Ketika kita sedang stres atau cemas, muncul reaksi tubuh yang membuat tak nyaman atau istilahnya adalah gangguan psikosomatis. Psychosomatic adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi.
2023-03-16 08:27:52
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Gangguan psikosomatis akibat stres berupa mudah marah dan otot tegang
Table of Content
Psychosomatic adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang erat kaitannya dengan bagaimana pola pikir seseorang. Stres atau tidak? Pemikirannya negatif atau positif? Menyelami lebih jauh tentang gangguan psikosomatis akan membawa kita memahami bahwa ada reaksi tubuh di luar kendali manusia.
Advertisement
Psychosomatic adalah kondisi yang terjadi ketika ada pemicu dari pikiran dan sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang.
Jika biasanya gangguan kesehatan terjadi karena cedera atau infeksi, lain halnya dengan gangguan psikosomatis. Namanya saja psychosomatic, yang terdiri dari kata “psyche” (pikiran) dan “soma” (tubuh).
Bahkan, psychosomatic adalah gangguan yang dipicu stres emosi dapat berdampak pada rasa nyeri tertentu pada tubuh.
Gejala yang dirasakan setiap orang berbeda-beda, bergantung pada seberapa parah trauma dan stres yang dialami.
Berbeda dengan penyakit fisik lain yang jelas pemicu dan gejalanya, psychosomatic adalah gangguan kesehatan yang tidak bekerja dengan mekanisme seperti itu.
Untuk mengetahui apakah seseorang dalam kondisi stres atau tidak, ada beberapa gejala yang bisa diidentifikasi. Adapun gejala psychosomatic adalah sebagai berikut:
Ada banyak gejala stres lain dan reaksinya bisa berbeda antara satu orang dan lainnya.
Faktor yang berpengaruh, seperti usia, jenis kelamin, kondisi medis, dan banyak lagi. Jika stres telah berubah menjadi terlalu ekstrem, maka psychosomatis adalah kondisi gangguan yang bisa terjadi.
Sebenarnya stres pasti terjadi. Tidak ada orang yang hidupnya datar-datar saja. Justru ketika orang bisa mengenali emosi dan bisa validasi emosi yang dialaminya, itu adalah stres yang baik.
Sebaliknya, stres juga bisa menjadi pemicu gangguan psikosomatis apabila terjadi begitu ekstrem. Contohnya, mengalami rasa kehilangan yang begitu besar hingga depresi.
Psychocomatic adalah konsep yang abstrak dan tidak kasat mata. Jadi, memang bukan perkara mudah memahami bagaimana stres bisa memicu gangguan psikosomatik.
Namun sejak dulu, stres memang diyakini menjadi akar terciptanya segala jenis penyakit.
Analogi yang bisa memudahkan dalam memahami stres dan gangguan psychosomatic adalah pressure cooker, yakni alat masak tertutup yang menggunakan tekanan untuk mematangkan bahan tertentu.
Pressure cooker memiliki saluran tertentu untuk mengeluarkan uap dari dalamnya. Namun jika saluran itu tersumbat, maka tekanan justru bisa menekan bagian tutup panci dengan paksa.
Jika tekanan terus menerus terjadi, pressure cooker akan rusak di titik tertentu. Analogi ini sama seperti tubuh manusia ketika tidak lagi bisa menghadapi stres ekstrem.
Ada banyak kasus yang menunjukkan bagaimana gangguan psikosomatis berdampak pada kondisi fisik seseorang. Bagian tubuh yang terdampak juga tidak pasti, bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Beberapa kondisi fisik yang mungkin terdampak akibat gangguan psychosomatic adalah sebagai berikut:
Salah satu penyakit fisik akibat gangguan psychosomatic adalah kekebalan tubuh menurun. Ya, sudah pasti stres menyebabkan kekebalan tubuh menurun.
Mulai dari yang paling ringan, orang jadi lebih mudah jatuh sakit saat stres. Ketika mengalami stres, tubuh menghasilkan kortisol dan adrenalin yang memicu radang.
Lebih lanjut, gangguan psychosomatic adalah kondisi yang bisa memicu masalah pada fungsi organ tubuh. Mulai dari tekanan darah tinggi, gula darah melejit, gangguan pencernaan seperti sakit maag, dan banyak lagi.
Salah satu masalah pada kulit yang juga rentan menjadi lebih buruk akibat masalah mental termasuk gangguan psychosomatic adalah psoriasis, eksim, dan masalah kulit lainnya.
Terkadang, semakin parah gangguan psikosomatis yang dialami seseorang, akan semakin parah pula masalah kulit yang dialami.
Ada persepsi yang menyebutkan bahwa gangguan psychosomatic adalah kondisi yang terkesan dibuat-buat oleh penderitanya.
Contohnya, ketika seseorang mengaku tak bisa melihat meski matanya tidak mengalami cedera tertentu. Atau kasus lain saat jari seseorang menjadi kaku dan tidak bisa diluruskan kembali.
Terlebih, dokter kerap kali tidak menemukan masalah fisik atau penyakit pada penderita gangguan psikosomatis. Konsekuensinya, terbentuk miskonsepsi bahwa gangguan psychosomatic adalah “halusinasi”.
Stigma yang terbentuk dari sekitar ini sebenarnya jauh lebih berbahaya.
Penderita gangguan psikosomatis akan merasa tidak berhak untuk memeriksakan diri dan mendapat pengobatan. Padahal, itulah yang benar-benar diperlukan.
Meski tidak terlihat secara kasat mata, gangguan psychosomatic adalah kondisi yang harus segera diatasi.
Tidak perlu merasa malu atau segan untuk mencari pertolongan karena masalah kesehatan mental justru tidak kalah genting.
Hal pertama yang harus dilakukan penderita gangguan psychosomatic adalah memahami bahwa dirinya mengalami stres berat. Terima apa yang terjadi, bahwa stres adalah hal yang manusiawi.
Hindari pula pelarian ke arah negatif seperti alkohol dan obat-obatan terlarang. Anda bisa mencoba cara positif untuk mengatasi stres seperti:
Baca Juga
Setiap orang punya cara mereka sendiri untuk mengatasi stres.
Lepaskan segala ekspektasi yang rentan memicu rasa kecewa dan stres apabila tidak tercapai. Tak perlu memaksakan semua hal menjadi sempurna, gagal juga bagian dari perjalanan kehidupan.
Apabila gangguan psikosomatis terasa semakin parah, cari pertolongan medis dan bantu diri untuk berdamai dengan stres.
Psychosomatic adalah kondisi yang terjadi ketika ada pemicu dari pikiran dan sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang.
Jadi, bagaimana cara mengatasinya? Jawabannya ada pada diri masing-masing.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Welas asih artinya ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang lain dan tergerak untuk meringankan beban mereka.
Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain karena setiap manusia unik dan berbeda. Membandingkan diri Anda dengan orang lain juga hanya akan membuat stres.
Sakit kepala stres adalah kondisi yang terjadi akibat peningkatan produksi hormon kortisol oleh kelenjar adrenal. Cara mengatasinya dengan menerapkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, hingga yoga.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved