkurang
  • Warna wajah berubah
  • Gangguan menstruasi dan impotensi.

2. Heroin

Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin. Namun, reaksi yang ditimbulkan heroin lebih kuat sehingga zat ini sangat mudah menembus otak.

Cara penggunaan jenis narkotika golongan 1 ini adalah disuntikan ke anggota tubuh dan diisap. Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh heroin, yaitu:

  • Denyut nadi melambat
  • Tekanan darah menurun
  • Lemas otot
  • Pupil mengecil
  • Suka menyendiri
  • Sulit buang air besar
  • Sering tidur
  • Merah dan gatal pada hidung
  • Gangguan bicara atau cadel.

3. Ganja

Ganja adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat, sedangkan kandungan zat narkotika terdapat pada bijinya. 

Golongan obat narkotika ini bisa membuat pemakainya mengalami euforia atau rasa senang berkepanjangan tanpa sebab.

Cara penggunaannya adalah dipadatkan menyerupai rokok kemudian diisap. Efek samping pada pecandu ganja, di antaranya:

  • Denyut nadi dan jantung lebih cepat
  • Sulit untuk mengingat
  • Sulit diajak berkomunikasi
  • Kadang terlihat agresif
  • Mulut dan tenggorokan terasa kering
  • Mengalami gangguan tidur
  • Sering gelisah
  • Sering berfantasi
  • Euforia
  • Berkeringat
  • Nafsu makan bertambah.

4. Kokain

Kokain berasal dari tanaman Erythroxylon coca. Daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.

Dalam bentuk kristal berwarna putih, pemakaian kokain dilakukan dengan cara dihirup atau sebagai bahan campuran rokok. Efek samping yang ditimbulkan kokain dapat berupa:

  • Memberikan kegembiraan yang berlebihan
  • Sering merasa gelisah
  • Berat badan turun
  • Mengalami gangguan pernapasan
  • Timbul masalah pada kulit
  • Kejang-kejang
  • Sering mengeluarkan dahak
  • Selera makan menurun
  • Mengalami paranoid
  • Merasa kebingungan
  • Mengalami gangguan penglihatan.

5. LSD

LSD atau lysergic acid adalah jenis narkotika halusinogen. Umumnya, narkotika ini berbentuk lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil.

Cara pemakaiannya dengan diletakkan di lidah. LSD akan bereaksi 30-60 menit kemudian dan efeknya berakhir setelah 8-12 jam. Efek samping yang dapat ditimbulkannya, yaitu:

  • Sering berhalusinasi mengalami berbagai kejadian
  • Sering terobsesi dengan apa yang ada dalam halusinasinya
  • Sering mengalami paranoid akibat hal-hal yang dihalusinasikan
  • Denyut jantung dan tekanan darah meningkat
  • Diafragma mata melebar
  • Mengalami demam
  • Sering depresi dan pusing
  • Panik dan takut berlebihan.

Baca Juga

  • 6 Tips Parenting Anak Cerdas Sesuai Rekomendasi Psikolog
  • 9 Manfaat Membaca Buku untuk Anak yang Tidak Diduga-duga
  • Berbagai Manfaat Permainan Balok yang Baik untuk Tumbuh Kembang Anak

Dampak penyalahgunaan narkotika dan ketergantungannya

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, penyalahgunaan narkotika dapat digambarkan sebagai pemakaian narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Penyalahgunaan ini berisiko mengarah pada ketergantungan.

Seseorang disebut mengalami ketergantungan narkotika apabila mengalami dorongan untuk menggunakan narkotika secara terus-menerus, dengan takaran yang semakin tinggi, demi mendapatkan efek yang sama. 

Jika pemakaiannya dihentikan secara tiba-tiba, akan muncul gejala fisik maupun psikis tertentu.

Potensi penyalahgunaan juga dapat ditemukan pada penggunaan obat-obatan pereda rasa sakit. Penting untuk diketahui bahwa salah satu alasan pasien mendatangi dokter adalah ingin meredakan sakit yang dirasakan. 

Ada sederet obat untuk kebutuhan ini dan beberapa pasien mungkin mendapatkan resep obat opioid.

Pain killer ini dibuat dari opium yang berasal dari tanaman poppy. Morfin dan kodein juga termasuk produk alami dari opium. Saat ini, ada berbagai jenis morfin buatan sebagai bentuk lain opioid:

  • Fentanil
  • Heroin, yang sering disalahgunakan
  • Hidrokodon dengan asetaminofen
  • Hidrokodon
  • Hidromorfon
  • Metadon
  • Oksikodon
  • Oksikodon dengan asetaminofen
  • Oksikodon dengan aspirin.

Obat-obatan di atas pada dasarnya aman digunakan sesuai resep dokter untuk pemakaian jangka pendek. Selain meredakan rasa sakit, obat-obatan ini pun bisa menghadirkan rasa nyaman atau bahkan euforia.

Efek-efek inilah yang dikhawatirkan membuat seseorang menyalahgunakan obat-obatan dan tentu saja tidak sesuai dengan anjuran dokter. Bentuk penyalahgunaan golongan narkotika adalah dengan:

  • Mengonsumsinya dengan dosis lebih tinggi
  • Menggunakan resep obat orang lain
  • Menyalahgunakannya untuk mendapatkan sensasi teler
  • Tidak bisa mengontrol maupun mengurangi pemakaiannya
  • Menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan obat tersebut maupun memulihkan diri setelah memakainya
  • Selalu terdorong untuk memakainya
  • Tetap menggunakannya meski tahu konsekuensi secara sosial maupun hukum
  • Mengurangi atau bahkan menghentikan aktivitas penting yang sebelumnya rutin dilakukan
  • Menggunakannya sembari melakukan aktivitas lain yang bisa menimbulkan bahaya, misalnya mengemudi.

Berhenti menggunakan narkotika

no caption
Selalu dampingi anak untuk hentikan penyalahgunaan narkotika

Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter pastinya akan menyarankan untuk menghentikan konsumsi narkotika yang disalahgunakan. 

Anda juga perlu mewaspadai sindrom putus obat yang umumnya terjadi setelah berhenti menggunakan narkotika. Sindrom ini dapat menimbulkan sejumlah gejala, di antaranya:

  • Kecemasan
  • Peningkatan sensitivitas
  • Sakaw
  • Napas terengah-engah
  • Sering menguap
  • Hidung berair
  • Nyeri otot
  • Diare
  • Kehilangan nafsu makan
  • Muntah
  • Tremor.

Meski tidak berbahaya secara medis, gejala-gejala di atas bisa menyiksa. Jangka waktu gejala putus obat yang muncul pun bergantung pada durasi penyalahgunaan obat-obatan yang jadi penyebabnya. 

Untuk mengatasi masalah ini, dokter dapat melakukan detoksifikasi melalui pemberian obat-obatan tertentu.

Dalam perawatan jangka panjang, pastikan Anda membangun kebiasaan dan pikiran yang sehat, serta menghindari pemicu yang bisa kembali menjerumuskan ke dalam penyalahgunaan narkotika.

Baca Juga: Macam-Macam Zat Adiktif dan Bahayanya bagi Tubuh

Catatan dari SehatQ

Terdapat tiga golongan narkotika di Indonesia. Ketika disalahgunakan, narkotika dapat menimbulkan ketergantungan hingga gangguan medis serius. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat dan terbebas dari masalah tersebut.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.

Advertisement

tips parentingketergantungan opioidnarkoba

Ditulis oleh Maria Yuniar

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved