Keracunan makanan bukan hanya saat Anda jajan sembarangan, namun bisa juga saat Anda menyantap masakan rumah. Kenali gejala keracunan makanan dan kapan Anda harus ke dokter.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
11 Nov 2019
Keracunan makanan bisa menyebabkan sakit perut dan diare
Table of Content
Anda mungkin sering mendengar adanya kasus keracunan makanan di berbagai daerah di Indonesia. Mengapa keracunan makanan bisa terjadi dan apa saja gejalanya?
Advertisement
Keracunan makanan tidak lain merupakan penyakit yang muncul ketika Anda mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau racun yang mereka bawa.
Organisme atau racun ini bisa merusak makanan dalam proses pengolahannya, ataupun saat makanan disimpan atau dihidangkan, misalnya dibiarkan terbuka begitu saja pada makanan yang berupa jajanan.
Kasus keracunan makanan bukan hanya bisa terjadi ketika Anda jajan sembarangan. Makanan yang dimasak di rumah pun dapat mengakibatkan hal yang sama jika tidak dimasak atau disimpan dengan cara yang benar.
Anda dapat mengalami keracunan makanan jika bahan yang Anda makan sudah terlebih dahulu terkotaminasi oleh kuman.
Risiko ini makin tinggi jika makanan tersebut tidak dimasak atau dihangatkan dengan benar, tidak disimpan dengan benar (misalnya tidak dibekukan atau didinginkan), diabaikan dalam waktu lama, diolah oleh orang yang sedang sakit atau tidak cuci tangan, ataupun sudah kadaluarsa.
Penyebab keracunan makanan sendiri bervariasi, namun biasanya dikelompokkan menjadi tiga penyebab utama, yaitu:
Beda organisme yang menyerang Anda, maka beda pula waktu yang diperlukan untuk membuat Anda merasakan gejala keracunan makanan.
Bakteri Listeria (biasanya terdapat pada bahan makanan mentah atau susu dan keju yang tidak dipasteurisasi), misalnya, hanya membutuhkan 9-48 jam untuk menyebar di tubuh dan membuat Anda mengalami gejala keracunan.
Sementara virus Hepatitis A (mungkin terdapat pada bahan makanan dari laut yang tercemar) membutuhkan 28 hari sebelum Anda merasakan gejala keracunan itu.
Gejala keracunan makanan sangat bervariasi tergantung penyebabnya. Namun, orang yang makan makanan terkontaminasi biasanya mengalami setidaknya tiga dari tanda-tanda berikut:
Gejala keracunan makanan ini dapat muncul sesaat setelah Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Namun dalam beberapa kasus, gejala ini baru muncul hingga berminggu-minggu kemudian.
Baca Juga
Keracunan makanan memang menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya. Namun, gejala itu biasanya akan hilang sendiri dalam 3-5 hari lewat perawatan yang tepat di rumah, seperti:
Meski demikian, Anda sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter atau pusat kesehatan terdekat jika mengalami gejala keracunan makanan yang tergolong gawat darurat, seperti:
Jika keracunan makanan terjadi pada anak-anak atau orang lanjut usia, jangan tunda untuk membawa mereka ke dokter atau pusat kesehatan terdekat karena mereka lebih rentan terkena dehidrasi. Beberapa jenis pengobatan yang mungkin diambil oleh dokter jika Anda mengalami keracunan makanan, antara lain:
Bagi orang dewasa yang mengalami keracunan makanan ringan (tanpa demam dan urine berdarah), mereka dapat mengonsumsi obat jenis loperamide (Imodium A-D) atau bismuth subsalisilat (Pepto-Bismol).
Akan tetapi, penggunaan obat ini sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter karena pengobatan yang tidak tepat mungkin memperparah gejala keracunan Anda.
Untuk mencegah keracunan makanan, sebaiknya lakukan langkah-langkah pencegahan, seperti selalu membersihkan bahan makanan sebelum dimasak; membersihkan alat masak, seperti pisau, sendok, talenan dengan benar; memisahkan makanan matang dan mentah; dan memasak makanan hingga matang.
Selain itu, jika Anda gemar mengonsumsi makanan-makanan kaleng, sebaiknya selalu perhatikan tanggal kadaluarsanya.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Sumsum sapi sering kali diolah menjadi berbagai hidangan nusantara. Tidak hanya rasanya yang gurih, tulang sumsum sapi juga kaya akan kandungan nutrisi dan memiliki manfaat untuk kesehatan.
12 Jul 2021
Makanan dan minuman yang mengandung gula, kafein, serta MSG bisa menjadi penyebab jantung berdebar. Biasanya, terjadi karena proses mengunyah atau kepekaan dari jenis makanan yang dikonsumsi.
20 Jun 2019
Lemak terdiri dari lemak jahat (jenuh dan trans) dan lemak baik (tak jenuh). Makanan yang mengandung lemak jahat bisa menimbulkan berbagai penyakit, sementara lemak baik dibutuhkan oleh tubuh. Berikut sumber lemak baik dan jahat, yang perlu Anda pahami.
24 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved