logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kehamilan

Mengenal Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Preeklampsia Berat

open-summary

Preeklampsia ringan ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kadar protein dalam urine. Sementara itu, preeklampsia berat terjadi saat Anda mengalami gejala preeklampsia ringan dan masalah lainnya, seperti kerusakan ginjal dan hati hingga rendahnya jumlah trombosit.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

24 Mei 2023

Preeklampsia ringan dapat memengaruhi tekanan darah ibu hamil

Seorang ibu hamil tengah diukur tekanan darahnya

Table of Content

  • Penyebab preeklampsia
  • Gejala preeklampsia
  • Perbedaan preeklampsia ringan dan berat
  • Penanganan preeklampsia ringan dan berat

Preeklampsia adalah kondisi medis yang menyebabkan ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi), munculnya protein dalam urine, pembengkakan, sakit kepala, hingga gangguan penglihatan. Tingkat keparahan preeklampsia terbagi menjadi dua, yaitu preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. 

Advertisement

Preeklampsia ringan yang tidak segera ditangani bisa berkembang menjadi preeklampsia berat. Kondisi ini berpotensi memicu komplikasi serius pada ibu hamil. Janin yang dikandung juga bisa terlahir prematur dan memiliki berat badan rendah.

Penyebab preeklampsia

Penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diperkirakan muncul akibat adanya masalah pada kesehatan plasenta. 

Plasenta adalah organ yang berkembang dalam rahim selama kehamilan dan bertanggung jawab menyediakan oksigen serta nutrisi untuk janin. 

Preeklampsia menyebabkan suplai darah ke plasenta menurun dan memicu gangguan kesehatan pada ibu hamil maupun janin. 

Selain itu, berikut adalah beberapa faktor risiko lain yang bisa menyebabkan preeklampsia.

  • Menderita tekanan darah tinggi kronis atau penyakit ginjal sebelum hamil. 
  • Mengidap tekanan darah tinggi atau preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. 
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Kehamilan pertama
  • Faktor usia (wanita usia <20 tahun dan >40 tahun lebih berisiko menderita preeklampsia). 
  • Hamil lebih dari satu anak (hamil kembar). 
  • Riwayat keluarga yang menderita preeklampsia. 

Gejala preeklampsia

Pada awalnya, preeklampsia memicu tekanan darah tinggi dan munculnya protein dalam urine. 

Seiring berkembangnya kondisi ini, berikut adalah beberapa gejala yang bisa dialami penderitanya.

  • Sakit kepala parah.
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan buram atau melihat cahaya berkedip.
  • Nyeri di bawah tulang rusuk.
  • Muntah.
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, wajah, dan tangan secara tiba-tiba. 

Perbedaan preeklampsia ringan dan berat

Perbedaan preeklampsia ringan dan berat terletak pada gejalanya. Berikut adalah penjelasan mengenai gejala preeklampsia ringan dan preeklampsia berat yang penting untuk Anda kenali. 

1. Gejala preeklampsia ringan

Pada beberapa ibu hamil, preeklampsia ringan biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, apabila ibu hamil terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan ditemukan protein dalam tes urine, maka bisa dibilang itu adalah gejala awal preeklampsia.

Selain itu, dokter dapat mendiagnosis Anda menderita preeklampsia ringan ketika memenuhi kriteria berikut.

  • Kehamilan berusia di atas 20 minggu.
  • Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
  • Ditemukan 0,3 gram protein dalam sampel urine yang diambil dalam tempo 24 jam.
  • Tidak ada tanda masalah lain yang ditemukan pada ibu hamil.

Tanda lain yang dimaksud adalah bengkak pada telapak dan pergelangan kaki, wajah, serta tangan karena adanya retensi cairan (edema). 

2. Gejala preeklampsia berat

Seseorang didiagnosis menderita preeklampsia berat apabila mengalami gejala preeklampsia ringan dan masalah berikut ini.

  • Timbulnya tanda-tanda kerusakan ginjal dan hati.
  • Rendahnya jumlah trombosit.
  • Adanya cairan dalam paru-paru.
  • Sakit kepala dan pusing.
  • Gangguan penglihatan dan melihat bintik-bintik. 

Penanganan preeklampsia ringan dan berat

Pengobatan preeklampsia ditentukan tingkat keparahannya. Jika kondisinya ringan, dokter dapat meminta Anda rutin datang ke rumah sakit untuk mengontrol tekanan darah tinggi, melihat adanya perubahan pada gejala, dan memonitor kesehatan janin. 

Dokter juga bisa menyarankan Anda untuk rutin mengecek tekanan darah sendiri di rumah. Sementara itu, penderita preeklampsia berat perlu dirawat inap di rumah sakit agar dokter bisa memantau tekanan darah dan kemungkinan adanya komplikasi. 

Selama menjalani perawatan, berikut adalah beberapa obat yang bisa diberikan dokter untuk mengatasi preeklampsia berat.

Agar ibu hamil terhindar dari berbagai bahaya preeklampsia, penting untuk menangani kondisi ini secara serius sedini mungkin. Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala preeklampsia. 

Punya keluhan lain seputar kehamilan? Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ

Unduh aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang! 

Advertisement

masalah kehamilanpreeklampsiamenjaga kehamilan

Ditulis oleh Fadli Adzani

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved