Radang selaput dada atau pleuritis adalah peradangan pada pleura yang merupakan membran tipis yang membungkus paru-paru dan dinding dada. Penyebabnya ada beragam seperti infeksi bakteri, jamur, tuberkulosis, retak tulang rusuk, hingga kankre paru-paru.
2023-03-21 16:53:16
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Radang selaput dada alias pleuritis dapat menimbulkan gejala seperti sesak napas
Table of Content
Radang selaput dada atau pleuritis adalah peradangan yang terjadi di selaput pembungkus paru-paru dan dinding dada yang disebut pleura. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan pleurisy dan dapat membuat pengidapnya merasakan sakit yang menusuk ketika bernapas.
Advertisement
Pleura merupakan membran tipis yang membungkus paru-paru dan dinding dada dan terdiri atas dua lapisan. Lapisan pertama membungkus bagian luar paru-paru. Sementara itu, lapisan kedua membungkus dinding dada bagian dalam.
Pada kondisi normal, kedua lapisan tersebut bersentuhan dengan halus satu sama lain. Gesekan lembut ini sebenarnya bukan sebuah masalah karena jaringannya halus dan tidak menimbulkan gesekan yang keras. Namun saat ada peradangan, jaringan pleura akan membengkak dan meradang. Akibatnya, dua lapisan selaput dada tersebut akan bergesekan dengan keras satu sama lain dan menimbulkan rasa sakit saat Anda bernapas.
Gejala paling khas dari pleuritis adalah rasa sakit yang tajam dan menusuk yang muncul saat bernapas. Rasa sakit ini akan bertambah parah saat Anda batuk, bersin, atau bergerak. Nyeri baru akan berkurang ketika Anda menahan napas ataupun menekan area dada yang sakit.
Selain rasa sakit saat bernapas, radang selaput dada juga dapat menimbulkan gejala berikut ini:
Pada kondisi tertentu, paru-paru orang yang terkena pleuritis dapat mengalami penumpukan cairan berlebih hingga menyebabkan naiknya tekanan di paru-paru dan membuatnya berhenti berfungsi secara normal. Penumpukan cairan itu disebut sebagai efusi pleura.
Saat efusi pleura terjadi, Anda dapat merasakan gejala-gejala seperti demam, menggigil, dan batuk kering.
Radang selaput dada utamanya disebabkan oleh infeksi virus, seperti influenza. Virus dapat memicu infeksi di paru-paru – yang kemudian menjelma menjadi radang selaput dada atau pleurisy (pleuritis).
Selain infeksi virus, radang selaput dada juga dapat disebabkan oleh kondisi berikut ini:
Karena radang selaput dada dapat disebabkan oleh beragam faktor, maka penangannya juga akan disandarkan pada penyebabnya di atas. Misalnya, apabila radang selaput dada dipicu oleh infeksi bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Sementara itu, apabila penyebab radang selaput dada adalah infeksi virus, peradangan yang dialami pasien mungkin bisa pulih sendiri seiring waktu.
Untuk mengendalikan gejala radang selaput dada yang dirasakan pasien, dokter mungkin juga akan memberikan obat-obatan berikut ini:
Jika radang selaput dada disertai penumpukan cairan di rongga dada, maka dokter akan mengeluarkan cairan tersebut. Tindakan ini disebut thoracentesis. Dengan begitu, nyeri dada dan sesak napas yang dirasakan pasien akan berkurang.
Baca Juga
Untuk meredakan rasa sakit akibat radang selaput dada dan memulihkan tubuh, perubahan gaya hidup berikut ini penting untuk diterapkan:
Radang selaput dada adalah peradangan pada pleura yang membungkus paru-paru dan dinding dada. Apabila Anda masih memiliki pertanyaan terkait radang selaput dada atau pleuritis, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ bisa di-download di Appstore dan Playstore untuk dampingi hidup sehat Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Angina pectoris adalah kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tak nyaman di dada dalam waktu singkat. Tak boleh diabaikan begitu saja, kondisi ini harus segera ditangani.
Ketika mengalami dada terasa panas, Anda mungkin merasa khawatir. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal mulai dari penyakit lambung, gangguan jantung hingga penyakit paru-paru.
Bukan penyakit jantung, penyebab lain nyeri dada sebelah kanan adalah asam lambung, pneumonia, pankreatitis, stres, atau karena peregangan otot yang berlebihan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved