Anemia pada ibu hamil cukup sering terjadi. Beberapa gejala kondisi kurang darah ini meliputi sakit kepala, lemas, pucat, hingga lelah. Kondisi ini biasanya disebabkan kekurangan zat besi, asam folat, atau vitamin B12.
19 Mei 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Anemia pada ibu hamil bisa memicu gejala berupa pusing dan lelah
Table of Content
Anemia pada ibu hamil terjadi ketika darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh maupun janin. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi atau nutrisi lain untuk memproduksi sel darah merah yang cukup.
Advertisement
Sebagai akibatnya, kadar hemoglobin (protein penting dalam sel darah merah) Moms pun lebih rendah dari Hb normal ibu hamil. Kondisi ini bisa menimbulkan sejumlah gejala yang mengganggu bahkan berbahaya.
Anemia ringan pada ibu hamil mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. Tapi, kondisi ini juga bisa menjadi serius jika semakin parah atau tidak ditangani. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia jika memiliki hemoglobin <11 gr/dl pada trimester pertama atau ketiga dan <10,5 gr/dl pada trimester kedua
Berikut sederet gejala anemia pada ibu hamil yang harus Moms waspadai:
Apabila Moms mengalami gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan ibu hamil terkena masalah ini.
Baca Juga: Berapa Hb Normal Ibu Hamil? Ini Cara Ampuh Menjaganya Agar Tetap Stabil
Ada berbagai jenis anemia dan masing-masing jenis memiliki penyebab yang berbeda. Berikut penyebab anemia pada ibu hamil yang dapat terjadi:
Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin (Hb) dalam jumlah yang cukup. Kekurangan zat besi ini menjadi penyebab anemia pada ibu hamil yang paling umum.
Selama kehamilan, kebutuhan zat besi harian akan meningkat karena tubuh bekerja lebih keras untuk memberikan nutrisi penting bagi pertumbuhan janin. Jadi bila kebutuhan ini tidak tercukupi, anemia pun akan dialami oleh calon ibu.
Anemia defisiensi folat adalah jenis anemia yang terjadi karena tubuh kekurangan asupan folat. Folat merupakan vitamin yang secara alami ditemukan dalam sayuran berdaun hijau.
Tubuh membutuhkan folat untuk memproduksi sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang sehat. Oleh sebab itu, ibu hamil membutuhkan lebih banyak asupan folat.
Tapi, terkadang ibu hamil tidak mendapatkan asupan folat yang cukup. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak mampu membuat sel darah merah yang memadai untuk memasok oksigen ke jaringan tubuh dan calon bayi.
Tak hanya menyebabkan anemia, kekurangan folat juga bisa memicu cacat lahir tertentu, seperti kelainan tabung saraf (spina bifida) dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Tubuh juga membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Ketika Moms tidak mendapatkan cukup vitamin B12 atau kesulitan dalam memprosesnya, tubuh pun tak mampu menghasilkan sel darah merah dalam jumlah cukup.
Ibu hamil yang tidak mengonsumsi daging, telur, atau susu, memiliki risiko lebih besar untuk mengalami defisiensi vitamin B12. Kondisi ini bisa menyebabkan cacat lahir, seperti kelainan tabung saraf dan persalinan prematur.
Semua ibu hamil berisiko mengalami anemia. Namun, risiko Moms menjadi lebih tinggi jika memiliki beberapa kondisi berikut:
Selama kehamilan, ibu biasanya akan menjalani tes hitung darah lengkap (CBC) untuk memeriksa masalah anemia. Jika Moms menderita kondisi kurang darah ini, dokter akan menentukan penanganan yang sesuai.
Baca Juga: BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada Bayi, Kenali Ciri-Ciri dan Perawatannya
Ada beberapa cara yang berguna untuk mengatasi anemia saat hamil. Inilah langkah-langkahnya:
Salah satu cara mengatasi anemia pada ibu hamil adalah mengonsumsi asupan kaya akan zat besi dan asam folat. Adapun sumber makanan penambah darah untuk ibu hamil tersebut meliputi:
Sumber zat besi hewani adalah yang paling mudah diserap oleh tubuh. Sementara jika zat besi berasal dari sumber nabati, Moms bisa mengonsumsinya dengan makanan tinggi vitamin C, seperti tomat atau jeruk, untuk meningkatkan penyerapan mineral tersebut.
Vitamin prenatal umumnya mengandung sebagian besar mikronutrien yang Moms butuhkan selama kehamilan, termasuk zat besi dan asam folat.
Mengonsumsi vitamin prenatal sekali sehari adalah cara termudah untuk membantu melengkapi diet sehat agar tidak mengalami anemia. Vitamin ini bahkan dapat mulai dikonsumsi sekitar 2-3 bulan sebelum mencoba untuk hamil.
Sementara untuk mengobati kekurangan vitamin B12, dokter mungkin akan menyarankan Moms untuk minum suplemen vitamin ini.
Baca Juga: Pentingnya Vitamin Prenatal untuk Kehamilan yang Sehat
Jika Moms memiliki kadar zat besi yang rendah, dokter dapat merekomendasikan suplemen zat besi yang terpisah dengan vitamin prenatal harian.
Umumnya, ibu hamil membutuhkan 27 miligram zat besi setiap hari. Tapi, dosis suplemen ini dapat bervariasi. Jadi, sebaiknya konsultasikan pada dokter mengenai berapa banyak dosis yang dibutuhkan.
Hindari mengonsumsi obat antasida atau suplemen kalsium pada waktu yang bersamaan dengan suplemen zat besi, karena bisa mencegah tubuh menyerap zat besi dengan baik.
Selama proses pengobatan, Moms juga akan diminta untuk melakukan serangkaian tes darah dalam periode tertentu hingga dokter yakin bahwa kadar hemoglobin dan hematokrit dalam darah calon ibu sudah normal.
Anemia pada ibu hamil harus segera ditangani. Pasalnya, jika diabaikan, kondisi ini akan meningkatkan risiko kesehatan yang mengancam ibu maupun bayi.
Contoh dampak anemia pada ibu hamil yang mungkin terjadi meliputi persalinan prematur, berat badan lahir rendah, cacat lahir serius pada tulang belakang atau otak bayi, kehilangan banyak darah saat melahirkan, depresi pasca melahirkan, bayi menderita anemia, lambatnya perkembangan anak, hingga kematian sang ibu.
Sementara agar terhindar dari kondisi kurang darah tersebut, Moms juga bisa melakukan serangkai langkah untuk mencegahnya.
Guna mencegah anemia defisiensi besi selama kehamilan, pastikan Moms mendapat cukup asupan zat besi. Konsumsilah makanan bergizi seimbang dan tambahkan lebih banyak makanan yang kaya akan zat besi ke dalam menu makanmu.
Targetkan untuk mengonsumsi setidaknya 3 porsi makanan tinggi zat besi dalam sehari. Pilih juga makanan yang tinggi folat untuk membantu mencegah anemia defisiensi folat.
Selain itu, ikuti petunjuk dokter untuk mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung cukup zat besi dan folat, ataupun suplemen vitamin B12.
Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang anemia pada ibu hamil, Moms juga bisa berkonsultasi dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pada jenis makanan yang dilarang untuk ibu hamil, ada yang sama sekali tidak boleh dimakan dan ada yang cukup dibatasi. Ketahui lengkapnya dalam artikel ini.
Ada tiga fase persalinan yang mencakup pembukaan 1 sampai 10, hingga bayi akhirnya lahir. Umumnya, fase pertama adalah tahapan terpanjang. Kenali tanda atau ciri-cirinya!
Manfaat jalan kaki untuk ibu hamil tidak hanya membuat badan lebih bugar dan tidak gampang capek. Rutin jalan kaki juga dapat menjaga kesehatan kandungan Anda agar terhindar dari komplikasi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved