Insomnia adalah salah satu jenis gangguan tidur pada lansia yang umum terjadi. Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya perubahan ritme sirkadian hingga masalah kurang gerak.
1 Des 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Perubahan ritme sirkadian menyebabkan gangguan tidur pada lansia
Table of Content
Gangguan pola tidur pada lansia adalah hal umum yang sering terjadi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan berdampak buruk bagi kesehatan.
Advertisement
Gangguan tidur pada lansia umumnya dibagi ke dalam beberapa jenis. Mengetahui penyebab dan jenisnya bisa membantu Anda menentukan pengobatan yang tepat.
Ada banyak jenis gangguan tidur yang bisa dialami seseorang. Berikut adalah jenis-jenis gangguan tidur yang umumnya lebih sering dialami lansia:
Insomnia adalah salah satu gangguan tidur pada lansia yang paling umum. Menurut penelitian, 10-30% orang dewasa mengalami insomnia. Bahkan, lansia umur 60-an akan lebih berisiko lagi mengalami gangguan tidur ini.
Menurut penelitian, kualitas tidur seseorang akan memburuk seiring bertambahnya usia. Penurunan kualitas tidur ini dikaitkan dengan fungsi kinerja tubuh yang semakin menurun. Akibatnya, tubuh tidak dapat memproses sinyal sirkadian dengan baik.
Itu sebabnya, Anda akan sering melihat orang tua pergi tidur dan bangun lebih awal.
Gangguan pola tidur berkaitan erat dengan ritme sirkadian. Ritme sirkadian adalah siklus internal yang mengatur berjalannya proses kerja dan fungsi penting dalam tubuh kita selama 24 jam. Salah satu hal yang diatur ritme sirkadian adalah siklus tidur.
Ritme sirkadian untuk tidur dipengaruhi oleh lingkungan, terutama cahaya. Adanya masalah pada ritme sirkadian akan berdampak pada kualitas tidur seseorang.
Lansia berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pola tidur ini karena mekanisme internal yang mengatur ritme sirkadian memburuk seiring bertambahnya usia.
Gangguan pola tidur pada lansia ini biasanya ditandai dengan mulai lelah antara pukul 7 dan 9 malam, dan secara alami akan bangun antara pukul 3 dan 5 pagi.
Namun, meskipun mereka tidur lebih larut dari biasanya, mereka akan tetap sering bangun lebih awal karena siklus tidurnya terganggu. Kondisi inilah yang bisa membuat penderitanya sering kali bangun di tengah malam. Anda juga mungkin mendapati lansia mengantuk terus dan sering tidur di siang hari.
Sleep apnea adalah salah satu gangguan tidur yang umum terjadi pada lansia. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang tua usia lanjut yang punya kondisi demensia, obesitas, konsumsi alkohol, dan perokok.
Sleep apnea terjadi karena adanya masalah pernapasan yang disebabkan oleh dinding tenggorokan menyempit. Akibatnya, saat tidur Anda mungkin akan mendengar suara dengkuran atau mendengkur yang berat.
Kondisi ini dapat menurunkan kualitas tidur di malam hari dan menghasilkan perasaan kantuk berlebih di siang hari. Bukan hanya merupakan gangguan tidur, sleep apnea dikaitkan dengan gejala medis lainnya, seperti seperti gagal jantung kongestif, infark miokard, dan stroke.
Siklus tidur normal terjadi salam tiga fase, yaitu fase terjaga (wakefulness), fase non-rapid eye movement (NREM), dan fase rapid eye movement (REM).
Gangguan tidur biasanya sering terjadi pada peralihan satu fase ke fase lainnya. Gangguan tidur pada fase REM diketahui umum terjadi pada pria lanjut usia.
Selain itu, masalah tidur ini juga sering dikaitkan dengan kondisi neurologis degeneratif, seperti penyakit Parkinson dan lewy body dementia.
Sindrom kaki gelisah atau restless legs syndrome (RLS) adalah salah satu gangguan tidur yang juga terjadi pada lansia. Restless legs syndrome menyebabkan gerakan tangan dan kaki yang tidak disengaja dan berulang selama tidur yang biasanya terjadi lebih dari 15 kali per jam tidur.
Sindrom kaki gelisah adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan keinginan luar biasa untuk menggerakkan kaki saat tubuh sedang beristirahat. Hal ini bisa mengganggu aktivitas tidur Anda dan membuat tidur kurang nyenyak.
Menurut penelitian, RLS berisiko lebih tinggi dua kali lipat terjadi pada seseorang seiring bertambahnya usia.
Penelitian telah menunjukkan tingkat prevalensi untuk kondisi ini hampir dua kali lipat seiring bertambahnya usia. Itu sebabnya, lansia termasuk kelompok umur yang kerap mengalami masalah ini.
BACA JUGA: 11 Perubahan Fisik pada Lansia dan Cara Mengantisipasinya
Ada beberapa hal yang menyebabkan lansia mengalami berbagai gangguan tidur di atas, mulai dari kondisi medis tertentu, stres, hingga efek samping obat.
Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik menjadi faktor penyebab utama lansia mengalami masalah tidur. Lansia yang kurang aktif disebut lebih berisiko mengalami gangguan tidur.
Selain karena kurang aktif, berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab gangguan tidur pada lansia:
Jika Anda memiliki kondisi seperti di atas dan menyebabkan kualitas tidur menurun, segera hubungi dokter.
Cara mengatasi insomnia atau gangguan tidur lainnya pada lansia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Artinya, Anda perlu mencari tahu penyebabnya terlebih dulu.
Jika mengalami masalah sulit tidur disebabkan oleh kondisi medis tertentu, mengonsumsi obat yang tepat dapat mengurangi gejalanya.
Bagi lansia yang mengalami masalah ritme sirkadian, berolahraga dan mendapatkan sinar matahari bisa membantu masalah tidur yang dialami.
Selain itu, kebiasaan baik seperti berikut ini juga mungkin bisa membantu mengatasi gangguan tidur pada lansia:
Memastikan kondisi kamar jadi salah satu cara untuk mengatasi susah tidur, termasuk bagi lansia. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan terkait kondisi kamar, antara lain:
Selain kamar, perhatikan pula kebiasaan lansia sebelum tidur. Beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu:
Makanan dan minuman yang dikonsumsi juga memengaruhi kualitas tidur. Oleh sebab itu, pastikan agar lansia:
Usia senja bukanlah penghalang bagi lansia untuk berolahraga. Beberapa opsi olahraga lansia yang bisa ia lakukan untuk mengatasi insomnia dan lainnya adalah:
Hindari menggunakan obat tidur untuk membantu Anda terlelap. Obat tidur dapat menyebabkan ketergantungan jika salah digunakan.
Jika harus menggunakan obat tidur atau obat lain untuk mengatasi gangguan tidur lainnya, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter.
BACA JUGA: Mengenal Berbagai Penyakit pada Lansia dan Tips Menjaga Kesehatan di Usia Senja
Seiring bertambahnya usia, organ-organ tubuh akan mengalami penurunan fungsi.
Kondisi ini lantas turut memengaruhi produksi hormon di dalam tubuh, salah satunya hormon melatonin. Padahal, hormon ini bertugas untuk mengatur siklus tidur seseorang.
Akibat terganggunya produksi hormon melatonin tersebut, siklus tidur pun jadi mengalami perubahan.
Dalam hal ini, jam tidur lansia akan lebih sedikit ketimbang kelompok usia di bawahnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lansia 61-64 tahun umumnya membutuhkan waktu tidur 7-9 jam pada malam hari. Sementara lansia 65 tahun ke atas, jam tidur maksimal biasanya 7-8 jam per hari.
Jika masih punya pertanyaan terkait hal ini, jangan ragu untuk menghubungi dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasi SehatQ di App Store dan Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab parkinson adalah kerusakan dan kematian sel saraf pada otak. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Dan adakah cara mencegahnya?
Ruam popok pada lansia kerap terjadi akibat beberapa faktor penyebab. Ketahui apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi ruam popok pada orang dewasa berikut ini.
Cara mengatasi insomnia alias kebiasaan tidur yang buruk tidak harus selalu menggunakan obat tidur saja. Cara-cara rumahan seperti membuat jadwal tidur yang teratur bisa Anda coba.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved