Ada perbedaan dari gejala chikungunya dan DBD. Penyebab keduanya adalah virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes. Namun, gejala chikungunya yang dominan adalah nyeri sendi. Ini bisa menetap beberapa bulan bahkan tahunan setelah infeksi terjadi.
25 Feb 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Gejala chikungunya menyerupai gejala demam berdarah dengue
Table of Content
Walaupun serupa, ada perbedaan dari gejala penyakit chikungunya dan DBD. Chikungunya adalah salah satu penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk, serupa dengan demam berdarah dengue. Apa saja perbedaan gejalanya? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Advertisement
Virus chikungunya pertama ditemukan menyebabkan penyakit di Tanzania, kemudian penyakit chikungunya ditemukan di Afrika, Eropa Selatan, dan Asia Tenggara.
Namun, penyakit ini ditemukan di Amerika Serikat (2013). Diperkirakan terbawa oleh warga yang berpergian ke daerah endemis. Di Indonesia, selama tahun 2017, dilaporkan terdapat 126 kasus chikungunya di Aceh dan Sulawesi Tengah.
Mengutip Medical News Today, chikungunya adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus dengue. Jarang berakibat fatal, tetapi gejalanya bisa parah, tahan lama, dan melemahkan penderita.
Virus chikungunya sebagian besar penularannya adalah melalui gigitan nyamuk betina yang terinfeksi. Dalam kasus yang jarang terjadi, virus juga dapat ditularkan melalui kontak darah.
Baca Juga
Gejala chikungunya yang paling dominan adalah nyeri sendi (atralgia). Ini membuat sebagian besar penderitanya tampak membungkukkan badan akibat seluruh sendi tubuh yang sakit.
Ciri-ciri ini menjadi asal mula nama chikungunya, sebuah kata dari bahasa Kimakonde, Tanzania.
Umumnya, gejala muncul setelah beberapa hari digigit nyamuk. Berikut adalah beberapa ciri-ciri penyakit chikungunya lainnya, seperti:
Ada gejala lainnya yang jarang terjadi, seperti ruam yang mirip campak, konjungtivitis, merasa mual, dan muntah.
Gejala chikungunya timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus Chikungunya. Ciri-ciri paling umum adalah demam lebih dari 38°C yang muncul mendadak.
Kondisi ini pun disertai nyeri sendi, yang menyerang lutut, pergelangan tangan, jari kaki, jari tangan, dan tulang belakang. Selain itu, gejala lainnya yang timbul adalah sendi bengkak, nyeri otot seluruh badan, mual, lemas, dan ruam pada kulit.
Terlihat serupa dengan gejala dengue, sehingga seringkali salah didiagnosis sebagai dengue. Padahal, ada perbedaan dari gejala penyakit chikungunya dan DBD.
Belum ada laporan kematian akibat chikungunya di Indonesia. Umumnya, chikungunya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.
Akan tetapi, Anda pun tidak boleh lengah, karena dalam beberapa kasus terjadi nyeri sendi kronis.
Penelitian yang dilakukan oleh Chang AY, et al pada tahun 2015, menemukan bahwa satu dari empat penderita chikungunya terus mengalami nyeri sendi hingga 20 bulan pasca infeksi.
Orang-orang dengan kondisi khusus lebih rentan terhadap infeksi yang berat, seperti pada orang lanjut usia, penderita tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
Baca Juga
Nyamuk yang menjadi penyebar (vektor) penyakit chikungunya sama dengan demam berdarah dengue (DBD), yaitu nyamuk Aedes albopticus dan Aedes aegepty.
Gejala atau ciri-ciri awal DBD juga demam tinggi, nyeri sendi, sakit kepala, dan nyeri otot. Akan tetapi, ada perbedaan gejala chikungunya dan DBD.
Berikut adalah beberapa gejala demam berdarah lainnya yang membedakan dengan chikungunya, di antaranya adalah:
Demam berdarah adalah kondisi yang lebih serius dan parah dari demam dengue. Saat melakukan pemeriksaan darah, dapat ditemukan adanya penurunan nilai leukosit dan limfosit, yang biasanya tidak ditemukan pada gejala penyakit chikungunya.
Konfirmasi pasti penyakit DBD atau chikungunya hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, seperti prosedur tes darah.
Baca Juga
Setelah mengetahui apa perbedaan penyakit chikungunya dan DBD, Ana juga perlu mengetahui bagaimana cara mengatasi serta perawatan chikungunya.
Sampai saat ini belum ada pengobatan antivirus untuk membasmi infeksi virus chikungunya. Pengobatan ditujukan untuk mengatasi berbegai gejala, seperti:
Apabila rasa nyeri bertahan cukup lama, dokter mungkin akan merekomendasikan fisioterapi.
Upaya pencegahan tetap lebih efektif daripada pengobatan. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk, misalnya dengan menggunakan kelambu, kawat anti nyamuk pada pintu rumah, atau obat anti nyamuk.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai perbedaan gejala penyakit chikungunya dan DBD, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mati suri adalah kondisi di mana seseorang hidup kembali dalam waktu beberapa menit hingga jam setelah dinyatakan meninggal dunia. Secara medis, mati suri ini disebut Lazarus syndrome yaitu kembalinya sirkulasi spontan yang tertunda setelah dilakukan CPR.
Beberapa cara mengobati gusi bengkak secara alami adalah berkumur dengan air garam, menggunakan kompres hangat dan dingin, atau minum obat-obatan seperti ibuprofen atau acetaminophen.
Jika terjadi mutasi kromosom, bisa terjadi sindrom XYY atau kelebihan satu kromosom Y di tiap selnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved