Gendongan bayi depan menimbulkan risiko seperti kepala tanpa penopang, pangkal paha tertekan, jadi sebaiknya tunggu bayi benar-benar siap.
2023-03-30 04:12:28
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pastikan keamanan dan kenyamanan bayi ketika Anda ingin menggendongnya menghadap depan
Tidak berlebihan jika gendongan bayi depan kerap menuai kontroversi, terkait aman tidaknya untuk bayi. Utamanya, ketika bayi masih kecil dan belum benar-benar siap menopang tubuhnya. Namun dengan gendongan bayi berdesain tertentu, risiko-risikonya bisa dihindari.
Advertisement
Ada banyak sekali opini yang berbeda seputar gendongan bayi depan. Kapan bayi dianggap aman untuk digendong menghadap depan pun belum menemui kata sepakat.
Baca Juga
Untuk memberi gambaran apa saja risiko gendongan bayi depan, ini di antaranya:
Bayi yang masih kecil belum betul-betul siap dengan interaksi yang terlalu lama dan intens dengan lingkungan sekitar. Ketika berada di gendongan bayi depan, artinya mereka bisa melihat sekeliling dengan bebas, berbeda dengan saat digendong menyamping atau menghadap ke belakang.
Bayi yang masih kecil belum memahami bagaimana memproses segala sensori dan informasi yang masuk ke mereka. Terlebih, mereka juga belum bisa menyaring mana yang penting dan tidak. Konsekuensinya, bayi bisa menjadi lelah dan rewel karena bingung dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Posisi gendongan bayi depan tidaklah aman untuk bayi tidur karena tidak ada penopang stabil untuk kepala mungil mereka. Idealnya ketika benar-benar harus tidur dan masih dalam perjalanan, bayi berada dalam posisi snuggling atau dipeluk dan lehernya tertopang dengan baik.
Bahkan posisi bayi tidur saat digendong menghadap ke depan rentan membuat kepala mereka terjatuh ke depan. Ketika hal ini terjadi, akan ada kompresi pada bagian leher mereka dan berisiko mengganggu pernapasan.
Gendongan bayi depan juga kerap dikaitkan dengan masalah gangguan pertumbuhan paha dan tulang belakang bayi. Utamanya, jika orangtua atau pengasuh menggendongnya tidak dengan gendongan yang benar-benar menopang bagian bokong dan paha dengan baik.
Seharusnya, gendongan harus bisa membuat kaki bayi terbuka sehingga tidak menekan hip dan spine. Untuk itu, ketika memilih gendongan, sebaiknya hindari yang dasarnya sempit dan pilih yang benar-benar lebar sehingga bisa menopang bayi dengan optimal.
Gendongan dengan penopang yang ideal juga membuat bayi berada di posisi lebih stabil di depan penggendongnya. Hal ini sejalan dengan gravitasi sehingga baik bayi maupun penggendong merasa lebih nyaman.
Kuncinya, menurut organisasi International Hip Dysplasia adalah tidak masalah menggendong bayi menghadap ke depan selama pangkal pahanya ditopang sempurna.
Ketika bayi digendong menghadap ke depan, artinya gravitasi orangtua dan bayi tidak lagi sejalan. Bayi berada di posisi “menarik” bahu orangtua sehingga lebih terasa berat dan tidak nyaman. Sementara saat posisi menggendongnya menghadap ke dalam, tekanan itu nihil.
Demi perkembangan kognitif bayi yang maksimal, menggendong bayi disarankan menghadap ke dalam terutama di usia 4-6 bulan pertama. Ketika mereka sudah lebih kuat menopang kepala sendiri, maka gendongan bayi depan bisa jadi pilihan.
Namun meski bayi sudah benar-benar siap, tetap buat variasi dalam posisi menggendong. Variasikan pula antara menggendong dengan alat gendong, swing, stroller, atau dengan tangan kosong.
Salah satu aturan tidak tertulis yang menandakan cara aman menggendong bayi biasa disebut dengan TICKS. Ini merupakan akronim dari:
Ketika usia bayi masih kecil pun, mereka lebih sering terlelap. Artinya, posisi menggendong yang lebih nyaman untuknya adalah inward atau menghadap ke orangtua. Dalam posisi ini, kepala mereka bisa bersandar pada dada penggendongnya dengan nyaman.
Ada banyak alternatif cara menggendong yang nyaman baik untuk bayi maupun orangtua. Kenali pula bagaimana kekuatan dan perkembangan bayi sehingga bisa tahu betul kapan anak siap untuk menambahkan variasi posisi menggendong.
Prioritas nomor satu adalah keamanan bayi. Jika belum yakin, ikuti insting Anda sebagai orangtua, bukan dari ucapan orang-orang dari kanan kiri.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Anemia pada bayi adalah kondisi yang perlu diwaspadai setiap orangtua. Penyebab bayi anemia bisa jadi karena kekurangan sel darah merah hingga pendarahan.
Penggunaan selimut bayi ternyata belum tentu aman, bahkan dapat berisiko membahayakan keselamatan buah hati Anda.Ini alasan dan kapan waktu yang tepat si Kecil menggunakan selimut.
Perbedaan bayi gumoh dan muntah pada bayi terlihat dari bagaimana susu keluar dari mulut bayi. Gumoh keluar dengan sendirinya. Sementara, bayi muntah ia terlihat megedan, tidak nyaman, dan rewel.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved