Gejala miom pada wanita adalah gangguan siklus menstruasi, sakit saat berhubungan intim, sering buang air kecil, nyeri panggul, hingga sembelit. Kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah bahaya pada penderitanya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
28 Feb 2023
Gejala miom pada wanita bisa menyebabkan gangguan siklus menstruasi
Table of Content
Miom adalah tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim, baik di bagian dalam maupun luar. Meski jinak, miom bisa menjadi ancaman serius bagi wanita karena dapat menyebabkan susah hamil. Oleh karena itu, kenali gejala miom agar bisa terdeteksi sedini mungkin.
Advertisement
Setelah mengetahui apa itu miom, kamu perlu tahu kalau miom atau mioma uteri sering kali tidak memicu gejala sehingga sebagian besar penderitanya kerap tidak menyadari masalah ini.
Akan tetapi, ukuran, jumlah, dan lokasi kemunculan miom bisa mempengaruhi gejala yang dirasakan.
Berikut adalah ciri-ciri miom pada wanita yang harus diwaspadai.
Gejala miom dapat ditandai dengan gangguan siklus menstruasi. Mulai dari perdarahan haid menjadi lebih banyak maupun durasi haid yang lebih lama (biasanya lebih dari seminggu).
Miom yang tumbuh di bawah lapisan rahim bisa menyebabkan perdarahan haid yang berat. Jika terus-menerus terjadi, kondisi ini dapat memicu anemia (kurang darah).
Wanita yang mengalami anemia sering kali tampak pucat dan merasa kelelahan. Miom juga bisa membuat penderitanya mengalami menstruasi yang terasa menyakitkan.
Ukuran miom bisa semakin besar sampai menekan rahim. Akibatnya, rahim dapat berkontraksi dan menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim.
Perdarahan juga bisa terjadi setelah berhubungan seksual akibat tekanan dari miom.
Ukuran miom yang membesar juga bisa menekan kandung kemih. Akibatnya, penderita miom dapat mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil dan kesulitan mengosongkan kandung kemih.
Nyeri punggung atau susah buang air kecil juga mungkin terjadi, tetapi cukup jarang. Namun, gejala miom ini tetap bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
Miom juga memiliki tangkai yang menghubungkannya dengan dinding rahim.
Apabila ada gerakan tertentu yang membuat miom berubah posisi atau berputar, tangkai penghubung dapat terpelintir dan aliran darah ke sana jadi terhambat.
Kondisi ini bisa memicu rasa sakit luar biasa pada penderitanya. Tanda-tanda miom ini dapat muncul pada bagian panggul hingga menjalar ke kaki.
Adanya miom yang berukuran besar di rahim juga bisa membuat perut terasa tidak nyaman, seperti kembung dan penuh, terutama di perut bagian bawah.
Pada sebagian kasus, ciri-ciri miom ganas juga bisa menyebabkan ukuran perut membesar, bahkan membuat penderitanya terlihat seperti sedang hamil.
Ukuran miom yang besar dapat menekan organ pencernaan, misalnya usus. Masalah ini bisa menyebabkan sembelit atau susah buang air besar.
Baca Juga
Penyebab miom belum diketahui secara pasti, tetapi kemunculannya dianggap terkait dengan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Kedua hormon yang merangsang perkembangan lapisan rahim setiap siklus menstruasi untuk mempersiapkan kehamilan ini dinilai mendorong pertumbuhan miom.
Miom mengandung lebih banyak reseptor estrogen dan progesteron daripada sel otot rahim biasa. Namun, pertumbuhannya cenderung menyusut setelah menopause karena produksi hormon menurun.
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi perkembangan miom. Misalnya, risikomu mengalami masalah ini meningkat jika memiliki kerabat dekat yang terkena miom.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang bisa memicu terjadinya miom.
Baca Juga
Meskipun termasuk tumor jinak, miom tidak boleh diremehkan karena pada beberapa kasus, komplikasi yang berbahaya bisa terjadi.
Miom yang berukuran besar berpotensi memicu infertilitas atau ketidaksuburan.
Demikian pula jika miom tumbuh dan menghalangi tuba falopi yang berfungsi menghubungkan ovarium dengan rahim.
Kondisi ini membuat sel telur tidak bisa memasuki rahim sehingga tidak bisa dibuahi sel sperma.
Namun, tidak ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa miom mengurangi kemungkinan hamil dengan atau tanpa perawatan kesuburan.
Miom dapat menyebabkan gangguan perkembangan janin, solusio plasenta, kelahiran prematur, serta keguguran.
Meski tergolong jarang, risiko keguguran bisa muncul jika miom terjadi ketika usia kandungan masih dalam trimester pertama.
Pasalnya, miom dapat membesar dan mendorong embrio sehingga tidak bisa menempel dengan baik di dinding rahim.
Jika tidak menimbulkan gejala, miom tidak memerlukan penanganan khusus. Pasalnya, kondisi ini dapat mengecil dan menghilang sendirinya setelah menopause.
Meskipun demikian, tanda miom sembuh harus dipastikan melalui pemeriksaan dokter.
Sementara itu, jika kamu mengalami gejala miom seperti di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Dokter dapat meresepkan obat atau merekomendasikan prosedur tertentu untuk mengatasi penyakit miom.
Punya pertanyaan lain seputar kesehatan? Konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat sejumlah cara menghentikan haid berkepanjangan yang bisa dilakukan secara alami ataupun medis, mulai dari berolahraga, mengonsumsi pil KB, orgasme, hingga operasi.
2 Agt 2023
Obat telat datang bulan sebaiknya dikonsumsi hanya dengan resep dokter setelah memastikan Anda memang tidak hamil. Jangan mengonsumsinya sembarangan!
27 Des 2020
Penggunaan kondom yang tepat dapat mencegah terjadinya kehamilan. Namun, bukan berarti kondom bisa mempengaruhi siklus haid wanita.
21 Sep 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved