Gluten adalah protein yang secara alami ditemukan pada jelai (barley), gandum, dan gandum hitam (rye). Protein ini dinilai dapat memberikan dampak buruk bagi orang dengan kondisi medis tertentu.
14 Mar 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Roti termasuk makanan yang tinggi gluten
Table of Content
Kamu mungkin pernah mendengar istilah diet gluten free atau diet bebas gluten. Gluten diyakini dapat memberikan efek negatif pada tubuh, sehingga sebagian orang menghindarinya.
Advertisement
Namun, komponen ini juga dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Untuk memahaminya lebih jauh, mari simak penjelasan mengenai apa itu gluten hingga jenis makanannya.
Gluten adalah protein yang secara alami ditemukan pada jelai (barley), gandum, dan gandum hitam (rye). Komponen ini berfungsi sebagai perekat untuk membantu menjaga bentuk makanan.
Terdapat dua jenis utama protein dalam gluten, yaitu glutenin dan gliadin. Ketika bercampur dengan air, protein gluten akan membentuk jaringan lengket dengan konsistensi seperti lem.
Konsistensi lengket tersebutlah yang bisa membuat adonan menjadi elastis, mengembang saat dipanggang, dan memiliki tekstur yang kenyal.
Karena sifatnya yang unik, gluten sering kali ditambahkan ke dalam makanan olahan untuk memperbaiki tekstur serta meningkatkan retensi kelembapannya.
Lebih jauh lagi, manfaat gluten adalah dapat bertindak sebagai prebiotik yang memberi makan bakteri baik di dalam tubuh, yakni berkat arabinoxylan oligosaccharide.
Arabinoxylan oligosaccharide adalah karbohidrat prebiotik yang berasal dari dedak gandum dan dapat merangsang aktivitas bifidobakteri di usus besar. Bifidobakteri biasanya ditemukan dalam usus manusia yang sehat.
Sebagian besar orang dapat mencerna gluten tanpa mengalami efek samping apa pun. Namun, protein ini bisa menimbulkan masalah jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit celiac, sensitivitas terhadap gluten, dan lainnya.
Bahaya gluten mungkin tidak dirasakan oleh semua orang. Tapi dampak buruknya bisa sangat signifikan bagi orang-orang dengan kondisi medis tertentu di bawah ini:
Penyakit celiac adalah gangguan autoimun serius di mana tubuh memperlakukan gluten sebagai benda asing. Akibatnya, sistem imun pun menyerangnya serta lapisan usus.
Alhasil, kondisi ini dapat merusak dinding usus dan memicu kekurangan nutrisi, anemia, gangguan pencernaan yang parah, serta meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Gejala penyakit celiac bisa berupa sakit perut, kembung, diare, sembelit, sakit kepala, kelelahan, ruam kulit, berat badan turun, dan tinja berbau busuk.
Namun, ada pula sebagian orang dengan penyakit celiac yang tidak mengalami gangguan pencernaan. Tetapi mereka dapat merasakan gejala lain, seperti kelelahan atau anemia.
Penyebab penyakit celiac belum diketahui secara pasti hingga saat ini, tapi ada bukti keterkaitannya dengan komponen genetik. Sementara itu, pengobatan yang paling umum digunakan adalah diet bebas gluten.
Sensitivitas gluten non-celiac adalah kondisi di mana seseorang mengalami reaksi negatif setelah mengonsumsi gluten, tapi tidak didiagnosis mengidap penyakit celiac.
Gejala konsisi ini biasanya meliputi sakit perut, diare, kelelahan, perut kembung, sembelit, dan sakit kepala.
Sejauh ini, perawatan untuk intoleransi laktosa adalah diet gluten-free, yang dapat membantu dalam meredakan gejalanya.
Sindrom iritasi usus besar (IBS) adalah gangguan pencernaan yang menyebabkan gejala, seperti sakit perut, kram, kembung, diare, atau sembelit.
Sebagian penderita IBS melaporkan bahwa mereka tidak bisa mengonsumsi gandum. Namun penyebabnya belum bisa dipastikan.
Umumnya, cara mengatasi kondisi kronis ini adalah dengan mengatur pola makan, mengubah gaya hidup, serta mengelola stres.
Sebuah penelitian dalam Journal of Family Medicine and Primary Care, menunjukkan bahwa sebagian penderita sindrom iritasi usus besar juga merasakan manfaat dari diet bebas gluten.
Dilansir dari Medical News Today, sekitar 0,2-1 persen anak mengalami alergi gandum yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan setelah mengonsumsinya. Tapi hingga 65 persen masalah ini bisa sembuh tanpa pengobatan ketika sang anak sudah dewasa.
Alergi gandum terjadi karena adanya alergi terhadap salah satu atau lebih protein (albumin, gluten, gliadin, dan globulin) yang ditemukan dalam gandum. Penderita alergi gandum juga masih bisa mengonsumsi makanan lain yang mengandung gluten, seperti jelai atau gandum hitam, tanpa mengalami reaksi negatif. Untuk mengatasinya, diet gluten-free dapat menjadi pilihan karena kedua bahan ini erat kaitannya pada banyak makanan.
Bagi orang yang memiliki kondisi medis di atas dan tidak bisa mengonsumsi gluten, kamu perlu tahu ragam makanan yang harus dihindari serta bahan yang dapat menjadi alternatifnya. Apa sajakah itu?
Baca Juga: Kembung hingga Depresi, Kenali 12 Gejala Intoleransi Gluten
Berikut adalah beberapa makanan yang kaya akan gluten:
Terdapat banyak makanan olahan lain yang juga mengandung gluten. Pastikan kamu membaca label komposisi pada kemasan makanan dengan cermat sebelum membeli dan mengonsumsinya. Kamu bisa pula memilih makanan dengan label bebas gluten, yang sekarang banyak dijual bebas.
Berbagai sumber makanan yang bebas gluten secara alami meliputi:
Baca Juga: Bisa Makan Tanpa Risau Berkat 11 Alternatif Tepung Bebas Gluten
Sebaiknya, pilihlah makanan bebas gluten alami daripada produk olahan bebas gluten. Pasalnya, produk ini cenderung rendah nutrisi dan tinggi gula tambahan serta biji-bijian olahan.
Namun, harap diingat bahwa mengalami gejala tertentu bukan berarti kamu otomatis mengidap gangguan pencernaan yang berhubungan dengan gluten. Kamu perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan diagnosis, sehingga penanganannya lebih tepat.
Supaya lebih mudah, kamu juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter secara online di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tahukah Anda bahwa beberapa jenis makanan dapat memicu kanker paru paru? Makanan-makanan tersebut umum ditemukan dan bahkan biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satunya adalah roti putih yang memiliki kadar glikemik yang tinggi.
Kanker paru-paru, yang menyebabkan wafatnya Pak Sutopo, dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti polusi, rokok, dan asbestos. Untuk mencegahnya, Anda dapat mengurangi faktor risiko kanker paru-paru, serta dengan konsumsi minuman dan makanan sehat tertentu.
Makan tengah malam ternyata menimbulkan bahaya bagi kesehatan tubuh Anda. Beberapa bahaya makan di tengah malam di antaranya adalah sulit konsentrasi hingga muncul sindrom makan tengah malam.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved