Gejala Covid-19 varian Omicron disebut lebih ringan dibandingkan varian lainnya. Namun, penelitian terus dilanjutkan untuk memastikannya.
2023-03-24 09:39:47
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gejala varian Omicron yang sedikit berbeda dibanding Covid-19 lainnya adalah tidak ada anosmia
Table of Content
Sejak kasus pertama diumumkan pada 16 Desember 2021, jumlah orang yang terjangkit Covid-19 varian Omicron terus bertambah. Pemerintah memprediksi puncak kasus Omicron terjadi pada pertengahan Februari hingga Maret mendatang.
Advertisement
Saat ini, transmisi lokal mendominasi dibandingkan kasus perjalanan luar negeri, khususnya di DKI Jakarta. Mewaspadai gejalanya membantu menekan penyebarannya jadi lebih luas.
Omicron adalah varian terbaru dari mutasi virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada November 2021 lalu.
Mutasi virus ini kemudian ditetapkan sebagai Variant of Concern (VOC) oleh badan kesehatan dunia, WHO, karena laju penularannya yang cukup signifikan.
Memasuki akhir Januari, kasus Covid di Indonesia mengalami tren peningkatan dibandingkan sebelumnya. Kenaikan ini juga disumbang oleh penularan varian Omicron yang ikut bertambah.
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam keterangan persnya (16/1), menyebutkan angka transmisi lokal di Jawa-Bali bahkan mulai mendominasi dibandingkan kasus perjalanan luar negeri.
Meski penelitian tentang Omicron terus berjalan, secara umum, diketahui bahwa gejala Omicron tidak jauh berbeda dengan varian Covid-19 sebelumnya.
Beberapa gejala Omicron yang paling umum antara lain:
Hingga Desember 2021, berdasarkan Covid Symptoms Study yang dikutip dalam The BMJ, 5 gejala yang paling sering ditemukan dalam kasus Omicron, antara lain hidung berair, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan.
Salah satu perbedaan gejala Omicron dengan varian Covid-19 lainnya adalah, sejauh ini orang yang terjangkit Omicron tidak menunjukkan gejala kehilangan penciuman (anosmia) maupun indra perasa (ageusia). Sebelumnya, anosmia menjadi salah satu gejala khas Covid-19, khususnya varian Delta.
Kabar baiknya, para ahli menyatakan bahwa gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron tergolong ringan hingga sedang, bahkan lebih ringan dari varian sebelumnya, yaitu Delta. Namun bukan berarti kita boleh abai, protokol kesehatan tetap harus dijalankan.
BACA JUGA: Batuk Covid-19 atau Batuk Biasa, Ini Bedanya
Setiap orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron diwajibkan untuk menjalani isolasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah mereka menularkan ke orang sekitar.
Lamanya waktu yang ditempuh bisa jadi berbeda-beda tergantung gejala yang dirasakan oleh pasien terkonfirmasi positif Omicron.
Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran yang mengatur mengenai kriteria orang yang boleh selesai isolasi mandiri saat terkonfirmasi positif. Perbedaan ini ditentukan berdasarkan gejala yang dialami.
Berikut ini adalah syarat seseorang boleh selesai menjalani isolasi saat terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron:
Meski Kementerian Kesehatan RI telah menentukan batas minimal, ada kemungkinan isolasi bisa selesai lebih cepat.
Anda bisa lebih cepat menyelesaikan isolasi jika selama masa isolasi keadaan Anda membaik. Namun, perbaikan ini wajib disertai dengan 2 kali tes PCR pada hari kelima dan keenam munculnya gejala dan nilai CT lebih tinggi dari 35 selama 2 kali berturut-turut.
Meski gejala Omicron sampai saat ini tergolong ringan hingga sedang, penelitian tentang varian ini masih terus dilakukan untuk membuktikannya.
Kecepatan laju penularan menjadi salah satu dugaan awal adanya kemungkinan varian Omicron berpotensi menimbulkan keparahan penyakit. Terlebih bagi orang-orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Bahkan, meski bergejala ringan, orang yang terkena Covid-19 masih mungkin untuk mengalami kondisi long covid setelahnya.
Hingga kini, cara paling ampuh untuk mencegah virus Covid-19 varian apa pun adalah dengan menerapkan protokol kesehatan 5M dan mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Beberapa cara mencegah tertular Covid-19, antara lain:
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, pemerintah sendiri sebelumnya telah menetapkan masa karantina 10 hari bagi orang yang bepergian dari negara dengan kasus Omicron tinggi, serta masa karantina 7 hari bagi orang yang bepergian dari luar negeri selain negara tersebut.
BACA JUGA: Ampuhkah Favipiravir (Avigan) untuk Obati Covid-19?
Dengan potensi ancaman varian Omicron, beberapa ahli merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin booster, tentunya setelah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap.
Dalam surat edarannya, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, CDC, merekomendasikan orang dewasa untuk mendapatkan vaksin booster setidaknya 6 bulan setelah vaksin Covid-19 dosis kedua.
Hal ini karena efektivitas vaksin akan berkurang seiring berjalannya waktu. Dengan adanya vaksin booster, perlindungan terhadap Covid-19 dapat kembali ditingkatkan, meskipun tidak menargetkan varian tertentu.
BACA JUGA: Sedang Sakit Flu, Bolehkah Mendapatkan Vaksin Covid-19?
Indonesia sendiri melalui laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid 19 (5/1/22) merencanakan program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) pada 12 Januari 2022.
Vaksin booster non-pemerintah bisa dilakukan secara mandiri melalui RS BUMN maupun pihak swasta. Namun, hingga kini belum ada kepastian jenis, dosis, dan harga vaksin booster yang akan diberikan.
Rencananya, vaksin booster juga akan tersedia dalam program pemerintah secara gratis bagi tenaga kesehatan, lansia, peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran (PBI), kelompok komorbid dengan immunocompromised, dan kelompok rentan lainnya.
Jika masih ada pertanyaan seputar gejala Omicron dan cara pencegahannya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Subvarian omicron XBB memiliki tingkat penularan lebih tinggi dari varian sebelumnya yakni BA.4 dan BA.5. Gejalanya mirip dengan varian Omicron lainnya yang didominasi oleh pilek dan sakit tenggorokan.
Varian Kraken Covid-19 disebut-sebut lebih menular. Gejala dari subvarian Omicron XBB.1.5 ini meliputi demam, batuk, sesak napas, hingga gangguan indra perasa dan penciuman.
Vaksin corona buatan Novavax direncanakan akan dibeli Indonesia sebanyak 130 juta dosis untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Vaksin ini adalah salah satu dari lima jalur pengadaan yang dilakukan pemerintah.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved