Gaslighting adalah bentuk kekerasan emosional yang harus dihindari. Baik disengaja ataupun tidak, gaslighting merupakan manipulasi yang harus dihentikan dan dihindari.
2023-03-30 12:20:07
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gaslighting adalah kebiasaan buruk yang berbahaya bagi mental korbannya.
Table of Content
Gaslighting adalah bentuk kekerasan emosional yang seringkali terjadi dalam hubungan percintaan, pertemanan, bahkan di lingkup keluarga. Pelakunya akan memanipulasi para korban dengan membuat mereka mempertanyakan realitas, pikiran, ingatan, hingga seluruh kejadian yang terjadi di sekelilingnya.
Advertisement
Hati-hati, korban gaslighting bahkan bisa mempertanyakan kewarasan pikiran mereka, jika sudah "terkubur" dalam "alunan" gaslighting dari pelaku.
Istilah gaslighting adalah bentuk kekerasan emosional, yang namanya diambil dari sebuah film berjudul Gaslight. Dalam film itu, diceritakan seorang suami berusaha untuk membuat istrinya merasa “gila”, padahal sebenarnya tidak.
Baik disengaja ataupun tidak, gaslighting adalah bentuk manipulasi yang harus dihentikan dan dihindari. Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa Anda menjadi korban gaslighting:
Jika dibiarkan, gaslighting akan membawa dampak buruk pada kesehatan Anda. Segera cari bantuan pada teman, keluarga, atau psikolog.
Orang-orang yang suka melakukan gaslighting cenderung memiliki gangguan kepribadian narsistik. Gangguan mental ini membuat mereka merasa dirinya lebih penting dari orang lain. Mereka tidak akan tertarik dengan hal lain, kecuali hal itu ada hubungannya dengan mereka.
Bahayanya, orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik tidak mau mengerti akan perasaan orang lain. Mereka akan terus mencari perhatian, dan suka melakukan manipulasi demi mendapatkan yang diinginkan atau untuk menutupi kesalahannya.
Itulah sebabnya orang dengan gangguan kepribadian narsistik seringkali dikaitkan dengan gaslighting. Sebab, keduanya memiliki karakteristik yang selaras.
Ketahuilah beberapa ciri orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik di bawah ini.
Menghadapi orang dengan gangguan kepribadian narsistik memang sulit. Itulah sebabnya, Anda disarankan untuk tidak “mengalah”. Jika sudah kewalahan, mintalah bantuan dengan teman atau keluarga dalam menghadapinya.
Mungkin Anda akan bingung untuk mencari ciri-ciri orang yang gaslighting. Namun jangan panik, ada beberapa tanda pelaku gaslighting yang dapat terlihat dengan mudah.
Pelaku gaslighting sangat suka berbohong. Walaupun Anda telah menunjukkan bukti-bukti bahwa pernyataan mereka tidak benar, pelaku gaslighting akan tetap “setia” pada kebohongannya untuk menyerang Anda.
Para pelaku gaslighting akan berbicara hal buruk tentang Anda, kepada orang lain. Misalnya, mereka akan memberi tahu teman-temannya, bahwa Anda sedang memiliki gangguan mental. Bahayanya, orang-orang akan memercayai pelaku gaslighting.
Salah satu ciri pelaku gaslighting adalah suka mengalihkan pembicaraan. Ketika Anda bertanya mengenai yang mereka lakukan dan katakan, pelaku gaslighting cenderung akan mengalihkannya.
Dalam “menyembunyikan perilakunya, pelaku gaslighting akan merangkai kata-kata pada korban, sehingga korban akan memercayai kata-katanya.
Pelaku gaslighting cenderung tidak mau mengakui kesalahannya dan selalu menyangkal. Hal ini akan membuat korban merasa kebingungan dan frustrasi, hingga akhirnya gangguan mental lah yang akan muncul.
Waspadalah, situasi ini bisa membuat korban sulit untuk move on dan sembuh dari gaslighting itu sendiri.
Beberapa ciri-ciri pelaku gaslighting di atas harus diwaspadai. Jangan pasrah dan merelakan kesehatan mental Anda pada mereka. Sebab, jika dibiarkan, Anda akan terus menerus terjerumus dan sulit untuk sembuh dari “luka” akibat gaslighting.
Baca Juga
Jika Anda sudah menyadari adanya manipulasi dan perilaku gaslighting dari pasangan, teman, atau bahkan anggota keluarga, mintalah pertolongan. Psikolog bisa memberikan bantuan dalam menghilangkan rasa ragu dan ketakutan yang Anda rasakan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Desensitisasi sistematis adalah pendekatan terapi untuk orang yang mengalami phobia. Proses ini menggunakan kombinasi teknik relaksasi dan terapi paparan. Seperti apa prosesnya? Ini dia.
Stigma gangguan jiwa yang berkembang di masyarakat seringkali membuat penderitanya menerima perlakuan diskriminatif. Padahal, tidak semua stigma terkait gangguan mental tersebut benar adanya.
Empati adalah emosi yang berbeda dengan rasa iba dan simpati. Manfaat empati tidak hanya sekedar untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain, tetapi juga membantu mengatur emosi dan membentuk nilai-nilai moral.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved