General adaptation syndrome (GAS) adalah perubahan fisiologis pada tubuh yang terjadi saat stres menyerang. Perubahan ini terjadi dalam tiga tahap. Apa saja penyebab dan cara mengelolanya?
2 Sep 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
General adaptation syndrome terjadi dalam tiga tahapan
Table of Content
Selama ini Anda mungkin menganggap bahwa stres berkaitan dengan tekanan mental maupun emosional. Ternyata stres juga memiliki efek fisiologis terhadap tubuh atau dikenal dengan general adaptation syndrome (GAS).
Advertisement
Mengenal dan memahami tahapan yang dialami tubuh saat terkena stres bisa membantu seseorang lebih sadar akan tanda-tanda fisik saat stres menyerang. Berikut ulasan lengkapnya.
General adaptation syndrome (GAS) adalah perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh dalam tiga tahap saat stres terjadi. Bisa dibilang, GAS adalah gambaran proses bagaimana tubuh merespons stres.
General adaptation syndrome pertama kali didefinisikan oleh seorang ilmuwan kelahiran Wina, Hans Selye, pada abad ke-20. Ia menjelaskan bahwa GAS merupakan cara tubuh beradaptasi dengan ancaman yang dirasakan agar merasa lebih baik dan bisa bertahan hidup.
Ada tiga tahapan yang terjadi pada tubuh saat stres menyerang menurut general adaptation syndrome (GAS), yaitu:
Pada tahap ini, sinyal bahaya dikirim ke hipotalamus yang memungkinkan pelepasan hormon glukokortikoid. Hormon ini kemudian akan memicu pelepasan adrenalin dan kortisol yang merupakan hormon stres.
Tahap reaksi alarm ditandai dengan perubahan fisiologis berupa:
Perubahan fisiologis ini diatur oleh bagian dari sistem saraf otonom yang disebut cabang simpatik.
Alarm reaction stage mengacu pada gejala awal yang dialami tubuh saat stres menyerang. Reaksi ini dikenal dengan “fight or flight”, yakni mempersiapkan diri untuk melindungi atau melarikan diri dari situasi stres yang dialami.
Tahap perlawanan atau resistance stage terjadi ketika tubuh mencoba untuk melawan perubahan fisiologis yang terjadi selama tahap reaksi alarm. Tahap resistensi ini diatur oleh bagian dari sistem saraf otonom yang disebut parasimpatis.
Cabang parasimpatis ini mencoba mengembalikan tubuh ke kondisi normal dengan cara mengurangi produksi kortisol. Dengan begitu, denyut jantung dan tekanan darah mulai kembali normal.
Jika situasi stres berakhir, tubuh akan kembali normal. Sebaliknya, jika hal yang memicu stres tetap ada dan dibiarkan berlarut-larut, tubuh akan tetap dalam kondisi waspada dan hormon stres terus diproduksi.
Beberapa tanpa perubahan fisiologis pada tahap resistensi antara lain:
Tahap kelelahan atau exhaustion stage merupakan tahap lanjutan dari stres yang berkepanjangan atau kronis. Berjuang dengan stres dalam waktu lama dapat menguras energi dan memperburuk kondisi fisik, mental, dan emosional.
Pada tahap kelelahan ini, seseorang tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan stres, bahkan cenderung menyerah.
Exhaustion stage ditandai dengan:
Lebih lanjut, beberapa penelitian juga menyatakan bahwa stres berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes tipe 2, infeksi virus, dan tukak lambung.
BACA JUGA: Pentingnya Manajemen Stres untuk Kesehatan Mental Anda
General adaptation syndrome (GAS) dapat terjadi pada semua hal yang bisa memicu stres. Setiap orang mungkin memiliki pemicu stres yang berbeda-beda. Untuk itu, penting bagi Anda untuk mengenali pemicu stres masing-masing.
Secara umum, beberapa hal yang bisa memicu terjadinya stres antara lain:
Selain mengenali dan menghindari hal-hal yang memicu stres, Anda juga perlu memiliki cara mengelola stres dengan baik. Cara ini bisa berbeda-beda pada tiap individu.
Menemukan dan memahami mekanisme coping saat stres muncul bisa membantu mengatasi stres lebih cepat dan mencegah stres berkepanjangan. Ini bisa mencegah tubuh memasuki tahap kelelahan dalam general adaptation syndrome.
Berikut beberapa cara mengelola stres sekaligus general adaptation syndrome yang bisa Anda coba:
BACA JUGA: 12 Cara Mengatasi Stres yang Tidak Sulit Dilakukan
Saat stress, tubuh bisa mengalamigeneral adaptation syndrome, yaitu respons fisik tubuh terhadap stres yang terbagi dalam tiga tahapan. Stres jangka panjang yang memasuki tahap exhaustion bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental.
Mengenali dan menghindari pemicu stres bisa membantu Anda menemukan metode coping dan melakukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi stres. Jika Anda merasa kesulitan dalam menyelesaikan hal ini, tak ada salahnya berkonsultasi kepada profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Stressor adalah penyebab stres yang perlu segera Anda tangani. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stressor dalam kehidupan manusia terbagi menjadi beberapa jenis.
Konsep IKIGAI membahas nilai dan tujuan dalam hidup. Penelitian menyebut, hidup dengan gagasan ini membantu menurunkan risiko stres serta meningkatkan kesehatan diri secara keseluruhan. Namun, pengaruhnya terhadap usia seseorang belum dapat dibuktikan.
Stres pada ibu hamil bisa berdampak buruk bagi diri sendiri maupun janin. Dampak buruk ini bisa terus dibawa hingga bayi lahir. Karenanya, kelolalah stres dengan baik selama hamil.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved