Gejala DBD pada anak dapat dengan mudah dikacaukan dengan infeksi virus lainnya. Namun, ada beberapa tanda yang harus diperhatikan seperti demam tinggi tanpa penyebab yang jelas dan demam hilang yang digantikan oleh gejala lainnya.
2023-03-24 14:56:09
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Gejala DBD pada anak harus segera ditangani.
Table of Content
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan momok masyarakat Indonesia. Di tahun 2020, terjadi 95.893 kasus DBD di Indonesia sampai akhir November, dengan jumlah kematian mencapai 661 orang. Anak-anak termasuk golongan yang rentan terhadap penyakit ini. Maka dari itu, penting untuk mengetahui dan memahami gejala DBD pada anak.
Advertisement
Artikel ini akan menjelaskan ciri-ciri anak terkena DBD, penanganan, komplikasi, hingga cara mencegahnya sebagai bekal bagi Anda untuk mengantisipasi terjadinya penyakit ini.
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Dengue. Ketika nyamuk tersebut menggigit anak, maka virus akan memasuki aliran darah dan menyebabkan infeksi.
Penyakit ini menjadi endemik di beberapa negara di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan pulau-pulau Pasifik berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Mereka yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala yang beragam tingkat keparahannya. Selain itu, gejala DBD pada anak dapat disalahartikan sebagai penyakit lain, misalnya flu. Inilah alasan mengapa kepekaan orangtua sangat diperlukan untuk penanganan cepat dan tepat.
Secara umum, tanda demam berdarah pada anak biasanya mulai muncul pada 4-7 hari setelah gigitan nyamuk, dan biasanya akan berlangsung sekitar 3-10 hari. Namun, yang dapat dilihat dari hari pertama adalah demam yang mendadak tinggi
Mengidentifikasi tanda-tanda DBD pada anak, yang diikuti penanganan dan perawatan suportif sesegera mungkin, dapat secara substansial menurunkan risiko komplikasi medis dan kematian. Lantas, apa saja ciri-ciri DBD pada anak yang perlu dikenali orangtua?
Sulit untuk mengetahui apakah si kecil menderita demam berdarah karena gejala DBD pada anak dapat dengan mudah dikacaukan dengan infeksi virus lainnya.
Meskipun begitu, ada beberapa ciri-ciri DBD pada anak yang harus diperhatikan, seperti:
Segera antisipasi kemungkinan demam berdarah saat tubuh anak mengalami demam tinggi biasanya di atas 38 derajat Celcius. Demam ini biasanya terjadi tanpa adanya batuk, pilek, atau sumber infeksi yang mungkin menjadi penyebab demam.
Ada pula sejumlah gejala lain demam dengue pada anak yang mungkin terjadi di saat bersamaan, yaitu:
Jika Anda khawatir si kecil menunjukkan ciri-ciri anak demam berdarah, segera konsultasikan pada dokter supaya ia mendapatkan penanganan yang tepat.
Perlu diketahui, dua hari pertama setelah demam adalah yang masa-masa paling penting. Dokter akan memonitor fase DBD pada anak setelah demam tinggi berlalu untuk mendiagnosis apakah ia mengalami demam berdarah.
Ketika demam turun, waspadai gejala DBD pada anak yang lebih parah, seperti:
Itulah ciri-ciri DBD pada anak yang harus diwaspadai. Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah anak menjadi rusak dan bocor. Trombosit dalam aliran darah pun menurun sehingga berbahaya bagi keselamatan anak.
Anak-anak yang menunjukkan gejala DBD serius seperti di atas, perlu dirawat di rumah sakit, khususnya jika terjadi pada bayi dengan usia di bawah 12 bulan.
Setelah mengetahui gejala DBD pada anak, Anda juga harus memahami penanganannya. Namun, sebetulnya tidak ada obat demam berdarah pada anak maupun orang dewasa yang khusus menyembuhkan penyakit tersebut.
Penanganan DBD pada anak yang cepat dan tepat dapat diberikan untuk mengurangi demam, gejala, dan rasa sakit yang muncul, khususnya jika gejala anak tidak memerlukan rawat inap.
Untuk menurunkan demam tinggi yang berhubungan dengan demam berdarah, obat yang paling aman adalah paracetamol. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memberikannya kepada anak.
Selain itu, pastikan anak terus mendapat asupan minum yang cukup dan beristirahat. Anda juga perlu menghindari pemberian obat antiradang nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan asam mefenamat, karena telah terbukti memperparah perdarahan.
Obat lainnya yang juga harus dihindari adalah steroid dan aspirin. Selain itu, antibiotik juga tidak diperlukan untuk mengobati gejala demam berdarah pada anak.
Jika anak mengalami demam berdarah yang parah dan harus dirawat di rumah sakit, dokter akan memberikan cairan infus (IV) dan elektrolit untuk menggantikan cairan yang hilang melalui muntah atau diare.
Jika dilakukan dengan cepat, perawatan ini biasanya cukup untuk mengobati penyakit DBD secara efektif. Dalam kasus yang lebih lanjut, dokter mungkin harus melakukan transfusi darah.
Baca Juga
Apabila tidak ditangani dengan segera, penyakit DBD pada anak dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Demam berdarah yang parah bisa menyebabkan perdarahan internal dan kerusakan organ.
Selain itu, tekanan darah bisa turun pada tingkat yang berbahaya dan menyebabkan syok yang mengancam jiwa anak. Dalam sebagian kasus, DBD yang parah bahkan menyebabkan kematian pada anak.
Cara mencegah DBD pada anak dapat dilakukan dengan membersihkan area-area yang berisiko menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Misalnya, genangan air dan tumpukan barang, terutama di musim hujan.
Selain itu, kebiasaan main di sore hari juga dapat meningkatkan risiko terkena gigitan nyamuk demam berdarah pada anak. Jadi, pastikan untuk selalu memakaikan obat antinyamuk berupa lotion atau spray ke badan anak untuk menghindari gigitan nyamuk yang berisiko.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gejala DBD pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Akibat pemanasan global akan menyebabkan terjadinya pergeseran cuaca dan punahnya spesies langka. Manusia juga dalam bahaya karena bisa muncul penyakit baru.
Pengobatan tradisional angkak merah telah digunakan selama berabad-abad, karena punya manfaat untuk demam berdarah. Padahal, ada banyak khasiat lain angkak merah buat kesehatan.
Ada banyak tanaman pengusir nyamuk yang dapat Anda tanam atau olah menjadi minyak esensial. Khasiatnya pun tidak kalah dibanding losion nyamuk yang dijual di pasaran.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved