Thalasemia adalah penyakit genetik yang disebabkan penurunan produksi hemoglobin dalam sel darah merah. Meski tidak bisa disembuhkan, gejalanya dapat dikontrol dengan transfusi darah, terapi khelasi, hingga transplantasi sel punca.
4 Jan 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Mudah lelah dan kulit pucat merupakan contoh gejala-gejala thalasemia pada anak
Table of Content
Salah satu kelainan darah yang dapat dialami anak-anak adalah thalasemia. Thalasemia pada anak bisa terjadi pada rentang usia 0 bulan hingga 18 tahun.
Advertisement
Kondisi ini lebih banyak diderita anak-anak yang tinggal di wilayah Afrika, Asia, dan Mediterania.
Indonesia sendiri merupakan negara yang rentan terhadap thalasemia. Dilansir dari Detik, thalasemia merupakan penyakit katastropik tertinggi kelima yang menghabiskan dana BPJS Kesehatan di Indonesia.
Thalasemia adalah kelompok penyakit genetik yang disebabkan penurunan produksi hemoglobin dalam sel darah merah. Padahal hemoglobin berperan penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Sebagai penyakit genetik, thalasemia pada anak diturunkan dari kedua orangtuanya. Gejalanya pun dapat muncul di awal-awal kehidupan anak.
Jika anak mengalami thalasemia minor, mereka adalah pembawa penyakit dan sel darah merahnya lebih sedikit dari biasanya, tapi tubuhnya tetap sehat.
Akan tetapi, jika anak menderita thalasemia mayor, kondisi ini berakibat fatal.
Setelah memahami pengertian thalasemia pada anak, Anda juga perlu mengenali gejalanya. Gejala thalasemia pada anak dapat muncul dalam dua tahun pertama sejak kelahirannya.
Berikut adalah ciri-ciri penyakit thalasemia pada anak yang bisa dikenali orangtua.
Apabila anak menunjukkan gejala-gejala di atas, terutama pertumbuhan yang lambat, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Penyakit thalasemia pada anak yang tidak ditangani dapat berujung pada komplikasi, seperti gagal jantung dan infeksi.
Penyebab thalasemia pada anak terjadi akibat mutasi DNA sel yang memproduksi hemoglobin. Mutasi gen tersebut diturunkan dari orangtua ke anak.
Molekul hemoglobin terbuat dari rantai alfa dan beta yang dapat dipengaruhi mutasi. Pada thalasemia, produksi rantai alfa atau beta berkurang, dan justru menghasilkan thalasemia alfa atau thalasemia beta.
Jika seorang anak mewarisi mutasi gen yang salah dari kedua orangtuanya, mereka akan menderita thalasemia mayor.
Sementara itu, apabila gen yang salah hanya diturunkan salah satu orangtuanya, mereka akan menderita thalasemia minor. Anak pun kemudian menjadi pembawa gen yang rusak.
Ada beberapa jenis thalasemia yang bisa menimpa anak-anak. Tipe thalasemia bisa dibedakan berdasarkan gejala dan penyebabnya.
Thalasemia beta terjadi ketika tubuh anak tidak mampu menghasilkan komponen hemoglobin yang disebut beta globin.
Beta globin tersusun atas dua gen yang masing-masing berasal dari orangtua anak.
Thalasemia beta terdiri atas dua subtipe, yaitu:
Thalasemia alfa terjadi ketika tubuh anak tidak dapat menghasilkan alfa globin, yakni komponen lain dari hemoglobin.
Alfa globin tersusun atas empat gen, di mana setiap dua gen berasal dari masing-masing orangtua anak.
Thalasemia alfa mayor terjadi dalam kandungan sehingga, janin akan mengalami anemia, kelainan jantung, dan akumulasi cairan tubuh.
Sementara itu, thalasemia alfa minor termasuk ringan. Penderita kondisi ini umumnya tidak memerlukan transfusi berkala, tetapi harus rajin mengonsumsi makanan tinggi zat besi.
Pada thalasemia minor, anak biasanya tidak bergejala dan tampak sehat. Namun, jika dilakukan pemeriksaan darah, kadar hemoglobin di dalam tubuh anak jumlahnya akan lebih rendah.
Terdapat sejumlah komplikasi thalasemia yang mungkin terjadi, di antaranya:
Penderita thalasemia bisa mendapatkan terlalu banyak zat besi di dalam tubuhnya, baik karena penyakit tersebut atau terlalu sering menjalani transfusi darah.
Kelebihan zat besi di dalam tubuh bisa merusak jantung, hati, hingga sistem endokrin.
Penderita thalasemia memiliki risiko mengalami infeksi yang lebih besar, terutama jika organ limpa mereka sudah diangkat lewat prosedur operasi.
Thalasemia dapat mengakibatkan sumsum tulang berkembang sehingga menyebabkan tulang Anda melebar.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan struktur tulang menjadi tidak normal, terutama di bagian wajah dan tengkorak.
Berkembangnya sumsum tulang juga membuat tulang menjadi tipis dan rapuh sehingga meningkatkan risiko patah tulang.
Limpa adalah organ yang bertugas untuk melawan infeksi dan menyaring zat-zat yang tak diinginkan, seperti sel darah tua atau yang sudah rusak.
Karena thalasemia menyebabkan penghancuran sejumlah besar sel darah merah, kondisi ini membuat limpa menjadi membesar dan bekerja lebih keras dari biasanya.
Limpa yang membesar dapat memperburuk kondisi anemia dan mengurangi umur sel darah merah yang ditransfusikan.
Jika limpa tumbuh terlalu besar, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi untuk mengangkatnya.
Anemia yang terjadi akibat thalasemia dapat menyebabkan pertumbuhan tubuh anak melambat dan menunda masa pubertas.
Gagal jantung kongestif dan irama jantung abnormal dipercaya bisa terjadi akibat thalasemia yang sudah parah.
Thalasemia tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, gejalanya dapat dikontrol lewat sejumlah tindakan medis.
Penanganan medis bisa diberikan jika anak menderita bentuk thalasemia yang sedang atau parah. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan thalasemia pada anak.
Transfusi darah dapat membantu memberikan pasokan darah untuk anak yang menderita thalasemia.
Semakin parah bentuk thalasemia anak, semakin sering pula kemungkinan mereka untuk menerima transfusi darah.
Terapi khelasi adalah tindakan untuk menyingkirkan penumpukan zat besi di tubuh anak. Penumpukan zat besi bisa terjadi karena transfusi darah yang rutin dilakukan.
Pada beberapa kasus, anak yang tidak menjalani transfusi darah juga berisiko mengalami penumpukan mineral besi.
Obat minum, seperti deferasirox dan deferiprone, dapat diberikan untuk menyingkirkan kelebihan zat besi pada anak penderita thalasemia.
Lebih dikenal dengan transplantasi sumsum tulang, transplantasi sel punca dapat menjadi pilihan pada anak penderita thalasemia, terutama yang memiliki bentuk parah.
Transplantasi sel punca membantu mengurangi kebutuhan akan transfusi darah dan konsumsi obat-obatan.
Cacat genetik yang terjadi akibat penyakit thalasemia berpotensi mengakibatkan pembentukan sel darah merah yang tidak efektif sehingga dikeluarkan organ limpa. Hasilnya, organ tersebut dapat mengalami pembesaran.
Operasi pengangkatan limpa dapat memperpanjang umur sel darah merah dan mengurangi kebutuhan akan tranfusi darah.
Anak-anak yang menderita thalasemia minor mungkin memiliki batu biliribun di dalam kantong empedu mereka.
Jika menyebabkan gejala, kondisi ini perlu diatasi dengan cara kolesistektomi atau operasi pengangkat kantung empedu menggunakan laparoskopi.
Prosedur ini juga bisa dilakukan bersamaan dengan proses pengangkatan limpa.
Selain dengan penanganan dokter, thalasemia yang diderita anak dapat dikontrol melalui adaptasi gaya hidup berikut ini:
Sejatinya, thalasemia bukanlah penyakit yang bisa dicegah. Namun, cara mencegah penyakit thalasemia dapat dilakukan pasangan yang hendak menikah dan memiliki anak, yakni melalui pemeriksaan genetik untuk mengetahui status masing-masing pihak.
Pemeriksaan thalasemia dapat membantu kedua pihak untuk mengetahui ada atau tidaknya gen thalasemia di dalam tubuh mereka.
Apabila hasil pernikahan Anda nantinya berisiko membuat anak menderita thalasemia, dokter mungkin akan menyarankan tindakan teknologi reproduksi berbantu.
Tindakan ini bisa jadi berpotensi menurunkan risiko thalasemia pada anak nantinya. Namun, tetap diskusikan secara gamblang bersama dokter terkait solusi terbaik yang bisa dilakukan Anda dan pasangan.
Baca Juga
Thalasemia pada anak diturunkan dari orangtuanya yang menderita atau membawa gen penyakit ini.
Supaya bisa meminimalisir risiko anak terhadap thalasemia dan komplikasinya, menjalani pemeriksaan genetik sebelum memiliki anak sangat disarankan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar thalasemia pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tes DNA anak perlukan dilakukan untuk mengetahui latar belakang medisnya seperti golongan darah, asal-usul keturnan, hingga mutas genetika
Sirenomelia atau sindrom putri duyung adalah penyakit cacat lahir langka. Ciri-ciri utamanya adalah kaki yang menyatu dari paha hingga tumit, itulah mengapa disebut Mermaid syndrome. Bayi yang mengalami sindrom putri duyung juga umumnya tidak memiliki tulang ekor dan sakrum.
Sindrom Turner adalah kondisi genetik karena perkembangan kromosom yang tidak sempurna. Penyakit ini hanya dialami oleh perempuan yang kehilangan salah satu kromosom X dalam dirinya. Sindrom Turner dapat terjadi pada sekitar 1 di tiap 2.000 perempuan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved