Gejala anemia pada remaja adalah sangat lelah, sering pusing, sulit konsentrasi, dan kulit pucat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi hingga perdarahan.
29 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Sering pusing adalah salah satu gejala anemia pada remaja
Table of Content
Anak terlihat kelelahan dan mengeluh pusing? Anda sebaiknya perlu waspada karena itu bisa menjadi gejala anemia pada remaja.
Advertisement
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh terlalu rendah atau di bawah kisaran normal. Padahal sel darah merah berisi hemoglobin, yaitu protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Tanpa sel darah merah yang cukup, oksigen tidak akan sampai ke organ-organ tubuh dengan maksimal. Akibatnya, organ-organ tersebut tidak bisa bekerja dengan baik karena kekurangan oksigen.
Anemia dapat terjadi untuk sementara atau dalam jangka waktu lama. Tingkat keparahannya pun berkisar dari ringan hingga berat.
Anda dapat mengenali ciri-ciri anemia pada remaja dengan memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi seiring waktu.
Pada umumnya, berikut adalah sejumlah gejala anemia pada remaja.
Dalam kasus anemia berat, berikut adalah berbagai gejala yang bisa muncul.
Jika Anda melihat tanda dan gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain mengetahui gejala anemia pada remaja, Anda juga harus memahami penyebab kondisi ini.
Mulai dari kurangnya asupan zat besi hingga perdarahan, berikut adalah beberapa penyebab anemia pada remaja.
Anemia pada remaja dapat terjadi ketika mereka jarang mengonsumsi asupan yang mengandung zat besi. Kondisi ini disebut dengan anemia defisiensi besi.
Selain itu, kekurangan zat besi dapat terjadi akibat pertumbuhan yang cepat atau dimulainya siklus menstruasi pada remaja perempuan.
Anemia dapat disebabkan oleh penyakit kronis yang tidak memungkinkan tubuh untuk menghasilkan sel darah merah yang memadai, misalnya penyakit atau infeksi sumsum tulang. Kondisi ini disebut dengan anemia aplastik.
Penyebab anemia pada remaja lainnya adalah sistem kekebalan tubuh secara keliru menghancurkan terlalu banyak sel darah merah.
Kondisi yang juga disebut sebagai anemia hemolitik ini biasanya dialami remaja yang memiliki kelainan darah..
Perdarahan dapat menyebabkan anemia karena tubuh kehilangan terlalu banyak sel darah merah, misalnya akibat gangguan perdarahan.
Kondisi ini bisa dipicu cedera, menstruasi yang berlebihan, atau masalah kesehatan lainnya.
Itulah beberapa penyebab anemia pada remaja yang harus diwaspadai. Konsultasikan pada dokter jika anak memiliki salah satu faktor tersebut.
Bukan hanya menyebabkan organ tubuh tidak berfungsi dengan baik, anemia juga bisa menimbulkan berbagai masalah pada kinerja dan pertumbuhan kognitif remaja.
Berikut adalah beberapa kemungkinan dampak anemia pada remaja.
Sementara itu, anemia pada remaja putri juga dapat meningkatkan risiko kematian saat melahirkan, kelahiran prematur, hingga berat badan bayi cenderung rendah.
Baca Juga
Periksakan anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dokter dapat melakukan serangkaian tes untuk memastikan kondisi anak dan menentukan penanganan yang perlu dilakukan.
Jika benar mengalami anemia, berikut adalah cara mengobati anemia pada remaja yang bisa dilakukan.
Dokter perlu mengetahui penyebab anemia pada remaja secara spesifik.
Jika disebabkan kekurangan zat besi, dokter umumnya meresepkan obat atau suplemen zat besi yang harus dikonsumsi secara rutin.
Sementara itu, jika anemia dipicu kondisi medis lain, pengobatan yang dianjurkan akan tergantung pada kondisi yang mendasarinya.
Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk mencegah anemia.
Dorong anak untuk mengonsumsi makanan bergizi yang kaya zat besi.
Contoh sumber makanan kaya zat besi adalah daging merah, kuning telur, kentang, tomat, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Jika anak termasuk vegetarian, pastikan mereka mengonsumsi zat besi dari sayur-mayur dengan cukup.
Vitamin B12 juga mungkin diperlukan, terutama bila Anda merasa anak belum mendapatkan cukup zat besi dari menu makanan sehari-harinya.
Pada kasus anemia yang berat, dokter dapat menyarankan anak untuk mendapat transfusi darah. Hal ini dilakukan agar mereka tidak kekurangan sel darah merah.
Umumnya, anemia adalah kondisi yang mudah diobati. Dalam beberapa minggu, anak bisa segera pulih bila mendapatkan penanganan yang tepat.
Sementara itu, cara mencegah anemia pada remaja dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, zinc, vitamin A, dan vitamin C.
Jika perlu, mereka juga bisa mengonsumsi tablet penambah darah. Namun, pastikan mengonsumsinya sesuai anjuran dokter.
Selain itu, terapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari dan lakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gejala anemia pada remaja, lakukan chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gejala anemia pada ibu hamil bisa berupa cepat lelah, kulit pucat, hingga denyut jantung tak teratur. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa meningkatkan risiko komplikasi, seperti persalinan prematur.
Makan es batu yang banyak bisa menimbulkan kekurangan nutrisi pada tubuh. Pagophagia juga akan menyebabkan masalah gigi dan mulut.
Bayi beda golongan darah dengan ibu adalah kondisi yang berbahaya. Jika tidak ditangani, bayi di dalam kandungan bisa mengalami berbagai komplikasi berbahaya seperti jaundice dan pembesaran organ hati.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved