Gerakan peristaltik berfungsi menggerakkan makanan melalui sistem pencernaan yang dimulai dari tenggorokan saat menelan dan berlanjut di kerongkongan, lambung, serta usus.
2023-03-19 21:22:50
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gerakan peristaltik adalah mekanisme penting dalam proses pencernaan
Table of Content
Gerakan peristaltik adalah gerakan otomatis yang terjadi di dalam tubuh, tepatnya di area pencernaan. Gerakan ini mendukung proses pencernaan, dari saat kita makan, mencerna, hingga melakukan buang air besar dan buang air kecil. Namun, ada kalanya gerakan peristaltik mengalami gangguan akibat kondisi tertentu, sehingga gerakan peristaltik tidak terjadi atau terjadi antiperistaltik.
Advertisement
Saluran pencernaan adalah serangkaian organ berrongga yang membentuk satu lorong panjang. Lorong tersebut dilapisi dengan otot dan saraf yang bertugas mencerna makanan.
Saat Anda menelan, makanan dan cairan mulai masuk ke saluran pencernaan dan secara otomatis saraf akan memicu otot untuk memulai serangkaian kontraksi seperti gelombang yang disebut gerakan peristaltik.
Gerakan peristaltik adalah rangkaian kontraksi otot di saluran pencernaan yang terjadi secara otomatis mulai dari saat makanan masuk ke kerongkongan ketika menelan, hingga turun ke saluran pencernaan.
Peristaltik terjadi karena otot polos bergerak menyerupai gelombang, sehingga mampu menggerakkan makanan dan cairan di dalam saluran pencernaan hingga akhirnya dikeluarkan melalui anus atau uretra.
Gerakan ini merupakan fungsi normal tubuh dan terkadang Anda bahkan bisa merasakan saat ada gas yang terasa bergerak di dalam perut. Gerakan peristaltik juga terjadi pada saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Gerakan peristaltik berfungsi untuk menggerakkan makanan melalui sistem pencernaan yang dimulai dari saat menelan dan berlanjut ke kerongkongan, lambung, dan usus. Peristaltik juga menggerakkan urin dari ginjal ke kandung kemih dan cairan empedu dari kantong empedu ke usus dua belas jari (duodenum).
Peristaltik memungkinkan tubuh mencerna makanan dengan menggerakkan makanan untuk melalui setiap tahapan pencernaan. Peristaltik merupakan gerakan perlahan, namun stabil dan penting untuk menjaga pencernaan tetap berfungsi dengan sehat. Gerakan ini memungkinkan tubuh memecah makanan dan menyerap nutrisi yang dibutuhkan.
Selain menggerakkan makanan, peristatik juga berfungsi untuk membersihkan tumpukan bakteri dan limbah sisa produk pencernaan dari lorong pencernaan dalam waktu yang tepat.
Jika gerakan peristaltik terganggu, seperti menjadi lebih cepat atau lambat, maka fungsi pencernaan juga akan terganggu. Ketika sistem pencernaan kosong, misalnya pada saat berpuasa atau tidur di malam hari, maka peristaltik terus membersihkan sisa-sisa makanan di saluran pencernaan.
Baca Juga: Cara Mempercepat Proses Pencernaan Makanan
Peristaltik adalah gerakan yang terjadi di seluruh saluran pencernaan Anda.
Kerongkongan adalah tempat utama terjadinya peristaltik. Saat Anda menelan, tenggorokan atas (faring) akan mulai proses mendorong makanan ke dalam kerongkongan (pipa makanan) yang mengarah ke lambung.
Pada kerongkongan, terdapat gelombang peristaltik primer yang dipicu oleh gerakan menelan dan gelombang peristaltik sekunder yang muncul jika gelombang yang pertama tidak cukup. Gerakan kedua dapat muncul saat dipicu oleh peregangan dinding kerongkongan jika makanan yang harus ditelan berukuran besar.
Setelah dari kerongkongan, gerakan peristaltik berlanjut melalui lambung dan usus halus. Gerakan peristaltik akan melambat untuk memungkinkan segmentasi, yakni gerakan mengaduk yang memungkinkan makanan bercampur cairan lambung sehingga dapat dipecah lebih kecil. Ini bertujuan agar makanan dapat lebih mudah dicerna.
Gerakan peristaltik dan segmentasi masih berlangsung hingga ke usus. Gerakan ini juga memungkinkan kantong empedu memindahkan isi empedu ke usus halus untuk membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi. Gerakan ini terjadi sepanjang proses pencernaan hingga ke ujung usus besar.
Gerakan peristaltik juga memungkinkan untuk memindahkan cairan dari ginjal ke kandung kemih. Gerakan peristaltik di uretra membantu mengeluarkan cairan berupa urin dari tubuh Anda.
Pada akhir pencernaan makanan, peristaltik di rektum dan anus akan berfungsi mengeluarkan kotoran berupa tinja dari dalam tubuh.
Baca Juga: Perbedaan Pencernaan Mekanik dan Kimiawi
Gerakan meremas otot peristaltik digambarkan mirip gelombang, karena otot berkontraksi serta berelaksasi dalam pola yang berkesinambungan untuk menggerakkan makanan ke bawah.
Gerakan ini melibatkan:
Otot melingkar bergerak dengan meremas dan mengembang secara sinkron untuk mendorong makanan melalui lorong, sementara otot longitudinal mendorong maju semua makanan.
Pola seperti gelombang benar-benar tampak jelas di proses awal pencernaan, sedangkan saat di ujung pencernaan, hanya diperlukan beberapa kontraksi untuk mendorong limbah makanan keluar dari tubuh.
Gerakan peristaltik mungkin dapat berjalan terlalu lambat (hipermotilitas) atau terlalu lambat (hipomotilitas).
Ada beberapa penyebab gangguan motilitas, termasuk:
Beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan gangguan gerakan peristaltik antara lain:
Disfagia adalah kondisi kesulitan atau tidak bisa menelan makanan dan cairan yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti trauma kepala atau radang tenggorokan. Kondisi ini dapat memengaruhi peristaltik di kerongkongan.
Spasme esofagus adalah kontraksi otot abnormal di kerongkongan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa bentuk kelainan yang berbeda. Kondisi ini bisa terjadi sebentar atau parah sehingga membuat makanan lebih sulit untuk mencapai lambung hingga menyebabkan muntah.
Meskipun keterkaitan keduanya masih dalam penelitian, namun terdapat dugaan GERD mungkin juga memiliki hubungan dengan gangguan motilitas yang memengaruhi gerakan peristaltik.
Gastroparesis terjadi pada saat terjadi gangguan peristaltik di lambung. Pada kondisi ini, otot-otot lambung gagal berfungsi memindahkan makanan ke dalam usus halus, sehingga Anda dapat mengalami mual dan muntah.
Obstruksi usus adalah kondisi penyumbatan di usus. Kondisi ini dapat terjadi ketika pergerakan makanan terhambat oleh sesuatu, seperti misalnya penyempitan usus. Namun, pada pseudo-obstruksi atau obstruksi semu, tidak ada penyumbatan di usus, namun sistem pencernaan terganggu seolah-olah ada penyumbatan mekanis sehingga mempengaruhi gerakan peristaltik. Ini adalah kondisi yang jarang terjadi.
Orang dengan IBS dapat mengalami gerakan peristaltik yang tidak beraturan, termasuk hipermotilitas, hipomotilitas, atau keduanya secara berurutan. Kondisi ini dapat membuat Anda mengalami diare atau konstipasi.
Saat terjadi beberapa jenis gangguan kesehatan, maka otot organ pencernaan dapat melakukan gerakan antiperistaltik atau peristaltik terbalik. Ini adalah kondisi saat isi perut bergerak berlawanan arah dan didorong dari usus ke lambung hingga terjadi muntah.
Baca Juga
Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar gerakan peristaltik dan gangguannya, konsultasikan langsung pada dokter lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Fungsi utama usus halus atau usus kecil adalah untuk memecah sekaligus menyerap nutrisi penting ke dalam tubuh. Ini juga menjadi bagian terpanjang dan juga penting dalam sistem pencernaan.
Manfaat cincau hitam datang dari kandungan antioksidan dan fitonutrien yang ada di dalamnya. Hindari pemanis ataupun santan terlalu banyak saat menikmati cincau hitam untuk mendapatkan khasiatnya.
Obat diare di apotek antara lain oralit dan loperamide. Sementara itu, antibiotik yang digunakan untuk antibiotik antara lain azythromycin dan metronidazole. Obat diare alami bisa didapatkan dari jahe, hingga probiotik
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved