Gangguan obsesif kompulsif ditandai dengan pemikiran dan perilaku yang tidak bisa dikontrol dan terjadi berulang. Untuk menangani masalah ini, ada beberapa yang dapat dilakukan.
27 Jul 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Mengurutkan benda berdasarkan warna termasuk salah satu gejala gangguan obsesif kompulsif
Table of Content
Pernahkah Anda melihat seseorang yang mencuci tangan berulang kali setiap habis memegang benda tertentu? Atau, pernahkah Anda menyaksikan seseorang yang secara naluriah berkali-kali membariskan mobil mainan sesuai warna atau ukurannya? Bila ya, bisa jadi Anda tengah melihat seseorang yang mengidap gangguan obsesif kompulsif.
Advertisement
Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder atau OCD) adalah gangguan mental yang dapat terjadi pada siapa saja, tidak peduli usianya masih remaja atau sudah lanjut usia. Orang dengan gangguan ini akan terjebak dalam lingkaran obsesi dan kompulsi yang tak berkesudahan.
Obsesi adalah perasaan, pikiran, gambaran atau keinginan yang intens, tidak diinginkan, namun juga tidak dapat dikendalikan. Sedangkan kompulsi adalah hal yang dilakukan orang tersebut untuk menghilangkan atau mengurangi obsesi yang mengganggunya tadi.
Sebelum membahas mengenai OCD, perlu ditekankan bahwa gangguan ini berbeda dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif (obsessive compulsive personality disorder atau OCPD). Salah satu perbedaan dasarnya adalah OCD merupakan pemikiran yang tidak bisa dikontrol, sedangkan OCPD bisa dikendalikan, namun penderitanya tidak mau melakukan hal tersebut.
Seperti disebutkan di atas, gangguan obsesif kompulsif sangat lekat dengan dua aspek dasar, yakni obsesi dan kompulsi. Penderita OCD bisa bersifat obsesif saja, kompulsif saja, atau keduanya. Apa pun kecenderungannya, sikap ini dapat mengganggu kehidupan sosialnya.
Gejala gangguan obsesif kompulsif dilihat dari sisi obsesi (pemikiran) adalah:
Sementara itu, gangguan obsesif kompulsif juga dapat terlihat dari segi kompulsi alias perilaku orang tersebut, seperti:
Hal-hal tersebut mungkin terlihat sederhana, bahkan hampir semua orang melakukannya. Namun pada penderita gangguan obsesif kompulsif, perilaku itu juga ditandai dengan ciri-ciri yang khas, seperti:
Gejala gangguan obsesif kompulsif ini mungkin datang dan pergi, bahkan terasa lebih parah sewaktu-waktu. Ada juga yang merasa tidak memiliki gangguan apa pun sampai ada orang lain yang mengatakan pada Anda, misalnya teman, orangtua, maupun guru.
Jika Anda merasa memiliki tanda-tanda di atas dan merasa terganggu karenanya, konsultasikan dengan dokter jiwa atau psikolog yang Anda percayai. OCD yang tidak ditangani bisa mengganggu berbagai aspek kehidupan Anda.
Baca Juga
Ketika dokter mendiagnosis Anda menderita gangguan obsesif kompulsif, Anda akan direkomendasikan untuk menjalani serangkaian perawatan, seperti:
Terapi ini dianggap sebagai perawatan yang paling efektif dalam menyembuhkan atau mengurangi gejala gangguan obsesif kompulsif yang Anda rasakan. Dalam perawatan ini, Anda akan dihadapkan pada situasi yang memicu munculnya gangguan obsesif kompulsif, kemudian Anda diminta untuk mengendalikannya secara bertahap.
Jika situasi yang memicu obsesif kompulsif bersifat berbahaya, maka Anda akan diminta untuk membayangkannya saja. Banyak pasien OCD yang mengaku merasa lebih baik setelah mengikuti beberapa sesi terapi.
Sayangnya, tidak sedikit pula pasien OCD yang menolak melakukan terapi perilaku kognitif ini karena tidak mampu mengontrol rasa cemas yang muncul ketika simulasi dijalankan. Oleh karena itu, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk menjalani perawatan dengan cara lainnya.
Pada penderita gangguan obsesif kompulsif, obat yang sering diresepkan dokter adalah selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI). Obat ini dikatakan efektif bila pasien merasa bisa beraktivitas lebih baik di sekolah, lingkungan, hingga kehidupan pribadinya setelah konsumsi selama 6-12 minggu.
Selain dengan terapi dan konsumsi obat, Anda juga bisa membantu diri sendiri meredakan gejala OCD dengan mempelajari teknik relaksasi dasar, seperti meditasi dan yoga. Lakukan relaksasi ini ketika Anda merasa gejala gangguan obsesif kompulsif muncul.
Itulah penjelasan mengenai gangguan obsesif kompulsif. Apabila Anda merasa mengalami beberapa gejala di atas, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Impulsif adalah kecenderungan melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya. Sering menghamburkan uang secara ekstrem termasuk perilaku impulsif.
Gangguan kepribadian memengaruhi bagaimana seseorang berpikir atau bertindak. Tidak cuma satu jenis, ternyata ada macam-macam gangguan kepribadian. Apa saja?
Menyiapkan biaya sakit di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini sudah menjadi keharusan. Dengan biaya sakit Anda tak perlu khawatir mencari dana saat hal yang tidak diinginkan tiba.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved