Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan. Mengetahui cara mengobati darah tinggi dan membuat tekanan darah stabil bisa membantu. Sebab, tekanan darah tinggi dapat memicu terjadinya serangan jantung, gagal jantung, stroke, masalah retina mata, hingga gagal ginjal.
2023-03-28 14:44:31
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Cara mengobati darah tinggi adalah dengan mengurangi konsumsi garam dan tetap aktif bergerak
Table of Content
Salah satu label yang melekat pada hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah silent killer. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun ada cara mengobati darah tinggi untuk menghindari dampak buruknya pada tubuh.
Advertisement
Apabila hipertensi dibiarkan, maka konsekuensinya bisa fatal. Mulai dari serangan jantung, gagal jantung, stroke, masalah retina mata, hingga gagal ginjal. Itu sebabnya memeriksa tekanan darah secara berkala sangat penting.
Baca Juga
Darah tinggi bisa saja benar-benar hilang dari tubuh seseorang apabila hipertensi terjadi karena bawaan penyakit lain seperti ginjal atau kelenjar anak ginjal.
Meski demikian, hipertensi pada 90 persen penderitanya tidak bisa disembuhkan.
Cara mengobati darah tinggi paling efektif adalah dengan mengubah gaya hidup secara drastis. Tinggalkan semua gaya hidup yang memicu tekanan darah tinggi.
Berikut ini beberapa cara mengobati darah tinggi:
Dalam sehari, pria dewasa sebaiknya mengonsumsi kurang dari 2 gram sodium atau setara satu sendok teh garam. Selain itu, penting untuk memeriksa kandungan nutrisi makanan yang dikonsumsi.
Cara berikutnya yang tak kalah penting adalah mengonsumsi makanan kaya nutrisi seperti buah dan sayuran. Selan itu, konsumsi ikan, kacang-kacangan, dan produk olahan susu yang rendah lemak.
Orang dewasa sebaiknya melakukan 150 menit aktivitas fisik berintensitas medium dalam sepekan. Selain itu, hindari duduk terlalu lama.
Berhenti merokok bisa mengurangi risiko serangan jantung secara drastis. Selain itu, penting juga untuk menghindari konsumsi alkohol.
Pandai mengelola stres salah satunya dengan berolahraga seperti yoga atau meditasi.
Beberapa cara di atas bisa membantu penderita hipertensi untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Dengan gaya hidup yang baik, tekanan darah juga akan terjaga dengan baik pula.
Sebagian besar penderita hipertensi tidak akan merasakan gejala yang signifikan. Itulah mengapa memeriksa tekanan darah secara berkala merupakan hal yang penting.
Risiko tekanan darah tinggi juga meningkat seiring dengan pertambahan usia. Ada banyak riset yang menemukan fakta bahwa pembuluh darah kehilangan elastisitasnya ketika seseorang menua.
Belum lagi risiko penyumbatan pembuluh darah yang rentan memicu serangan jantung dan stroke.
Pola makan seseorang juga sangat berpengaruh. Tubuh yang menua tidak lagi bisa memproses garam secara maksimal. Itu sebabnya, ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi, tidak ada celah untuk menyembuhkannya.
Hal yang bisa dilakukan adalah menjaga tekanan darah tetap stabil dengan melakukan cara mengobati darah tinggi yang telah disebutkan di atas.
Baik pria maupun wanita sama-sama berpeluang mengalami hipertensi. Namun, pria berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi dibandingkan dengan perempuan hingga sebelum usia 50 tahun.
Beberapa pemicunya terkait dengan gaya hidup. Stres pekerjaan, obesitas, jarang berolahraga, konsumsi alkohol berlebihan, hingga kelebihan asupan garam turut berperan dalam meningkatkan tekanan darah seseorang.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pria muda ternyata juga berpotensi mengalami tekanan darah tinggi. Untuk mengatasinya, penderita hipertensi diharuskan untuk mengubah gaya hidup yang lebih sehat.
Hipertensi adalah penyakit silent killer yang tidak memiliki gejala. Benarkah sakit kepala hipertensi memiliki hubungan dan merupakan salah satu gejalanya? Bila Anda mengalami sakit kepala karena darah tinggi, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.
Kolesterol tinggi saat hamil bisa terjadi dan naik hingga 25-50% pada trimester kedua dan ketiga. Ciri kolesterol tinggi pada ibu hamil biasanya tidak mudah untuk dideteksi karena normal terjadi saat kehamilan, seperti cepat mengantuk hingga kesemutan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved