Anemia bulan sabit adalah penyakit genetik, yang bisa terdeteksi sejak penderita masih bayi. Orangtua wajib memperhatikan gejala anemia pada bayi seperti krisis nyeri, penyakit kuning, hingga penyumbatan pembuluh darah, terutama saat bayi mulai menginjak usia lima bulan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
28 Agt 2019
Bayi bisa terus-menerus menangis akibat krisis nyeri yang menjadi salah satu gejala anemia sel sabit
Table of Content
Bukan hanya orang dewasa yang bisa menderita anemia, bayi pun bisa terkena penyakit kurang darah ini. Hanya saja, anemia pada bayi biasanya berjenis anemia sel sabit atau sickle cell anemia.
Advertisement
Penyebab anemia pada anak dan bayi tersebut adalah faktor genetik. Namun anak harus memiliki dua gen sabit dari ibu maupun ayahnya untuk menderita anemia sel sabit. Jika hanya satu gen, bayi bisa menjadi carrier (pembawa) tanpa mengalami gejala anemia sel sabit.
Pada anak yang mengalami penyakit anemia sel sabit, sebagian besar atau seluruh sel darah merahnya akan berbentuk seperti bulan sabit. Padahal, sel darah seharusnya berbentuk bulat pipih seperti piring.
Bentuk sel darah merah yang abnormal tersebut membuatnya menjadi mudah lengket, kaku, sulit diedarkan ke seluruh tubuh, dan mudah terperangkap dalam pembuluh darah. Padahal, sel darah merah berperan penting sebagai pembawa oksigen. Akibatnya, penderita dapat mengalami kerusakan jaringan, bahkan kerap merasakan nyeri di beberapa bagian tubuhnya.
Meski tergolong sebagai penyakit yang bersifat genetis atau keturunan, gejala anemia sel sabit tidak akan langsung terlihat pada bayi. Biasanya, gejala anema ini baru mulai tampak pada bayi berusia lima bulan hingga satu tahun.
Pasalnya, masih terdapat hemoglobin yang diproduksi oleh tubuh bayi saat masih dalam kandungan, yang disebut juga fetal hemoglobin. Hemoglobin ini melindungi sel darah merah menjadi bentuk bulan sabit.
Fetal hemobglobin akan mulai menghilang ketika bayi menginjak usia lima bulan. Di saat itulah anemia sel sabit juga mulai menunjukkan gejalanya. Apa sajakah gejalanya?
Gejala ini adalah indikasi anemia sel sabit yang paling umum. Pada bayi, kondisi ini akan mengakibatkan Si Kecil terlihat pucat dan lesu.
Sel darah merah pada penderita anemia sel sabit memiliki masa hidup yang lebih singkat. Ketika sel darah merah ini mati, ia akan melepaskan bilirubin.
Saat pemecahan sel darah merah terjadi terlalu sering, kadar bilirubin pada bayi menjadi terlalu tinggi. Sebagai akibatnya, bayi bisa memiliki kulit, bagian putih mata, dan mulut yang menguning. Kondisi ini dikenal dengan sakit kuning atau jaundice.
Gejala anemia sel sabit yang satu ini terjadi saat sel darah merah menyebabkan penyumbatan aliran darah, sehingga menimbulkan rasa sakit di area tersebut. Krisis nyeri bisa terjadi di bagian tubuh manapun, tapi paling sering di dada, lengan, dan kaki.
Dactylis merupakan pembengkakan pada jari tangan dan kaki yang terasa sakit, sehingga bayi akan rewel ketika bagian itu disentuh.
Sindrom dada akut disebabkan oleh adanya pembengkakan, infeksi, dan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru. Kondisi ini termasuk kegawatdaruratan medis, sehingga penderita harus segera dibawa ke rumah sakit.
Tanda-tanda sindrom akur bisa meliputi rasa sakit di dada, batuk terus-menerus, kesulitan bernapas, dan mengalami demam di atas 38 derajat celcius.
Gejala-gejala anemia sel sabit mungkin terlihat seperti mirip gejala penyakit-penyakit lain. Untuk memastikan diagnosis, Anda sebaiknya membawa buah hati ke dokter spesialis anak.
Apabila buah hati juga mengalami kejang, pingsan, serta muntah terus-menerus, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Baca Juga
Merawat bayi dengan penyakit kurang darah berjenis anemia sel sabit memang tidak mudah. Namun beberapa langkah berikut bisa Anda lakukan untuk merawat bayi dan anak yang mengalami anemia ini:
Ketika bayi mengalami anemia sel sabit, Anda membutuhkan bantuan dokter untuk melihat dan memahami gejalanya. Dokter juga dapat menegakkan diagnosis dan memberikan pengobatan anemia sel sabit yang sesuai. Pasalnya, anemia jenis ini bisa memicu komplikasi berbahaya di kemudian hari. Mulai dari kerusakan organ, kebutaan, hingga stroke.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Hemofilia A dan B merupakan jenis hemofilia yang paling umum terjadi karena kehilangan faktor pembekuan akibat mutasi genetik.
24 Feb 2022
Gejala anemia yang paling umum adalah pusing dan lemas. Namun, ada ciri-ciri kurang darah lainnya yang bisa terjadi. Apa saja?
7 Des 2021
Internis adalah dokter spesialis yang menangani penyakit dalam. Kunjungi internis saat mengalami keluhan pada bagian perut dan dada, atau yang berhubungan dengan organ dalam.
15 Mar 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved