TBC pada anak disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti demam, batuk, hingga berat badan turun.
2 Nov 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Salah satu gejala TBC pada anak adalah anak menjadi rewel
Table of Content
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Tidak hanya pada orang dewasa, TBC juga bisa terjadi pada anak. Bahkan, TBC pada anak bisa membahayakan jiwa.
Advertisement
Untuk itu, penting bagi orangtua untuk memahami penyebab, gejala, prosedur pemeriksaan, dan pengobatan TBC yang tepat untuk anak.
TBC pada anak umumnya terjadi karena tertular dari orang dewasa yang terinfeksi. Orang yang terinfeksi tuberkulosis biasanya menyebarkan bakteri lewat droplet (percikan air liur) yang keluar saat bersin atau batuk.
Jika anak atau bayi berdekatan dengan orang dewasa yang terinfeksi, bakteri yang tersebar di udara bisa terhirup. Kemudian, bakteri tersebut menginfeksi paru-paru dan bahkan dapat berkembang ke bagian tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penularan TBC pada anak. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penularan TBC pada anak.
Mengenai TBC pada anak menular atau tidak, penularan TBC tidak terjadi lewat anak-anak. Artinya, anak-anak penderita TBC yang berusia kurang dari 10 tahun jarang bisa menularkan pada orang lain. Mereka cenderung memiliki sedikit bakteri dalam dahaknya dan jarang batuk.
Berbeda dengan orang dewasa, ketika terpapar bakteri penyebab TBC (tuberkulosis), anak-anak dan bayi lebih mudah sakit dibandingkan dengan orang dewasa.
Orang dewasa yang terinfeksi tuberkulosis biasanya berasal dari infeksi TB laten di masa lalu yang “membangunkan” kembali bakteri saat sistem imun sedang lemah.
Adapun faktor risiko TB pada anak, di antaranya:
Berikut adalah jenis infeksi TBC pada anak yang penting untuk orangtua pahami:
Kondisi ini terjadi ketika anak melakukan kontak dengan orang yang menderita TBC. Namun, tes kulit atau tes darah untuk TB masih menunjukkan hasil yang negatif, rontgen dada normal, dan tidak ada gejala yang muncul.
Pada TB laten, terdapat bakteri penyebab TBC di dalam tubuh anak, tetapi tidak ada gejala. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh anak yang kuat menyebabkan bakteri TB menjadi tidak aktif.
Ketika melakukan tes kulit atau tes darah untuk TB, anak akan menunjukkan hasil yang positif. Namun, rontgen dada normal dan tidak ada gejala. Anak dengan TB laten tidak dapat menularkan infeksi ke orang lain.
Pada TB aktif, anak memiliki tanda atau gejala infeksi TBC. Sebab, daya tahan tubuhnya tidak mampu melawan bakteri TBC yang masuk.
Pemeriksaan akan menunjukkan penyakit TB aktif di paru-paru atau area tubuh lain. Jika penyakit ini telah menginfeksi paru-paru dan tidak diobati, anak dapat menyebarkannya ke orang lain.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru-paru anak menimbulkan ciri-ciri khusus pada kondisi anak. Beberapa gejala umum penyakit tuberkulosis pada anak antara lain:
Gejala TBC pada anak ini bisa semakin memburuk jika tidak ditangani dengan baik. Pada beberapa kasus tuberkulosis pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun, bakteri dapat menyebar melalui pembuluh darah dan mempengaruhi semua organ dalam tubuh.
TB paru pada anak juga bisa mengarah pada tuberkulosis meningitis yang mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab itu, ciri-ciri TBC pada bayi dan anak tidak boleh diabaikan begitu saja.
BACA JUGA: 5 Hal yang Bisa Membuat Batuk Anak Tak Kunjung Sembuh
Setelah mengetahui ciri-ciri TBC pada anak, Anda juga harus memahami langkah pemeriksaannya.
Pemeriksaan TBC dilakukan oleh dokter untuk memastikan kondisi anak Anda. Awalnya, dokter akan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait riwayat kesehatan anak dan keluarga.
Selanjutnya, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan tuberculin skin test atau tes mantoux. Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang tidak aktif ke kulit lengan bawah.
Jika anak mengalami infeksi tuberkulosis, kulit anak akan membengkak (indurasi) dan memerah di area suntikan.
Untuk memastikan adanya infeksi aktif atau infeksi di waktu lampau, dokter mungkin juga akan melakukan rontgen dada.
Jika hasil rontgen menunjukkan infeksi aktif, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan dahak (sputum test), terutama pada anak berusia di atas 5 tahun.
Hasil pemeriksaan inilah yang nantinya akan menentukan jenis pengobatan TBC pada anak.
BACA JUGA: Skrining TBC: Fungsi, Prosedur, Hasil, dan Efek Samping
Dalam jurnal Europe PMC Funders Group pengobatan TBC, baik pada anak dan dewasa, bertujuan menyembuhkan pasien TB, mengurangi penularan, dan menghindari adanya resistensi atau kebal terhadap obat di masyarakat (TB MDR).
Pengobatan TBC pada anak dilakukan melalui 2 fase, yaitu:
Pengobatan anti tuberkuloasis (OAT) biasanya dilakukan dengan beberapa jenis obat TBC dalam kurun waktu tertentu, biasanya 6 bulan.
Disiplin minum obat TB anak sesuai dengan anjuran dokter, merupakan kunci keberhasilan pengobatan TBC. Gejala TBC pada anak pun akan berangsur pulih.
Pastikan orangtua mengingat dengan baik jadwal minum obat anak. Menaati aturan minum obat TBC dapat meminimalisir risiko bakteri kebal antibiotik dan keharusan mengonsumsi obat yang lebih kuat.
Sementara itu, pencegahan TB pada anak dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi BCG. Vaksin BCG di Indonesia umumnya diberikan pada bayi baru lahir atau saat bayi berusia 1 bulan.
Hindari pula kontak langsung dengan orang yang terinfeksi agar anak senantiasa terlindungi dari bakteri tuberkulosis.
Baca Juga
Tuberkulosis termasuk penyakit infeksi yang mudah menular, termasuk pada kelompok rentan, seperti anak-anak. TBC pada anak dapat menimbulkan serangkaian gejala dan bisa memburuk jika tidak ditangani dengan baik.
Jika terjadi salah satu atau lebih gejala TBC, tidak ada salahnya untuk menjaga jarak dan segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Jika masih ada pertanyaan seputar TBC pada anak, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Obat flu paling ampuh yang bisa dibeli di apotek antara lain paracetamol, ibuprofen, loratadine, dan CTM. Simak informasi selengkapnya mengenai obat flu dan batuk tersebut berikut ini.
Pada dasarnya, batuk adalah reaksi refleks tubuh untuk membersihkan tenggorokan dari lendir atau substansi asing. Namun pada beberapa kasus, batuk bisa mengindikasikan gejala penyakit medis lainnya. Terlebih, jika batuk terjadi selama lebih dari 3 pekan seperti batuk rejan yang masuk kategori batuk akut.
Terkadang, bakteri tuberkulosis (TBC) ini bisa menyerang meninges, membran tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Penyakit ini dikenal juga dengan nama meningitis TB.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved