Workaholic memiliki risiko yang besar untuk terkena serangan jantung dan stroke. Seorang bisa dikatakan workaholic jika bekerja lebih dari 55 jam satu minggu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Fridawati
14 Apr 2023
Jangan sampai gila kerja membuat Anda menyepelekan kesehatan tubuh Anda
Table of Content
Istilah workaholic mungkin sering Anda dengar sehari-hari. Workaholic merujuk pada individu yang bekerja secara kompulsif. Ada pula yang menyamakan workaholic sebagai orang yang gila kerja atau pecandu kerja.
Advertisement
Apakah berbahaya? Ya, banyak kasus tragis yang dialami oleh individu workaholic. Mereka tidak memiliki waktu untuk kehidupan pribadi. Bukan hanya itu, workaholic pun berisiko menderita penyakit tertentu, hingga kematian.
Beberapa tahun lalu, Anda mungkin pernah mendengar kasus kematian seorang wanita Jepang akibat terlalu sering kerja lembur. Ini bukanlah kasus pertama warga Jepang akibat gila kerja. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang yang workaholic bisa mengalami masalah yang lebih besar daripada serangan jantung: stroke.
Para peneliti dari University College London (UCL) mengumpulkan data tentang hubungan antara jam kerja dan risiko serangan jantung. Penelitian ini dilakukan terhadap lebih dari 600.000 pekerja. Data serupa ditemukan ada risiko stroke pada lebih dari 500.000 pekerja.
Mereka menyesuaikan data mereka untuk membandingkan perbedaan masing-masing kebiasaan. Data yang ditemukan dicocokan dengan perilaku kesehatan, seperti merokok, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik. Kemudian disesuaikan juga dengan adanya faktor risiko jantung lainnya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki jam kerja yang panjang. Mereka yang memiliki lebih dari 55 jam per minggu punya risiko 13% lebih besar untuk serangan jantung. Selain itu, mereka pun punya 33% lebih mungkin menderita stroke dibandingkan dengan mereka yang bekerja 35-40 jam per minggu.
Di sebagian besar negara maju, workaholic tidak dilihat sebagai masalah kesehatan bagi masyarakat. Namun, kematian akibat gila kerja sudah cukup umum terjadi di Jepang sehingga ada istilah khusus untuk itu: karoshi. Kondisi kelebihan jam kerja sangat buruk di sana sehingga pemerintah Jepang mempertimbangkan untuk memaksakan liburan tahunan lima hari sebagai kewajiban.Di Cina, kematian akibat terlalu banyak bekerja yang dikenal sebagai guolaosi juga semakin meluas saat ini.
Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan supaya tetap sehat. Hal ini juga bisa menghindari dampak buruk dari bekerja terus-menerus:
Jika posisi Anda di kantor sebagai atasan, Anda bisa membantu karyawan-karyawan Anda menurunkan risiko mati muda dengan menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan. Karyawan yang sehat tentu akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan.
Workaholic memiliki risiko yang tinggi untuk terkena serangan jantung, stroke, hingga kematian. Jika memang harus bekerja lembur, cobalah tetap cukupi asupan bergizi. Tetap lakukan aktivitas fisik untuk menjaga tubuh tetap bugar selama bekerja.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara tetap sehat selama bekerja, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play
Advertisement
Ditulis oleh Giasinta Angguni Pranandhita
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab stroke secara umum adalah penyumbatan pembuluh darah di otak, tetapi jenis stroke yang berbeda dapat memunculkan karakteristik yang berbeda pula. Misalnya, stroke pendarahan bisa disebabkan oleh keluarnya darah dari pembuluh darah, sementara stroke iskemik diakibatkan oleh penggumpalan darah.
14 Jun 2019
Telur rebus bisa cegah corona merupakan salah satu berita hoax yang viral belakangan ini. Sayangnya, tidak sedikit orang yang percaya dan memborong telur di pasaran.
30 Mar 2020
Penyakit jantung dan kesehatan mental ternyata saling memengaruhi satu sama lain. Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental berisiko terkena penyakit jantung, begitu juga sebaliknya.
24 Jun 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved