Miastenia gravis merupakan gangguan autoimun yang terjadi pada otot dan saraf. Gejala yang dialami penderita myasthenia gravis adalah lemahnya otot mata, wajah, tenggorokan, leher, hingga tangan dan kaki.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
20 Apr 2023
Hampir separuh penderita miastenia gravis akan mengalami pelemahan otot bagian mata
Table of Content
Myasthenia gravis adalah gangguan autoimun di otot dan saraf yang menyebabkan otot menjadi lemah, salah satu gejala myasthenia gravis yang paling terlihat adalah kelopak mata turun.
Advertisement
Biasanya, hal ini berdampak pada otot yang berperan dalam pernapasan dan gerakan tubuh, termasuk tangan dan kaki. Hal ini terjadi karena ada celah dalam koordinasi antara saraf dan otot.
Miastenia gravis termasuk penyakit yang tidak ada obatnya. Namun lewat perawatan medis, gejala yang dialami bisa berkurang. Gejala yang dialami penderita myasthenia gravis adalah penglihatan ganda, kelopak mata turun, hingga kesulitan saat berbicara atau bernapas.
Baca Juga
Penderita yang umum merasakan gejala myasthenia gravis adalah mereka yang berusia 40 tahun (perempuan) dan 60 tahun (laki-laki). Meski demikian, miastenia gravis bisa menyerang orang di usia berapapun.
Gejala miastenia gravis bersifat fluktuatif, misalnya mereda setelah penderitanya beristirahat. Beberapa kelompok otot yang lebih sering mengalami gejala myasthenia gravis adalah:
Hampir separuh penderita miastenia gravis akan mengalami pelemahan otot bagian mata. Hal yang paling mudah terlihat adalah ptosis kelopak mata. Ptosis adalah kondisi salah satu atau kedua kelopak mata turun. Sama seperti yang terjadi saat proses penuaan, di mana otot elevator dapat menyebabkan kelopak mata turun.
Menurunnya kelopak mata bisa menyebabkan penglihatan terganggu. Anda juga mungkin mengalami mata kering atau sangat berair sehigga membuat Anda terlihat lelah.
Sebetulnya, secara umum ptosis lebih sering terjadi pada lansia. Dalam proses penuaan, otot elevator dapat meregang dan menyebabkan kelopak mata menurun. Anak-anak yang mengalami kondisi ini juga bisa terkena mata malas. Namun, kondisi medis tertentu, lasik, atau operasi katarak dapat menjadi penyebab ptosis. Terdapat pula beberapa faktor risiko, yaitu diabetes, stroke, tumor otak, dan lainnya.
Tingkat keparahan kondisi ini bisa berbeda-beda sehingga untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan. Di samping itu, ada juga diplopia yaitu penglihatan ganda bisa pada objek horizontal maupun vertikal. Gejala ini biasanya membaik jika salah satu mata ditutup.
Sementara sekitar 15% penderita miastenia gravis bisa mengalami lemahnya otot di wajah dan tenggorokan. Gejalanya adalah:
Gejala miastenia gravis juga bisa terjadi pada otot leher, lengan, hingga kaki. Penderitanya akan terlihat tidak berjalan dengan tegap atau mudah terjatuh. Jika yang terdampak adalah otot leher, penderitanya dapat kesulitan mengangkat kepala.
Tidak semua penderita miastenia gravis mengalami gejala di atas, bahkan seberapa lemahnya otot bisa berubah-ubah setiap harinya. Jika dibiarkan tanpa penanganan medis, bisa saja gejala ini akan menjadi semakin parah.
Imunodefisiensi adalah salah satu pemicu terjadinya miastenia gravis. Artinya, sistem kekebalan tubuh seseorang justru menyerang jaringan tubuh yang sehat, bukannya antigen dari mikroorganisme yang masuk ke tubuh.
Ketika membran neuromuskular rusak, maka kemampuan substansi kimia penghantar pesan atau neurotransmitter yang bernama asetilkolin juga akan menurun. Padahal, ini adalah substansi yang begitu penting untuk koordinasi antara sel saraf dan otot.
Ketika seseorang mengalami gejala pelemahan otot seperti yang dielaborasi di atas, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Beberapa tes yang akan dilakukan seperti:
Tidak ada obat yang khusus untuk menyembuhkan miastenia gravis. Langkah medis pun dilakukan untuk mengendalikan aktivitas sistem kekebalan tubuh dan setidaknya meredakan gejala-gejalanya.
Beberapa perawatan medis yang diberikan pada penderita myasthenia gravis adalah:
Pemberian obat seperti kortikosteroid dan imunosupresan bisa membantu menekan respons abnormal sistem imun yang dialami penderita miastenia gravis. Obat lain dari jenis cholinesterase inhibitors juga digunakan untuk koordinasi antara saraf dan otot.
Kelenjar timus yang ada di rongga dada adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang mengatur antibodi yang menghambat acetylcholine. Penderita miastenia gravis bisa menjalani prosedur pengangkatan kelenjar timus sehingga melemahnya otot pun berkurang.
Selain itu, 15% penderita miastenia gravis juga bisa memiliki tumor di kelenjar timus. Akan lebih baik jika diangkat untuk mencegahnya menjadi kanker.
Terapi pertukaran plasma (plasmapheresis) adalah proses membuang antibodi berbahaya dari darah untuk meningkatkan kekuatan otot. Ini termasuk perawatan jangka pendek karena setelah beberapa waktu, tubuh akan kembali memproduksi antibodi yang berbahaya dan otot kembali melemah.
Disebut juga dengan prosedur IVIG yaitu darah dari pendonor. Setelah prosedur ini dilakukan, fungsi dan produksi antibodi dalam tubuh bisa berubah.
Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat juga merupakan kunci untuk mengurangi gejala miastenia gravis. Contohnya memastikan kualitas tidur terjaga hingga menghindari stres atau paparan panas berlebih yang dapat membuat gejala miastenia gravis semakin buruk.
Komplikasi yang paling berbahaya dari myasthenia gravis adalah myasthenic crisis. Ini adalah masalah lemahnya otot yang berhubungan dengan pernapasan. Itu sebabnya, penderita yang merasakan gejala kesulitan bernapas jangan menunda periksa ke dokter.
Dalam jangka panjang, penderita miastenia gravis bisa mengalami perbaikan kondisi atau justru harus bergantung pada kursi roda. Semakin dini deteksi dan penanganan, semakin besar kemungkinan mencegah miastenia gravis jadi kian parah.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Penyanyi Ashanty positif Covid-19. Sebelumnya, kondisi Ashanty sempat memburuk mengingat dirinya memiliki riwayat penyakit autoimun. Orang dengan penyakit autoimun disebut dalam kelompok yang rentan terkena virus penyebab Covid-19.
22 Feb 2021
Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun atau saraf jarang didengar oleh masyarakat umum. Biasanya, gejala autoimun multiple sclerosis berdampak pada bagian pergerakan.
14 Agt 2019
Badai sitokin terjadi ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin saat berusaha meredakan peradangan. Akibatnya, tubuh malah jadi mengalami peradangan ekstrem.
23 Agt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved